Dokita - Dokter Kita » Depresi http://dokita.co Portal Informasi dan Konsultasi Kesehatan Terbaik Mon, 11 Nov 2013 02:00:10 +0000 ic-en-GB hourly 1 Mengatasi Depresi http://dokita.co/blog/mengatasi-depresi/ http://dokita.co/blog/mengatasi-depresi/#comments Mon, 11 Nov 2013 02:00:10 +0000 http://dokita.co/?p=9147 (Image courtesy of Ambro / freedigitalphotos.net) Pernahkah rasa kosong dan tak berarti mendera perasaan Anda atau orang-orang yang pernah Anda kenal? R, 45 tahun, selama ini dikenal sebagai wanita karier yang ceria, humoris, dan percaya diri. Pernikahannya pun bahagia, dikaruniai tiga orang anak. Segalanya berubah ketika R divonis menderita kanker payudara stadium 3. R kini seringkali... Read more »

The post Mengatasi Depresi appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Mengatasi Depresi(Image courtesy of Ambro / freedigitalphotos.net)

Pernahkah rasa kosong dan tak berarti mendera perasaan Anda atau orang-orang yang pernah Anda kenal?

R, 45 tahun, selama ini dikenal sebagai wanita karier yang ceria, humoris, dan percaya diri. Pernikahannya pun bahagia, dikaruniai tiga orang anak. Segalanya berubah ketika R divonis menderita kanker payudara stadium 3. R kini seringkali murung walaupun orang-orang di sekitarnya mencoba segala cara untuk menghiburnya. Di tengah malam seringkali R menangis tiba-tiba, dan sulit untuk mengendalikan air matanya supaya tidak menetes lagi. Akibatnya, pekerjaan R mulai amburadul, begitupula kondisi kesehatannya semakin memburuk. Anak-anak R pun tidak berani banyak berinteraksi dengan R yang menjadi mudah marah dan emosional. Apa yang R alami bukan hal luar biasa. Banyak diantara kita yang pernah mengalami kondisi seperti R atau pernah menyaksikan sendiri orang terdekat kita yang berperilaku seperti R.

Kesedihan Jangka Panjang

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu penyakit yang membebani masyarakat global, setelah penyakit jantung dan pembuluh darah.

Depresi adalah gangguan mental umum yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan seseorang untuk menjalankan tanggung jawab sehari-hari. Pada kasus yang parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri.

Ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya depresi seperti faktor biologi, psikologi, hidup penuh stres dan bayang-bayang trauma:

  1. Biologis. Faktor genetik mempengaruhi risiko depresi pada seseorang. Seseorang akan lebih berisiko mengalami depresi jika ada riwayat anggota keluarga yang mengalami depresi. Faktor lain yang ikut berperan adalah kondisi kesehatan. Penelitian menunjukkan orang yang memiliki riwayat serangan jantung memiliki risiko 65 persen mengalami depresi. Faktor lain yang tak bisa dipungkiri adalah jenis kelamin. Perempuan memiliki potensi dua kali lebih besar untuk mengalami depresi. Perubahan hormon yang terjadi dalam siklus hidup perempuan seperti haid, hamil, melahirkan, dan menopause membuat perempuan lebih berisiko mengalami depresi daripada pria.
  2. Psikologis. Penelitian menunjukkan orang yang memiliki karakter pesimis lebih berpeluang besar mengalami depresi.
  3. Hidup yang stres. Orang yang depresi pada umumnya pernah melawati masa-masa sulit. Kehilangan keluarga yang meninggal, divonis menderita penyakit serius, bercerai, dan pengalaman lain yang menimbulkan trauma bisa memicu depresi.
  4. Obat-obatan. Pemakaian obat-obatan tertentu dan alkohol juga bisa menimbulkan gejala depresi.

Faktor Risiko

Dr. Andri, SpKJ, kepala Klinik Psikomatik Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai risiko yang sama untuk mengalami depresi. Risiko depresi semakin besar pada pasien yang mengalami gangguan medis terutama gangguan medis kronis seperti kanker, kencing manis, stroke dan gangguan reumatik.

Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti berikut:

  1. Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong.
  2. Perasaan putus asa dan pesimis.
  3. Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
  4. Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
  5. Penurunan energi dan mudah kelelahan.
  6. Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
  7. Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
  8. Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
  9. Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri.
  10. Gelisah dan mudah tersinggung.
  11. Terus menerus mengalami gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis.

Cara Mengatasi Depresi

  1. Istirahat cukup, olahraga, dan makan sehat.
  2. Ekspresikan emosi.
  3. Pilih kegiatan positif atau berteman dengan energi positif.
  4. Tinggalkan rutinitas.
  5. Lakukan meditasi atau yoga.
  6. Membaca buku.
  7. Minta bantuan dari professional

Sumber: Dokter dr Andri, SpKJ Kepala Klinik Psikomatik Rumah Sakti Omni Alam Sutera

The post Mengatasi Depresi appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/mengatasi-depresi/feed/ 0
Pengaruh Stres Terhadap Otak http://dokita.co/blog/pengaruh-stres-terhadap-otak/ http://dokita.co/blog/pengaruh-stres-terhadap-otak/#comments Wed, 21 Aug 2013 04:08:48 +0000 http://dokita.co/?p=7725 (Image courtesy of David Castillo Dominici / FreeDigitalPhotos.net) Stres merupakan sumber yang mengganggu tubuh dan pikiran Anda. Sayangnya stres ini merupakan bagian yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Stres berakar pada naluri dasar untuk bertahan hidup, yang kita kenal sebagai respon “lawan atau lari”, sehingga memicu zat kimia dalam otak dan tubuh yang dirancang untuk... Read more »

The post Pengaruh Stres Terhadap Otak appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Pengaruh Stres Terhadap Otak(Image courtesy of David Castillo Dominici / FreeDigitalPhotos.net)

Stres merupakan sumber yang mengganggu tubuh dan pikiran Anda. Sayangnya stres ini merupakan bagian yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Stres berakar pada naluri dasar untuk bertahan hidup, yang kita kenal sebagai respon “lawan atau lari”, sehingga memicu zat kimia dalam otak dan tubuh yang dirancang untuk membantu kita mengelola situasi yang mengancam.

Hampir semua orang tahu gejala fisik dari stres berat seperti: jantung berdetak cepat, telapak tangan berkeringat, perut terasa tidak enak. Kita mungkin juga mengalami stres tingkat rendah, yang berlangsung terus tanpa gejala-gejala tersebut. Namun, bahan kimia yang diproduksi tubuh ketika stres berat ataupun ringan adalah sama dan memberikan dampak negatif bagi tubuh di tingkat sel.

Stres jangka panjang, kecemasan dan depresi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dan penyakit Alzheimer. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres jangka panjang merangsang pertumbuhan protein yang dapat menyebabkan Alzheimer dan hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya memori.

Dampak stres pada kesehatan otak tampaknya juga dipengaruhi oleh perilaku atau kebiasaan yang juga dapat membahayakan otak. Salah satu manajemen stres yang sering orang lakukan, seperti: makan berlebihan, minum alkohol dan merokok, dapat meningkatkan risiko kerusakan otak dalam bentuk stroke.

Atasi Stres untuk Kesehatan Otak

Salah satu cara yang mungkin dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan otak adalah melakukan relaksasi 20 menit sehari. Menurut studi para peneliti di Benson-Henry Institute for Mind / Body Medicine di Massachusetts General Hospital, gen yang diaktifkan oleh stres mungkin dapat “dimatikan” dengan yoga, berdoa dan meditasi.

Para peneliti menunjukkan bahwa delapan minggu pelatihan relaksasi mengakibatkan perubahan pada tingkat sel yang melawan efek merusak dari stres. Penelitian ini dipublikasikan secara online dalam jurnal PLoS One.

Teknik relaksasi lainnya yang direkomendasikan oleh peneliti utama, Dr. Herbert Benson, antara lain:

  • Pernapasan
  • Tai chi
  • Qi gong
  • Doa berulang
  • Relaksasi otot progresif
  • Biofeedback
  • Guided Imagery

Perubahan gaya hidup juga memberikan efek ganda pada kesehatan otak. Teknik relaksasi dan gaya hidup sehat ini baik bagi otak dan dapat membantu mengurangi tingkat stres, antara lain:

  • Aktif secara fisik, setidaknya 30 menit sehari, lima hari seminggu.
  • Makan makanan yang sehat dan seimbang serta minum cukup air.
  • Batasi konsumsi alkohol.
  • Tidur yang cukup (6-8 jam per malam).

Jika teknik relaksasi dan perubahan gaya hidup tidak membantu mengurangi stres dalam hidup Anda, maka konsultasikan dengan profesional medis mengenai konseling atau penggunaan obat anti-kecemasan.

Sumber: health.howstuffworks.com

The post Pengaruh Stres Terhadap Otak appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/pengaruh-stres-terhadap-otak/feed/ 2
Faktor Risiko Irritable Bowel Syndrome http://dokita.co/blog/faktor-risiko-irritable-bowel-syndrome/ http://dokita.co/blog/faktor-risiko-irritable-bowel-syndrome/#comments Tue, 30 Jul 2013 03:21:53 +0000 http://dokita.co/?p=7148 Apa Saja Faktor Risiko Irritable Bowel Syndrome ? Sekitar 7 -10% orang di dunia menderita irritable bowel syndrome. Namun kebanyakan penderitanya tidak pergi ke dokter untuk mengobati gejala yang mereka alami. Irritable Bowel Syndrome cenderung lebih umum terjadi pada: Orang-orang pada usia 20-an. Wanita. Orang yang menderita gangguan panik atau kondisi psikologis lain. Orang yang... Read more »

The post Faktor Risiko Irritable Bowel Syndrome appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>

Apa Saja Faktor Risiko Irritable Bowel Syndrome ?

Sekitar 7 -10% orang di dunia menderita irritable bowel syndrome. Namun kebanyakan penderitanya tidak pergi ke dokter untuk mengobati gejala yang mereka alami.

Irritable Bowel Syndrome cenderung lebih umum terjadi pada:

  • Orang-orang pada usia 20-an.
  • Wanita.
  • Orang yang menderita gangguan panik atau kondisi psikologis lain.
  • Orang yang mempunyai anggota keluarga dengan irritable bowel syndrome.
  • Orang yang memiliki riwayat kekerasan fisik atau seksual atau trauma psikologis lainnya. Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara riwayat kekerasan dengan gangguan gastrointestinal.
  • Orang dengan kondisi medis lain seperti depresi, sakit kepala migrain, dan fibromyalgia (yang menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang meluas di otot dan jaringan lunak).

Sumber: WebMD

The post Faktor Risiko Irritable Bowel Syndrome appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/faktor-risiko-irritable-bowel-syndrome/feed/ 0
Pengobatan Alami Depresi http://dokita.co/blog/pengobatan-alami-depresi/ http://dokita.co/blog/pengobatan-alami-depresi/#comments Wed, 17 Jul 2013 07:50:57 +0000 http://dokita.co/?p=7050 Depresi dapat membuat Anda merasa seolah-olah tidak berdaya. Padahal dengan terapi dan kadang-kadang penggunaan obat-obatan, terdapat banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk melawan depresi. Pengobatan alami depresi seperti mengubah perilaku, aktivitas fisik, gaya hidup, dan bahkan cara berpikir Anda, dapat Anda lakukan untuk mengobati depresi. Apakah mulai sekarang Anda ingin belajar pengobatan alami depresi... Read more »

The post Pengobatan Alami Depresi appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Pengobatan Alami Depresi Depresi dapat membuat Anda merasa seolah-olah tidak berdaya. Padahal dengan terapi dan kadang-kadang penggunaan obat-obatan, terdapat banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk melawan depresi. Pengobatan alami depresi seperti mengubah perilaku, aktivitas fisik, gaya hidup, dan bahkan cara berpikir Anda, dapat Anda lakukan untuk mengobati depresi. Apakah mulai sekarang Anda ingin belajar pengobatan alami depresi yang dapat membantu Anda merasa lebih baik? Berikut ini adalah beberapa tips pengobatan alami depresi:

  1. Sibuk dalam rutinitas. Jika Anda mengalami depresi, maka Anda perlu rutinitas, kata Ian Cook, MD, seorang psikiater dan direktur Depression Research and Clinic Program di UCLA. Depresi dapat merusak struktur kehidupan Anda, dimana depresi pada satu hari mengganggu hari lainnya. Dengan mengatur jadwal harian ringan dapat membantu Anda kembali pada jalurnya.
  2. Tetapkan tujuan. Ketika Anda depresi, Anda mungkin merasa seperti tidak bisa mencapai apa-apa. Hal tersebut membuat Anda merasa lebih buruk mengenai diri sendiri. Untuk mengatasinya, coba tetapkan tujuan untuk diri sendiri setiap harinya. “Mulai dari yang sangat kecil,” kata Cook. “Buatlah tujuan yang dapat Anda capai, seperti mencuci piring setiap hari.” Ketika Anda mulai merasa lebih baik, Anda dapat menambah tujuan harian yang lebih menantang.
  3. Olahraga. Olahraga secara sementara meningkatkan bahan kimia yang disebut endorfin, yang membuat Anda merasa baik. Hal ini mungkin juga memiliki manfaat jangka panjang bagi penderita depresi. Cook mengatakan, aktivitas fisik yang teratur tampaknya mendorong otak ke arah yang positif. Berapa banyak olahraga yang dibutuhkan? Anda tidak perlu melakukan maraton untuk mendapatkan manfaatnya. Dengan berjalan beberapa kali seminggu sudah cukup membantu.
  4. Makan sehat. Tidak ada diet ajaib yang mengobati depresi, tetapi memperhatikan apa yang Anda makan adalah ide yang baik. Jika depresi cenderung membuat Anda makan berlebih, dengan mengendalikannya akan membantu Anda merasa lebih baik. Cook mengatakan, meskipun belum pasti, ada bukti bahwa makanan yang mengandung asam lemak omega-3, seperti: salmon dan tuna, dan asam folat, seperti bayam dan alpukat, dapat membantu meringankan depresi.
  5. Tidur yang cukup. Depresi dapat membuat Anda sulit mendapatkan tidur yang cukup. Hal ini bisa membuat depresi bertambah parah. Apa yang dapat Anda lakukan? Mulailah dengan membuat beberapa perubahan dalam gaya hidup Anda. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Cobalah untuk tidak tidur siang. Singkirkan semua gangguan dari kamar tidur Anda seperti tidak ada komputer dan tidak ada TV. Seiring waktu, pola tidur Anda akan membaik.
  6. Tetap memiliki tanggung jawab. Ketika depresi, Anda mungkin ingin menarik diri dari kehidupan dan melepas tanggung jawab di rumah dan di tempat kerja Anda. Namun hal tersebut jangan Anda lakukan. Dengan tetap terlibat dan memiliki tanggung jawab sehari-hari ini dapat membantu mengobati depresi. Kedua hal itu membuat Anda terikat dan memberikan rasa pencapaian/keberhasilan. Tidak apa-apa jika Anda belum bisa bekerja atau sekolah dengan waktu penuh. Cobalah dengan paruh waktu. Jika tampak terlalu berat, maka pertimbangkan pekerjaan sukarela.
  7. Melawan pikiran negatif. Pertarungan melawan depresi banyak yang bersifat mental, terutama mengubah cara berpikir Anda. Ketika Anda depresi, biasanya kita langsung menyimpulkan kemungkinan terburuk. Jadi lain kali ketika Anda merasa buruk mengenai diri Anda, gunakan logika sebagai pengobatan alami depresi. Misalnya: Anda mungkin merasa seperti tidak disukai orang lain, tapi adakah bukti nyatanya? Anda mungkin merasa seperti orang paling tidak berharga di dunia, tetapi apakah hal ini mungkin? Mengubah cara berpikir membutuhkan latihan, tapi seiring berlalunya waktu, Anda bisa melawan pikiran-pikiran negatif sebelum lepas kendali.
  8. Periksa dahulu dengan dokter Anda sebelum menggunakan suplemen. “Ada hasil yang menjanjikan dari penggunaan suplemen tertentu untuk depresi seperti minyak ikan, asam folat, dan SAMe,” kata Cook. Namun hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Jadi selalu periksa dengan dokter Anda sebelum mulai menggunakan suplemen apapun, terutama jika Anda sudah minum obat.
  9. Lakukan sesuatu yang baru. Ketika Anda depresi, Anda berada seperti dalam lubang. Dorong diri Anda melakukan sesuatu yang berbeda. Misalnya pergi ke museum, membaca buku yang pernah dibaca dan membacanya di bangku taman, menjadi relawan di dapur umum atau mengambil kelas bahasa. “Ketika kita menantang diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang berbeda, ada perubahan kimia dalam otak,” kata Cook. “Mencoba sesuatu yang baru mengubah kadar dopamin, yang berhubungan dengan rasa senang, nikmat, dan belajar.”
  10. Cobalah untuk bersenang-senang. Jika Anda depresi, maka luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda senangi. Bagaimana jika sepertinya tidak ada hal yang menyenangkan lagi? “Itu hanya gejala depresi,” kata Cook. Anda harus terus mencoba.

Walau terdengar aneh, Anda harus berusaha untuk bersenang-senang. Rencanakan hal-hal yang Anda senangi, walaupun jika hal ini terasa seperti sebuah tugas. Teruslah ke bioskop atau terus keluar dengan teman-teman Anda untuk makan malam. Ketika depresi, Anda dapat kehilangan kemampuan untuk menikmati hidup, kata Cook. Anda harus belajar kembali bagaimana menikmati hidup. Pada waktunya, hal-hal yang menyenangkan akan terasa menyenangkan lagi. Sumber: WebMD

The post Pengobatan Alami Depresi appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/pengobatan-alami-depresi/feed/ 0
Gejala Gangguan Kecemasan Sosial http://dokita.co/blog/gejala-gangguan-kecemasan-sosial/ http://dokita.co/blog/gejala-gangguan-kecemasan-sosial/#comments Wed, 03 Jul 2013 05:23:01 +0000 http://dokita.co/?p=6853 Gangguan kecemasan sosial menyebabkan ketakutan tidak rasional terhadap penilaian orang lain atau dipermalukan di depan umum. Gangguan ini dapat membuat Anda menghindari atau sangat membatasi pertemuan dengan orang-lain sehingga dapat menganggu kegiatan sehari-hari Anda. Anda mungkin mengalami gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, atau sesak di dada ketika menghadapi ketakutan sosial Anda.... Read more »

The post Gejala Gangguan Kecemasan Sosial appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>

Gangguan kecemasan sosial menyebabkan ketakutan tidak rasional terhadap penilaian orang lain atau dipermalukan di depan umum. Gangguan ini dapat membuat Anda menghindari atau sangat membatasi pertemuan dengan orang-lain sehingga dapat menganggu kegiatan sehari-hari Anda. Anda mungkin mengalami gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, atau sesak di dada ketika menghadapi ketakutan sosial Anda.

Ketika Anda menderita gangguan kecemasan sosial, maka situasi sosial umum sosial seperti makan di tempat umum, menulis di depan orang lain, menggunakan toilet umum, atau berbicara di depan orang lain, dapat menyebabkan ketakutan dan kecemasan luar biasa.

Anda mungkin lebih takut orang lain mengetahui kecemasan Anda daripada situasi sosial yang Anda takuti. Lingkaran setan dapat terjadi jika Anda menghindari atau mengkhawatirkan acara sosial, seperti berbicara di muka umum, karena takut orang lain menilai Anda sebagai orang yang lemah, gugup, atau bertindak bodoh, maka hal ini dapat menyebabkan kecemasan bertambah banyak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan Anda menghindari atau membatasi kontak dengan orang lain.

Gejala gangguan kecemasan sosial dapat berbeda pada orang dewasa dan anak-anak. Orang dewasa dan remaja yang menderita gangguan kecemasan sosial biasanya mengakui ketakutan mereka tersebut tidak masuk akal atau berlebihan. Namun hal itu belum tentu diketahui oleh anak-anak.

Gejala Gangguan Kecemasan Sosial Pada Orang Dewasa atau Remaja

  • Ketakutan yang terus-menerus dan tidak masuk akal terhadap situasi sosial yang melibatkan orang tidak dikenal atau dinilai oleh orang lain. Ketakutannya yaitu Anda akan malu atau dipermalukan akibat perkataan atau tindakan Anda.
  • Kecemasan berat atau serangan panik ketika berada di situasi yang ditakuti.
  • Menyadari bahwa ketakutan Anda berlebihan atau tidak masuk akal.
  • Menghindari situasi sosial yang Anda takuti atau bertahan dalam situasi tersebut namun dengan kecemasan tinggi.
  • Menghindari atau antisipasi situasi yang membuat takut secara berlebihan sehingga mengganggu kegiatan dan interaksi sehari-hari.
  • Khawatir mengenai kecemasan.

Gejala Kecemasan Pada Anak-Anak

  • Khawatir dipermalukan di depan teman-teman, tetapi biasanya tidak di depan orang dewasa atau remaja.
  • Mengekspresikan kecemasan dengan sering menangis, marah-marah, “membeku” dalam situasi sosial, atau “menghindari” orang-orang asing.
  • Menyangkal atau tidak menyadari bahwa ketakutan tersebut berlebihan atau tidak masuk akal.
  • Ketakutan terhadap penilaian situasi, seperti harus berbicara di depan kelas. Ketakutan ini tidak timbul dan hilang, namun berlangsung terus-menerus selama 6 bulan atau lebih.

Orang dengan gangguan kecemasan sosial sering kurang berprestasi di tempat kerja atau di sekolah untuk menghindari perhatian, promosi atau dipaksa untuk berpartisipasi dalam kelompok. Mereka cenderung memiliki sedikit sahabat dan memiliki kesulitan untuk kencan atau pacaran. Dalam kasus yang lama atau berat, banyak penderita mengembangkan kondisi psikologis lain (seperti depresi atau penyalahgunaan zat).

Gangguan kecemasan sosial adalah salah satu diantara beberapa jenis fobia yang banyak dialami orang, seperti agoraphobia atau fobia spesifik (ketakutan terhadap objek, seperti laba-laba, atau situasi yang menakutkan, seperti terjebak dalam lift).

Sumber: WebMD

The post Gejala Gangguan Kecemasan Sosial appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/gejala-gangguan-kecemasan-sosial/feed/ 0
Gangguan Kecemasan Sosial http://dokita.co/blog/gangguan-kecemasan-sosial/ http://dokita.co/blog/gangguan-kecemasan-sosial/#comments Tue, 02 Jul 2013 03:07:59 +0000 http://dokita.co/?p=6844 Apa Itu Gangguan Kecemasan Sosial? Orang dengan gangguan kecemasan sosial (atau fobia sosial) merasa sangat cemas mengenai perkataan atau tindakan mereka di depan orang lain, seperti: berbicara di depan umum dan situasi sosial sehari-hari. Gangguan kecemasan sosial ini lebih dari sekedar rasa malu atau gugup sebelum berbicara di depan umum. Ketakutan yang dirasakan dapat mulai... Read more »

The post Gangguan Kecemasan Sosial appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>

Apa Itu Gangguan Kecemasan Sosial?

Orang dengan gangguan kecemasan sosial (atau fobia sosial) merasa sangat cemas mengenai perkataan atau tindakan mereka di depan orang lain, seperti: berbicara di depan umum dan situasi sosial sehari-hari. Gangguan kecemasan sosial ini lebih dari sekedar rasa malu atau gugup sebelum berbicara di depan umum. Ketakutan yang dirasakan dapat mulai beberapa minggu atau bulan sebelum acara berlangsung dan dapat menyebabkan jantung berdetak cepat dan membuat penderita sulit untuk fokus.

Berberapa orang takut terhadap satu atau beberapa jenis situasi sosial. Namun bagi yang lain, banyak situasi menyebabkan stres. Masalah-masalah tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari Anda. Ketakutan atau stres yang besar dapat membuat Anda menghindari situasi publik, termasuk tidak masuk kerja dan sekolah.

Apa Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial?

Dokter belum mengetahui penyebab gangguan kecemasan sosial. Dokter mengira gangguan ini mungkin menurun dalam keluarga. Namun mereka tidak yakin apakah karena genetika atau respon terhadap situasi traumatis.

Apa Gejala Gangguan Kecemasan Sosial ?

Gangguan kecemasan sosial menyebabkan gejala emosional dan fisik, antara lain:

  • Membuat Anda gugup, sedih, atau mudah marah pada waktu sebelum atau selama acara sosial. Anda mungkin banyak khawatir atau takut sesuatu yang buruk akan terjadi.
  • Kecemasan dapat menyebabkan muka merona, berkeringat, dan gemetaran. Jantung Anda bisa berdetak lebih cepat dari biasanya, dan Anda mungkin sulit untuk fokus.

Bagaimana Mendiagnosis Gangguan Kecemasan Sosial ?

Untuk mendiagnosis gangguan ini, dokter akan memeriksa Anda dan bertanya mengenai gejala-gejala Anda. Dokter juga dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain untuk melihat kondisi emosional Anda. Hal ini disebut dengan penilaian kesehatan mental.

Dokter Anda mungkin juga melakukan tes darah atau urin untuk menyingkirkan kondisi kesehatan lain yang dapat menyebabkan gejala yang sama, seperti masalah tiroid.

Bagaimana Mengobati Gangguan Kecemasan Sosial ?

Pengobatan gangguan kecemasan sosial dilakukan dengan konseling dan kadang-kadang obat-obatan, seperti antidepresan. Perlu tidaknya penggunaan obat-obatan tergantung pada seberapa banyak gangguan kecemasan sosial mempengaruhi kehidupan sehari-hari Anda. Jika Anda sudah merasa cemas ketika dekat dengan orang lain, maka mungkin sulit bagi Anda untuk meminta bantuan. Tapi pengobatan gangguan kecemasan sosial ini banyak berhasil.

Beberapa penderita gangguan kecemasan sosial beralih ke alkohol atau obat-obatan untuk membantu mereka rileks. Namun hal ini dapat menyebabkan kecanduan. Penderita gangguan ini juga mungkin mengalami depresi. Karena itu sangat penting untuk mengobati kedua masalah tersebut.

Sumber: WebMD

The post Gangguan Kecemasan Sosial appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/gangguan-kecemasan-sosial/feed/ 0
Gangguan Kecemasan http://dokita.co/blog/ikhtisar-gangguan-kecemasan-dan-panik/ http://dokita.co/blog/ikhtisar-gangguan-kecemasan-dan-panik/#comments Mon, 01 Jul 2013 03:48:12 +0000 http://dokita.co/?p=6134 Terdapat banyak jenis gangguan kecemasan, antara lain: gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder), gangguan stres pasca-trauma, gangguan kecemasan sosial, fobia tertentu, dan gangguan kecemasan umum. Kecemasan adalah emosi yang dialami setiap orang pada waktu tertentu. Banyak orang merasa cemas, atau gugup ketika mereka menghadapi masalah di tempat kerja, sebelum menempuh ujian, atau membuat... Read more »

The post Gangguan Kecemasan appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>

Terdapat banyak jenis gangguan kecemasan, antara lain: gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder), gangguan stres pasca-trauma, gangguan kecemasan sosial, fobia tertentu, dan gangguan kecemasan umum.

Kecemasan adalah emosi yang dialami setiap orang pada waktu tertentu. Banyak orang merasa cemas, atau gugup ketika mereka menghadapi masalah di tempat kerja, sebelum menempuh ujian, atau membuat keputusan penting. Namun kecemasan tersebut berbeda dengan gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani hidup normal.

Gangguan kecemasan adalah penyakit jiwa yang serius karena penderitanya merasakan kekhawatiran dan ketakutan hebat dan terus menerus sehingga dapat melumpuhkan kegiatan normal mereka.

Apa Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan ?

Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, antara lain:

  • Gangguan panik: Orang dengan kondisi ini merasakan ancaman yang muncul tiba-tiba dan berulang-ulang. Gejala lain ialah: berkeringat, nyeri dada, palpitasi (denyut jantung tidak teratur), dan perasaan tersedak, yang dapat membuat seseorang merasa seperti mengalami serangan jantung atau berperilaku seperti orang tidak waras.
  • Gangguan obsesif-kompulsif (OCD): Orang dengan OCD terganggu oleh pikiran atau ketakutan terus menerus yang menyebabkan mereka melakukan ritual atau rutinitas tertentu. Pikiran yang mengganggu itu disebut obsesi, sedangkan ritual atau rutinitas yang dilakukan disebut kompulsi. Contohnya adalah orang yang memiliki rasa takut yang tidak logis terhadap kuman sehingga dia terus-menerus mencuci tangannya.
  • Gangguan stres pasca-trauma (PTSD): adalah suatu kondisi yang dapat muncul setelah peristiwa traumatis dan / atau menakutkan, seperti kekerasan seksual atau fisik, kematian tiba-tiba dari orang yang dicintai, atau bencana alam. Orang dengan PTSD sering mempunyai pemikiran dan ingatan yang menetap dari kejadian menakutkan tersebut dan emosionalnya cenderung tidak stabil.
  • Gangguan kecemasan sosial: disebut juga fobia sosial, yaitu rasa khawatir dan sadar diri yang luar biasa mengenai kondisi sosial sehari-hari. Kekhawatirannya sering berpusat pada rasa takut dinilai oleh orang lain, atau cara berperilaku yang menyebabkan rasa malu atau diejek orang lain.
  • Fobia tertentu: yaitu ketakutan hebat terhadap objek atau situasi tertentu, seperti takut ular, ketinggian, atau terbang. Hal ini dapat menyebabkan penderita untuk menghindari kegiatan umum sehari-hari.
  • Gangguan kecemasan umum: yaitu kekhawatiran dan ketegangan berlebih dan tidak realistis, walaupun tidak ada atau hanya sedikit yang memprovokasi kecemasan.

Apa Gejala-Gejala Gangguan Kecemasan ?

Gejalanya bervariasi dan tergantung dari jenis gangguan kecemasannya. Namun biasanya ada gejala-gejala umum berikut:

  • Perasaan panik, ketakutan, dan kegelisahan
  • Pikiran obsesif yang tidak terkendali
  • Berulang kali mengingat atau kilas balik pengalaman traumatis
  • Mimpi buruk
  • Perilaku ritual, seperti mencuci tangan berulang kali
  • Masalah dalam tidur
  • Tangan dan / atau kaki dingin atau berkeringat
  • Sesak napas
  • Palpitasi
  • Ketidakmampuan untuk diam dan tenang
  • Mulut kering
  • Baal atau kesemutan di tangan atau kaki
  • Mual
  • Otot tegang
  • Pusing

Apa Penyebab Gangguan Kecemasan?

Penyebab pasti gangguan kecemasan belum diketahui. Gangguan kecemasan, sama seperti bentuk penyakit jiwa lain, bukanlah akibat kepribadian yang lemah, cacat karakter, atau pendidikan yang buruk. Seiring penelitian dalam bidang penyakit jiwa, maka menjadi jelas bahwa banyak gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor, misalnya: perubahan dalam otak dan tekanan lingkungan.

Gangguan kecemasan dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres berat atau yang bertahan lama, dapat mengubah keseimbangan kimiawi dalam otak yang mengendalikan suasana emosi. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penderita gangguan kecemasan tertentu mengalami perubahan struktur otak yang mengendalikan ingatan atau fungsi emosi.

Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dapat turunkan dalam keluarga, yang berarti dapat diwariskan dari satu atau kedua orang tua, sama seperti rambut atau warna mata. Apalagi faktor lingkungan tertentu, seperti trauma atau peristiwa penting dapat memicu gangguan kecemasan pada orang yang rentan dan mewarisi gangguan kecemasan.

Seberapa Seringkah Gangguan Kecemasan Ditemukan?

Di Amerika, sekitar 19 juta orang dewasa mengalami gangguan kecemasan. Kebanyakan gangguan kecemasan dimulai pada masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa muda. Gangguan ini terjadi sedikit lebih sering pada wanita dibandingkan pria, dan terjadi dengan jumlah yang sama baik orang kulit putih, Afrika-Amerika, dan Hispanik.

Bagaimana Mendiagnosis Gangguan Kecemasan ?

Jika terdapat gejala gangguan kecemasan, maka dokter akan memulai evaluasi dengan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Meskipun tidak ada tes laboratorium khusus, namun dokter dapat melakukan berbagai tes untuk mencari penyakit fisik yang dapat menyebabkan gejala gangguan kecemasan.

Jika tidak ditemukan kelainan fisik, maka Anda mungkin akan dirujuk ke psikiater atau psikolog, yaitu pakar kesehatan jiwa yang terlatih khusus untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit jiwa. Psikiater dan psikolog menggunakan wawancara dan alat penilaian yang dirancang khusus untuk mengevaluasi gangguan kecemasan seseorang.

Diagnosa didasarkan pada laporan intensitas dan lamanya gejala pasien, termasuk permasalahan dalam aktivitas sehari-hari dan juga hasil observasi dokter terhadap sikap dan perilaku pasien. Dokter kemudian menentukan apakah gejala-gejala pasien dan tingkat disfungsinya sesuai dengan gangguan kecemasan tertentu.

Bagaimana Mengobati Gangguan Kecemasan ?

Telah banyak kemajuan dicapai dalam dua dekade terakhir untuk mengobati penderita penyakit jiwa. Meskipun pengobatan yang tepat tergantung pada jenis gangguannya. Sebagian besar kasus gangguan kecemasan dapat diatasi dengan salah satu atau kombinasi dari terapi berikut:

  • Obat-obatan: Obat digunakan untuk mengurangi gejala gangguan kecemasan, seperti obat anti-depresan dan pengurang kecemasan.
  • Psikoterapi: adalah sejenis konseling yang membahas respons emosional terhadap kelainan jiwa. Hal ini merupakan proses dimana pakar kesehatan jiwa terlatih membantu penderita dengan strategi wawancara untuk memahami dan menangani gangguan mereka.
  • Terapi perilaku kognitif: Penderita gangguan kecemasan sering berpartisipasi dalam jenis psikoterapi ini, dimana mereka belajar untuk mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang menimbulkan perasaan cemas.
  • Perubahan pola makan dan gaya hidup
  • Terapi relaksasi

Dapatkah Gangguan Kecemasan Dicegah?

Gangguan kecemasan tidak dapat dicegah. Namun ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan atau mengurangi gejala:

  • Berhenti atau mengurangi konsumsi produk yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, cola, minuman energi, dan cokelat.
  • Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum mengkonsumsi obat yang dijual bebas atau obat herbal. Banyak obat-obatan mengandung bahan kimia yang dapat meningkatkan gejala kecemasan.
  • Mencari konseling dan dukungan pakar bila Anda mengalami kejadian traumatis atau mengganggu.

Sumber: WebMD

The post Gangguan Kecemasan appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/ikhtisar-gangguan-kecemasan-dan-panik/feed/ 0
Bagaimana Mencegah Depresi? http://dokita.co/blog/mencegah-depresi/ http://dokita.co/blog/mencegah-depresi/#comments Fri, 01 Feb 2013 02:10:36 +0000 http://dokita.co/blog/?p=3728 Bagaimana Mencegah Depresi? Mencegah Depresi Hanya sedikit penelitian mengenai pencegahan serangan pertama depresi. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu mencegah serangan pertama depresi. Olahraga juga dapat membantu mencegah depresi datang kembali (kambuh) dan mungkin dapat mengobati gejala-gejala depresi ringan. Jika Anda khawatir Anda mengalami depresi, segera berbicara dengan dokter Anda. Skrining rutin untuk... Read more »

The post Bagaimana Mencegah Depresi? appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Bagaimana Mencegah Depresi?

Mencegah Depresi
Hanya sedikit penelitian mengenai pencegahan serangan pertama depresi. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu mencegah serangan pertama depresi. Olahraga juga dapat membantu mencegah depresi datang kembali (kambuh) dan mungkin dapat mengobati gejala-gejala depresi ringan.

Jika Anda khawatir Anda mengalami depresi, segera berbicara dengan dokter Anda. Skrining rutin untuk depresi membantu menemukan depresi lebih dini, dan pengobatan lebih dini dapat membantu Anda lebih cepat sembuh.

Anda mungkin dapat mencegah depresi dengan menghindari alkohol dan narkoba. Alkohol dan narkoba dapat memicu depresi, dan jika Anda sering menggunakannya, biasanya merupakan tanda bahwa Anda mengalami depresi.

Mencegah Depresi Datang Kembali
Anda mungkin dapat mencegah depresi datang kembali (kambuh) atau menjaga  agar gejala Anda tidak semakin memburuk jika Anda:

  • Minum obat sesuai yang telah diresepkan dokter. Depresi sering kembali jika Anda berhenti minum obat atau tidak minum obat sesuai anjuran dokter Anda.
  • Tetap melanjutkan pengobatan Anda setelah gejala membaik. Dengan minum obat selama minimal 6 bulan setelah Anda merasa lebih baik, dapat membantu menjaga Anda dari kambuhnya depresi. Jika ini bukan pertama kalinya Anda mengalami depresi, dokter Anda mungkin ingin agar Anda minum obat lebih lama lagi. Anda bisa mendapatkan manfaat dari pengobatan jangka panjang dengan antidepresan.
  • Tetap melanjutkan terapi kognitif-perilaku setelah gejala membaik. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang meneruskan jenis terapi ini memiliki kemungkinan lebih kecil mengalami depresi kembali.
  • Makan makanan dengan diet seimbang.
  • Lakukan olahraga secara teratur.
  • Segera dapatkan pengobatan jika Anda melihat bahwa gejala depresi datang kembali atau semakin parah.
  • Memiliki pola tidur yang sehat.
  • Hindari obat-obatan dan alkohol.

Sumber: WebMD

Artikel terkait:
Apa Itu Depresi?
Apakah Penyebab Depresi?

The post Bagaimana Mencegah Depresi? appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/mencegah-depresi/feed/ 3
Apakah Penyebab Depresi? http://dokita.co/blog/apakah-penyebab-depresi/ http://dokita.co/blog/apakah-penyebab-depresi/#comments Thu, 31 Jan 2013 01:23:09 +0000 http://dokita.co/blog/?p=3726 Apakah Penyebab Depresi? Penyebab Depresi Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang menyebabkan depresi klinis? Mungkin Anda didiagnosis depresi berat, dan hal itu membuat Anda bertanya mengapa ada beberapa orang mengalami depresi, sedangkan yang lainnya tidak. Depresi adalah penyakit yang sangat kompleks dan terjadi karena berbagai alasan. Beberapa orang mengalami depresi sewaktu terkena penyakit medis yang serius.... Read more »

The post Apakah Penyebab Depresi? appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Apakah Penyebab Depresi?

Penyebab Depresi

Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang menyebabkan depresi klinis? Mungkin Anda didiagnosis depresi berat, dan hal itu membuat Anda bertanya mengapa ada beberapa orang mengalami depresi, sedangkan yang lainnya tidak.

Depresi adalah penyakit yang sangat kompleks dan terjadi karena berbagai alasan. Beberapa orang mengalami depresi sewaktu terkena penyakit medis yang serius. Beberapa yang lain mungkin mengalami depresi karena adanya perubahan hidup seperti pindah tempat tinggal atau kematian orang yang dicintai. Ada juga yang memiliki riwayat keluarga depresi, sehingga mereka mungkin mengalami depresi dan merasakan kesedihan dan kesepian tanpa alasan yang jelas.

Apa Penyebab Utama Depresi?

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena depresi antara lain:

  • Kekerasan. Kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau emosional di masa lalu dapat menyebabkan depresi di kemudian hari.
  • Obat-obatan tertentu. Sebagai contoh, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti beta-blocker atau reserpin, dapat meningkatkan risiko depresi.
  • Konflik. Depresi dapat disebabkan dari konflik pribadi atau perselisihan dengan anggota keluarga atau teman-teman.
  • Kematian atau kehilangan. Kesedihan atau kedukaan karena kematian atau kehilangan orang yang dicintai, meskipun ini alami, juga dapat meningkatkan risiko depresi.
  • Genetik. Riwayat keluarga yang memiliki depresi dapat meningkatkan risiko depresi. Hal ini karena diperkirakan depresi diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Walaupun masih belum diketahui secara pasti bagaimana hal ini dapat terjadi.
  • Peristiwa Besar. Bahkan peristiwa baik seperti memulai pekerjaan baru, kelulusan, atau menikah dapat menyebabkan depresi. Begitu juga dengan perpindahan tempat, kehilangan pekerjaan atau pendapatan, bercerai, atau pensiun.
  • Masalah pribadi yang lain. Masalah-masalah seperti isolasi sosial akibat penyakit jiwa lain atau dikucilkan anggota keluarga atau masyarakat juga dapat menyebabkan depresi.
  • Penyakit Berat. Kadang-kadang depresi berdampingan dengan penyakit berat atau merupakan reaksi terhadap penyakit.
  • Penyalahgunaan zat. Hampir 30% dari orang-orang dengan masalah ini, juga memiliki depresi berat atau klinis.

Bagaimana Faktor Biologi Terkait dengan Depresi?

Para peneliti telah mencatat perbedaan dalam otak penderita depresi dibandingkan dengan yang tidak depresi. Misalnya hippocampus, yaitu bagian kecil dari otak yang berperan penting untuk menyimpan memori, tampaknya lebih kecil pada orang dengan riwayat depresi dibandingkan orang yang tidak pernah depresi.

Hippocampus yang lebih kecil memiliki reseptor serotonin lebih sedikit. Serotonin adalah zat kimia otak yang menenangkan, dikenal sebagai neurotransmitter yang memungkinkan komunikasi antara saraf di otak dengan tubuh. Diperkirakan juga bahwa norepinefrin neurotransmitter mungkin terlibat dalam depresi.

Para ilmuwan belum mengetahui mengapa hippocampus lebih kecil pada orang dengan depresi. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa hormon stres kortisol diproduksi secara berlebihan pada orang depresi. Peneliti tersebut percaya bahwa kortisol memiliki efek toksik atau beracun bagi hippocampus. Sedangkan beberapa ahli berteori bahwa penderita depresi lahir dengan hippocampus lebih kecil dan karena itu cenderung untuk menderita depresi.

Satu hal yang pasti, depresi adalah penyakit kompleks dengan banyak faktor. Pindai dan studi kimia otak terbaru dari efek penggunaan antidepresan, telah memberikan perluasan pemahaman mengenai proses biokimia yang terlibat dalam depresi. Seiring dengan peneliti lebih memahami penyebab depresi, maka profesional kesehatan akan dapat membuat diagnosis yang lebih baik dan pada akhirnya dapat meresepkan rencana pengobatan yang lebih efektif.

Bagaimana Genetik Terkait dengan Risiko Depresi?

Kita mengetahui bahwa depresi tampaknya berjalan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara genetik dengan depresi. Anak, saudara, dan orang tua dari penderita depresi berat, jauh lebih mungkin untuk menderita depresi dibandingkan yang tidak. Banyak gen berinteraksi satu sama lain dengan cara khusus, yang mungkin berkontribusi pada berbagai jenis depresi yang berjalan dalam keluarga. Walaupun begitu, meski semua bukti menunjukkan adanya hubungan antara riwayat keluarga dengan depresi, para ilmuwan masih belum mampu mengidentifikasi gen “depresi”.

Apakah Obat Tertentu Dapat Menyebabkan Depresi?

Pada orang tertentu, obat-obatan dapat menyebabkan depresi. Misalnya, obat-obatan seperti barbiturates, benzodiazepines, dan beta-blocker telah dikaitkan dengan depresi, terutama pada orang tua. Demikian juga obat-obatan seperti kortikosteroid, opioid (kodein, morfin), dan antikolinergik yang digunakan untuk meringankan kram perut, obat tersebut diketahui dapat menyebabkan mania, yaitu kondisi gembira sekali, yang berkaitan dengan gangguan bipolar.

Apakah Kaitan Antara Depresi dan Penyakit Kronis?

Pada beberapa orang, penyakit kronis dapat menyebabkan depresi. Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung dalam waktu yang lama dan biasanya tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Walau begitu, penyakit kronis sering dapat dikendalikan melalui diet, olahraga, kebiasaan gaya hidup, dan obat-obatan tertentu. Beberapa contoh penyakit kronis yang dapat menyebabkan depresi adalah diabetes, penyakit jantung, arthritis, penyakit ginjal, HIV / AIDS, lupus, dan multiple sclerosis (MS). Hipotiroid juga dapat menyebabkan perasaan depresi.

Para peneliti percaya bahwa dengan mengobati depresi, maka penyakit kronis yang menyertainya juga dapat membaik.

Apakah Depresi Terkait dengan Nyeri Kronis?

Ketika nyeri bertahan selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, maka nyeri tersebut disebut sebagai “kronis.” Nyeri kronis tidak hanya menyakitkan, tetapi juga mengganggu tidur Anda, kemampuan Anda untuk berolahraga dan beraktivitas, hubungan sosial Anda, dan produktivitas Anda di tempat kerja serta dapat membuat Anda merasa sedih, terisolasi, dan depresi.

Ada bantuan yang dapat diberikan untuk nyeri kronis dan depresi, misalnya program pengobatan multifaset, psikoterapi, pertemuan kelompok, dan sebagainya, yang dapat membantu Anda untuk mengelola rasa sakit, mengurangi depresi, dan membawa hidup Anda kembali ke jalurnya.

Apakah Depresi Sering Terjadi Dengan Kesedihan?

Kesedihan adalah reaksi umum ketika kehilangan. Kehilangan yang dapat menyebabkan kesedihan yaitu kematian atau berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, kematian atau kehilangan hewan peliharaan, atau perubahan lain dalam hidup, seperti perceraian, kesepian, atau pensiun. Siapapun dapat mengalami kesedihan dan kehilangan, namun tidak semua orang akan mengalami depresi. Hal ini karena setiap orang mengatasi kesedihan tersebut dengan cara masing-masing.

Sumber: WebMD

Artikel Terkait:
Apa Itu Depresi?
Bagaimana Mencegah Depresi?

The post Apakah Penyebab Depresi? appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/apakah-penyebab-depresi/feed/ 2
Apa Itu Depresi? http://dokita.co/blog/apa-itu-depresi/ http://dokita.co/blog/apa-itu-depresi/#comments Wed, 30 Jan 2013 01:05:11 +0000 http://dokita.co/blog/?p=3723 Apa Itu Depresi? Sebagian besar orang pernah merasa sedih atau tertekan pada suatu waktu. Depresi   merupakan reaksi normal terhadap peristiwa kehilangan, hambatan dalam kehidupan, atau harga diri yang terluka. Namun ketika perasaan sedih yang mendalam, tidak berdaya, putus asa dan tidak berharga itu berlangsung selama beberapa hari sampai berminggu-minggu dan menyebabkan Anda tidak bisa... Read more »

The post Apa Itu Depresi? appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Apa Itu Depresi?

Sebagian besar orang pernah merasa sedih atau tertekan pada suatu waktu. Depresi   merupakan reaksi normal terhadap peristiwa kehilangan, hambatan dalam kehidupan, atau harga diri yang terluka.

Namun ketika perasaan sedih yang mendalam, tidak berdaya, putus asa dan tidak berharga itu berlangsung selama beberapa hari sampai berminggu-minggu dan menyebabkan Anda tidak bisa beraktivitas normal serta membuat Anda tidak bisa beraktivitas normal, maka hal ini bisa menjadi depresi klinis. Kondisi medis ini tidak sama dengan depresi biasa, namun dapat diobati.

Bagaimana Saya Tahu Jika Saya Memiliki Depresi?
Menurut DSM-IV, yaitu panduan yang digunakan untuk mendiagnosa gangguan mental, depresi terjadi ketika Anda memiliki setidaknya lima dari gejala berikut ini, pada saat yang sama:

  • Hampir sepanjang hari merasa depresi, terutama di pagi hari,
  • Hampir setiap hari kelelahan atau hilang energi.
  • Hampir setiap hari merasa bersalah atau tidak berharga
  • Gangguan konsentrasi, keragu-raguan
  • Hampir setiap hari mengalami Insomnia (ketidakmampuan / sulit untuk tidur) atau hipersomnia (tidur berlebihan)
  • Hampir setiap hari merasa kehilangan minat atau kesenangan dalam kegiatan sehari-hari
  • Berulang kali memikirkan tentang kematian atau bunuh diri. Tidak takut akan kematian
  • Rasa gelisah
  • Penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan.

Salah satu tanda utama dari depresi adalah suasan hati / perasaan yang sedih atau kehilangan minat dalam kegiatan yang biasanya Anda sukai. Untuk mendiagnosis depresi, tanda-tanda tersebut harus ada di sepanjang hari atau hampir setiap hari selama setidaknya dua minggu. Selain itu, gejala depresi perlu menyebabkan perasaan tertekan yang mendalam atau gangguan klinis yang signifikan.

Namun perlu diperhatikan bahwa gangguan klinis tersebut bukan akibat efek langsung dari zat tertentu, misalnya pengobatan atau narkoba, serta bukan merupakan akibat dari kondisi medis, seperti hipotiroid. Terakhir, gejala yang terjadi dalam waktu dua bulan akibat kehilangan orang yang dicintai, tidak dianggap sebagai depresi klinis.

Gejala Depresi
Menurut Institut Nasional Kesehatan Jiwa Amerika Serikat, orang yang menderita depresi, tidak mengalami gejala yang sama. Jadi tingkat keparahan, frekuensi dan lamanya depresi akan bervariasi, tergantung pada individu dan penyebabnya. Berikut ini adalah gejala umum penderita depresi:

  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat detail, dan membuat keputusan
  • Kelelahan dan energi berkurang
  • Perasaan bersalah, tidak berharga, dan / atau tidak berguna
  • Perasaan putus asa dan / atau pesimis
  • Insomnia, terjaga sampai pagi, atau tidur berlebihan
  • Mudah tersinggung, gelisah
  • Kehilangan minat dalam kegiatan atau hobi yang dulu disenangi, termasuk seks
  • Kehilangan kesenangan dalam hidup
  • Terlalu banyak makan atau hilang nafsu makan
  • Nyeri atau sakit yang menetap, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan yang tidak berkurang bahkan dengan pengobatan
  • Perasaan sedih, cemas, atau “kosong” yang menetap
  • Berpikir bunuh diri atau mencoba bunuh diri

Diperkirakan pada tahun 2020, depresi berat akan menjadi peringkat kedua setelah penyakit jantung iskemik, dalam hal penyebab utama kecacatan di dunia. Orang dengan depresi kadang-kadang gagal menyadari (atau menerima) bahwa ada penyebab nyata untuk mood depresi mereka, sehingga seringnya, mereka mencari tanpa henti untuk faktor penyebab eksternal.

Menurut Institut Nasional Kesehatan Jiwa Amerika Serikat, terdapat sekitar 14,8 juta orang dewasa menderita depresi berat di Amerika Serikat. Risiko bunuh diri pada orang dengan jenis depresi berat merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kondisi kejiwaan yang lain. Bunuh diri adalah penyebab kematian ketiga, pada orang di antara usia 10 dan 24 tahun. Sayangnya, kebanyakan orang dengan depresi klinis tidak pernah mencari pengobatan. Karena tidak terdiagnosis dan tidak diobati, maka depresi dapat memburuk, berlangsung selama bertahun-tahun dan menyebabkan penderitaan yang mendalam, dan mungkin bunuh diri.

Apakah tanda-tanda resiko Bunuh Diri?
Depresi membawa resiko bunuh diri yang tinggi. Siapa saja yang mengungkapkan pikiran untuk bunuh diri atau berniat bunuh diri, harus ditanggapi dengan sangat serius. Segera hubungi dokter  atau profesional di bidang kesehatan mental.

Peringatan tanda-tanda bunuh diri antara lain:

  • Berpikir atau berbicara tentang kematian atau bunuh diri
  • Berpikir atau berbicara menyakiti diri sendiri atau mencelakai orang lain
  • Perilaku agresif atau impulsif

Usaha bunuh diri yang pernah dilakukan sebelumnya, akan meningkatkan tingkat risiko untuk melakukan bunuh diri di masa depan. Setiap orang yang pernah mengucapkan bunuh diri atau kekerasan, harus ditanggapi dengan serius. Jika Anda berniat atau memiliki rencana untuk bunuh diri, segera pergi ke ruang gawat darurat untuk evaluasi pertama dan perawatan.

Apakah Jenis-Jenis Depresi itu?
Ada beberapa jenis depresi, antara lain:

  • Depresi Berat
  • Depresi Kronis (dysthymia)
  • Depresi Bipolar
  • Depresi Musiman (seasonal affective disorder / SAD, yaitu gangguan afektif musiman)
  • Depresi Psikotik
  • Depresi Postpartum
  • Substance-induced mood disorder (SIMD) yaitu gangguan mood hasil penggunaan zat tertentu.

Apakah Ada Depresi Jenis Lain?
Depresi jenis lain yang dapat terjadi antara lain:

  • Depresi Ganda, yaitu kondisi yang terjadi ketika seseorang dengan depresi kronis (dysthymia) mengalami depresi berat
  • Depresi Sekunder, yaitu depresi yang muncul setelah perkembangan kondisi medis tertentu, seperti hipotiroid, stroke, penyakit Parkinson, atau AIDS, atau setelah masalah kejiwaan, misalnya skizofrenia, gangguan panik, atau bulimia.
  • Pengobatan Depresi Kronis yang resisten, yaitu kondisi yang berlangsung lebih dari setahun , serta sangat sulit diobati dengan antidepresan dan psikoterapi. Untuk kasus ini, terapi electroconvulsive (ECT) biasanya merupakan pilihan pengobatan yang digunakan.
  • Depresi Tersembunyi, yaitu depresi yang bersembunyi di balik keluhan fisik dan tidak dapat ditemukan penyebab organiknya

Penyakit Apa yang Muncul dengan Depresi?
Depresi sering muncul pada penyakit lain seperti: kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik, fobia, dan gangguan makan. Jika Anda atau orang yang Anda cintai memiliki gejala depresi dan / atau penyakit jiwa lain, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Anda. Banyak perawatan tersedia untuk mengatasi depresi dan penyakit jiwa lainnya.

Apakah Depresi dapat Memiliki Gejala Fisik?
Zat kimia tertentu di otak atau neurotransmitter (khususnya serotonin dan norepinefrin) mempengaruhi mood dan rasa sakit, maka dari itu, umumnya orang yang mengalami depresi memiliki gejala fisik. Gejala-gejala ini mungkin termasuk nyeri sendi, sakit punggung, masalah pencernaan, gangguan tidur, dan perubahan nafsu makan. Gejala tersebut juga bisa disertai dengan ucapan dan gerakan yang melambat. Banyak orang pergi dari satu dokter ke dokter lain untuk mencari pengobatan gejala fisik tersebut, padahal gejala tersebut merupakan tanda depresi klinis.

Dimana Saya Dapat Memperoleh Bantuan untuk Depresi?
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala depresi, maka carilah perawatan dari penyedia layanan kesehatan di tempat Anda. Dia akan mengevaluasi gejala Anda dan akan memberikan pengobatan atau merujuk Anda ke ahli kesehatan jiwa.

Sumber: WebMD

Artikel Terkait:
Apakah Penyebab Depresi?
Bagaimana Mencegah Depresi?

The post Apa Itu Depresi? appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/apa-itu-depresi/feed/ 2