Dokita - Dokter Kita » Gangguan Irama Circadian http://dokita.co Portal Informasi dan Konsultasi Kesehatan Terbaik Fri, 25 Oct 2013 09:10:24 +0000 ic-en-GB hourly 1 Dampak Begadang Bagi Kesehatan (Part 2) http://dokita.co/blog/dampak-begadang-bagi-kesehatan-part-2/ http://dokita.co/blog/dampak-begadang-bagi-kesehatan-part-2/#comments Fri, 25 Oct 2013 04:12:31 +0000 aaminoto http://dokita.co/?p=8882 (Image courtesy of photostock / freedigitalphotos.net) Artikel bagian kedua dari Dampak Begadang Bagi Kesehatan kemarin. Artikel bagian kedua ini lebih membahas mengenai dampak begadang terhadap kesehatan dan pengaturan jam tubuh sebagai terapi. Sedangkan artikel bagian satu, dapat Anda baca disini. Begadang dan Kesehatan Dampak begadang tersebut sangatlah luas bagi kesehatan. Melanjutkan proses dampak gangguan pada jam... Read more »

The post Dampak Begadang Bagi Kesehatan (Part 2) appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Dampak Bergadang Bagi Kesehatan Part 2(Image courtesy of photostock / freedigitalphotos.net)

Artikel bagian kedua dari Dampak Begadang Bagi Kesehatan kemarin. Artikel bagian kedua ini lebih membahas mengenai dampak begadang terhadap kesehatan dan pengaturan jam tubuh sebagai terapi. Sedangkan artikel bagian satu, dapat Anda baca disini.

Begadang dan Kesehatan

Dampak begadang tersebut sangatlah luas bagi kesehatan. Melanjutkan proses dampak gangguan pada jam tubuh, kegagalan pengaturan zat-zat terkait serta adanya siklus kerja tubuh yang “terjadwal” menjadikan dampaknya akan sangat luas bagi tubuh. Melatonin, sebuah hormon yang dihasilkan di otak, dihasilkan di saat waktu gelap, terlepas dari apakah aktivitas dominan berada di siang atau malam hari, berfungsi sangat penting dalam menjadwal kerja organ-organ tubuh. Contoh fungsi lainnya adalah sebagai zat anti-kanker dan menghambat pelepasan insulin. Efek mencegah peradangan dari hormon steroid, juga selaku pengendali stress, daya tahan tubuh, dan perubahan abnormal tubuh lainnya, turut serta diketahui memiliki pengaruh dari jam tubuh. Steroid akan berada pada kadar tertinggi di awal pagi hari dan terendah pada tengah malam. Steroid tersebut juga menjadi komponen hormon-hormon reproduksi, termasuk berpengaruh pada siklus menstruasi. Kegagalan pengaturan kadar steroid secara ritmik tersebut bisa berimbas pada obesitas, peningkatan kadar lemak, hingga gangguan jantung.

Secara spesifik pada jantung, pengaruh jam tubuh bagi jantung terletak pada pengaturan ritme aktivitas pembuluh darah, jantung, dan efek obat-obatan. Sudah menjadi hal yang umum jika tekanan darah akan berkurang di malam hari dan meningkat di siang hari oleh karena aktivitas. Namun, rupanya efek tersebut terlihat sekalipun tanpa aktivitas melalui sejumlah penelitian pada binatang. Telah terbukti pula ada beberapa golongan obat, seperti tiazid dan angiotensin receptor blocker yang mampu menurunkan dan menstabilkan tekanan darah lebih baik di malam hari. Penelitian lain menunjukkan hasil dari pengobatan tersebut turut mengurangi angka mortalitas lebih baik daripada pengobatan di siang hari. Mereka yang bekerja tanpa mengindahkan ritme alami tubuh tidak mengalami penurunan tekanan darah sepanjang harinya.
Efek jam tubuh tersebut dijumpai pula pada organ pencernaan sehubungan dengan gerakan usus dan produksi asam lambung meski belum jelas bagaimana perubahannya pada siang dan malam. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa kerja saluran cerna yang paling rentan terhadap pengaturan jam tubuh tersebut adalah usus besar. Penyerapan zat makanan dan obat-obatan juga diatur sangat tergantung dari perangsangan cahaya sebagai rangsangan jam tubuh.

Pada beberapa kasus psikiatri, peranan jam tubuh tersebut menjadi penting oleh karena berhubungan dengan perbedaan mood seseorang yang cukup mencolok seiring perubahan waktu dalam satu hari. Cahaya biru monokromatik sebagai pencetus perpanjangan jam tubuh, secara normal, mampu memperbaiki mood dan kesadaran seseorang. Oleh karenanya, tidak jarang orang tua mengalami gangguan mood dan rasa mengantuk sedikit lebih sering dibandingkan dewasa muda sehubungan dengan sensitivitas terhadap cahaya biru monokromatik tersebut berkurang.

Pada pasien bipolar, perubahan emosi bergantian antara senang atau sedih berlebih, akan ada saatnya melatonin menjadi sangat tinggi dan ada pula saat kortisol menjadi sangat tinggi. Depresi serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pun dapat diobati dengan mengatur pencahayaan yang diterimanya dari lingkungan. Pengobatan terhadap gangguan-gangguan tersebut turut serta mengembalikan fungsi jam tubuh dalam ritme normalnya. Seiring dengan hubungannya dengan penyakit-penyakit saraf, masalah pada Alzheimer dan Parkinson.

Pengaturan Jam Tubuh Sebagai Terapi

Melihat potensi pengaturan cahaya sebagai bagian penting pengendalian jam tubuh tersebut, kita dapat memanfaatkannya sebagai bagian dari terapi kasus-kasus tersebut. Memang belum banyak penelitian yang merinci bagaimana cara menggunakannya. Menurut pemahaman penulis, Anda dengan aktivitas di malam hari dapat tetap menjaga kesehatan dan meminimalisir risiko gangguan berbagai organ Anda dengan membalik jam kerja tubuh Anda secara teratur. Maksudnya, Anda boleh saja bekerja di malam hari, tetapi Anda harus cukup istirahat, tidur jika memungkinkan, di pagi harinya. Tidur di pagi hari ini pun perlu Anda lakukan di ruangan yang cukup nyaman tanpa penerangan. Tujuannya adalah menciptakan suasana seperti di malam hari bagi tubuh Anda dan merangsang pelepasan melatonin untuk kembali menstabilkan berbagai aktivitas di dalam tubuh Anda.

Dengan luasnya potensi dan makin berkembangnya penelitian dalam hal tersebut, Anda boleh mencoba saran tersebut, tetapi tidak melupakan banyak cara mempraktekkan pola hidup sehat lainnya. Penting untuk mempertimbangkan bahwa uji coba demikian baru mencapai tahapan uji pada binatang, sedikit pada manusia, dan belum ada penelitian mendalam bagaimana mengaplikasikan secara tepat pengaturan jam tubuh. Diet dan olahraga tetap memegang peranan dalam menjaga kesehatan. Penggunaan cahaya dalam menyesuaikan jam tubuh hanya menjadi salah satu dari sekian macam cara untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit yang ada kini.

Sumber:

  1. Munch M, Bromundt V. Light and chronobiology: implications for health and disease. 2012.
  2. Richards J. Gumz ML. Advances in understanding the peripheral circadian clocks. 2012.
  3. Salvatore P, et al. Biological rhythms and mood disorders. 2012.
  4. Kondratova AA, Kondratov RV. Circadian clock and pathology of the ageing brain. 2013.
  5. Balakrishnan A, et al. Circadian clock genes and implications for intestinal nutrient uptake. 2012.

Teks: Naldo Sofian

The post Dampak Begadang Bagi Kesehatan (Part 2) appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/dampak-begadang-bagi-kesehatan-part-2/feed/ 0
Dampak Begadang Bagi Kesehatan (Part 1) http://dokita.co/blog/dampak-begadang-bagi-kesehatan-part-1/ http://dokita.co/blog/dampak-begadang-bagi-kesehatan-part-1/#comments Thu, 24 Oct 2013 04:42:00 +0000 aaminoto http://dokita.co/?p=8879 (Image courtesy of David Castillo Dominici / freedigitalphotos.net) Artikel Dampak Begadang Bagi Kesehatan ini terdiri dari 2 bagian. Bagian keduanya dapat dibaca disini. Kesibukan mengakibatkan kita mengorbankan jam waktu istirahat malam hari, dan berbagai konsekuensi harus kita tanggung dari pilihan hidup begadang. Hidup Normal, Hidup Sehat Ada dampak dari berbagai profesi yang menuntut seseorang untuk bekerja... Read more »

The post Dampak Begadang Bagi Kesehatan (Part 1) appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
Dampak Bergadang Bagi Kesehatan Part 1(Image courtesy of David Castillo Dominici / freedigitalphotos.net)

Artikel Dampak Begadang Bagi Kesehatan ini terdiri dari 2 bagian. Bagian keduanya dapat dibaca disini.

Kesibukan mengakibatkan kita mengorbankan jam waktu istirahat malam hari, dan berbagai konsekuensi harus kita tanggung dari pilihan hidup begadang.

Hidup Normal, Hidup Sehat

Ada dampak dari berbagai profesi yang menuntut seseorang untuk bekerja di saat orang lain beristirahat malam, seperti dokter jaga unit gawat darurat, para pekerja perbaikan jalan, dan juga bintang sinetron kejar tayang. Melakukan aktivitas di waktu demikian tidak lain adalah melawan ritme kerja tubuh pada umumnya. Konsekuensi dapat menjadi beragam, tetapi ada beberapa cara meminimalisir dampak tersebut.

Tubuh memiliki sebuah “jam tubuh” (lebih dikenal dengan sebutan irama sirkadian) yang menentukan jadwal berbagai aktivitas di dalam tubuh layaknya sebuah pabrik yang bekerja dengan beragam pekerja dengan masing-masing “jabatannya”. Cahaya dari luar menjadi rangsangan utama bagi jam tubuh. Cahaya mana pun dapat berpengaruh, tetapi penelitian menunjukkan bahwa cahaya biru monokromatik menjadi stimulus terkuat dalam memperpanjang aktivitas jam tubuh tersebut. Tentunya melalui mata kita, rangsangan tersebut diteruskan ke pusat penglihatan, tetapi turut serta mencapai bagian pusat dari otak tersebut, yaitu hipotalamus. Jam tubuh itu sendiri ada yang terletak di pusat (otak) dan ada pula yang terletak pada organ-organ tertentu dan diyakini memiliki mekanisme pengaturan sendiri. Kerja jam tubuh tersebut dapat dilihat dari jumlah melatonin dan kortisol.

Oleh karena proses tersebut merupakan proses alami yang berlangsung secara normal, gangguan padanya tentu akan mengacaukan proses-proses tersebut. Secara molekuler, dampak gangguan tersebut akan timbul pada pengaturan secara genetik berbagai molekul pengatur jam tubuh tersebut. Sejumlah zat bersifat merangsang pembentukan berbagai protein yang mengaktifkan sel-sel tertentu, sedangkan zat lainnya bersifat menghentikan pembentukan protein tersebut di kala protein dari sel tertentu berada dalam jumlah yang terlampau banyak.

Ada beberapa kasus sederhana gangguan “jam tubuh”. Saat Anda melakukan penerbangan jauh ke luar negri melintasi beberapa zona waktu, Anda termasuk rentan mengalami masalah tersebut (sering dikatakan sebagai jet lag). Ketika Anda berada di daerah yang baru, jam tubuh Anda tersebut masih berada pada daerah asal Anda. Dampak yang paling terasa adalah waktu tidur yang tidak tepat: sulit tidur ketika daerah baru Anda sudah menunjukkan malam hari dan mengantuk ketika berada di siang hari. Setidaknya dibutuhkan waktu penyesuaian jam tubuh sesuai berapa zona waktu yang telah Anda lewati. Lain halnya jika bekerja di malam hari. Badan yang seharusnya mulai diistirahatkan, terus-menerus dipaksa bekerja dan tidak jarang bekerja dalam penerangan yang cukup intensif hingga mengakibatkan hilangnya rasa kantuk. Namun, kelelahan berlebihan terjadi ketika sudah sampai di pagi hari. Kunci penyesuaian tersebut ada pada cahaya sebagai rangsangan utama jam tubuh tersebut. Di sinilah peranan jam tubuh sebagai pengatur waktu tidur dan memang diperlukan.

Peranan melatonin bahkan diketahui lebih potensial dalam mengendalikan radikal bebas tersebut daripada antioksidan dari luar, seperti vitamin C dan vitamin E. Radikal bebas dapat dikendalikan kadarnya melalui sejumlah periode tertentu agar terbuang atau terpakai dalam waktu yang tepat. Pengaruh lain dari jam tubuh tersebut juga menentukan pembentukan dan menjaga memori. Temuan tersebut terlepas dari pengaruh fungsi dari tidur yang memang juga memiliki kemampuan yang sama. Terdapat pula dugaan bahwa zat-zat pengatur jam tubuh tersebut turut serta berpengaruh pada pembentukan saraf.

Sumber:

  1. Munch M, Bromundt V. Light and chronobiology: implications for health and disease. 2012.
  2. Richards J. Gumz ML. Advances in understanding the peripheral circadian clocks. 2012.
  3. Salvatore P, et al. Biological rhythms and mood disorders. 2012.
  4. Kondratova AA, Kondratov RV. Circadian clock and pathology of the ageing brain. 2013.
  5. Balakrishnan A, et al. Circadian clock genes and implications for intestinal nutrient uptake. 2012.

Teks: Naldo Sofian

The post Dampak Begadang Bagi Kesehatan (Part 1) appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/dampak-begadang-bagi-kesehatan-part-1/feed/ 0
Gangguan Irama Circadian http://dokita.co/blog/gangguan-irama-circadian/ http://dokita.co/blog/gangguan-irama-circadian/#comments Mon, 24 Jun 2013 04:52:32 +0000 admin http://dokita.co/?p=6760 Circadian Rhythm Disorder adalah gangguan irama circadian seseorang. Irama circadian adalah istilah yang diberikan untuk “jam dalam tubuh” yang mengatur 24 jam siklus proses biologis pada hewan dan tumbuhan. Istilah circadian berasal dari kata Latin yang secara harifiah berarti sepanjang hari, dimana terdapat aktivitas gelombang otak, produksi hormon, regenerasi sel, dan aktivitas biologis lain selama... Read more »

The post Gangguan Irama Circadian appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>

Circadian Rhythm Disorder adalah gangguan irama circadian seseorang. Irama circadian adalah istilah yang diberikan untuk “jam dalam tubuh” yang mengatur 24 jam siklus proses biologis pada hewan dan tumbuhan.

Istilah circadian berasal dari kata Latin yang secara harifiah berarti sepanjang hari, dimana terdapat aktivitas gelombang otak, produksi hormon, regenerasi sel, dan aktivitas biologis lain selama siklus 24 jam.

“Jam” circadian manusia terletak terutama di suprachiasmatic nucleus (SCN), yaitu sekelompok sel yang terletak di hipotalamus (bagian dari otak). Irama circadian penting dalam menentukan pola tidur.

Apa Penyebab Gangguan Irama Circadian ?

Gangguan irama circadian dapat disebabkan oleh banyak faktor antara lain:

  • Shift kerja
  • Kehamilan
  • Perubahan zona waktu
  • Obat-obatan
  • Perubahan rutinitas

Gangguan Irama Circadian Yang Sering Ditemukan

  • Jet Lag atau Rapid Time Zone Change Syndrome: Sindrom ini terdiri dari gejala seperti rasa kantuk yang berlebihan dan kurang kewaspadaan di siang hari pada orang-rang yang melakukan perjalanan melintasi zona waktu.
  • Shift Work Sleep Disorder: Gangguan tidur  ini mempengaruhi orang-orang yang jam kerjanya sering dirotasi atau bekerja pada malam hari.
  • Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS): Ini adalah gangguan waktu tidur. Orang dengan DSPS cenderung tidur sangat larut malam dan mengalami kesulitan terbangun pada waktunya untuk bekerja, sekolah, atau kegiatan sosial.
  • Advanced Sleep Phase Syndrome (ASPD): Ini adalah gangguan ketika seseorang tidur lebih awal dan bangun lebih awal dari yang diinginkan. ASPD menyebabkan gejala kantuk pada sore hari, terpaksa tidur lebih awal (misalnya: jam 6 sampai 9 malam), dan bangun lebih awal dari yang diinginkan (misalnya: jam 1 sampai 5 pagi).
  • Non 24 Hour Sleep Wake Disorder: Ini adalah gangguan tidur dimana seseorang walaupun memiliki pola tidur yang normal, namun hidupnya seperti 25 jam sehari. Siklus tidur orang tersebut akan terpengaruh oleh insomnia yang berubah-rubah. Insomnia ini terjadi pada waktu yang berbeda setiap malam. Kadang-kadang penderita akan terlambat tidur dan bangun telat, dan kadang-kadang tidur lebih awal dan bangun lebih awal.

Bagaimana Mengobati Gangguan Irama Circadian ?

Gangguan irama circadia diobati berdasarkan jenis gangguan yang dialami. Tujuan dari pengobatan adalah untuk menyesuaikan pola tidur penderita agar dapat memenuhi gaya hidup yang diinginkan.

Terapi biasanya menggabungkan teknik sleep hygiene dan terapi rangsangan dari luar yang tepat, seperti terapi cahaya terang atau chronotherapy. Chronotherapy adalah teknik pengelolaan perilaku dimana waktu tidur secara bertahap dan sistematis disesuaikan sampai mencapai waktu tidur yang diinginkan. Terapi cahaya terang dirancang untuk mengatur ulang irama circadian penderita ke pola yang diinginkan. Kombinasi kedua terapi ini dapat menghasilkan hasil yang signifikan bagi penderita gangguan irama circadian.

Sumber: WebMD

The post Gangguan Irama Circadian appeared first on Dokita - Dokter Kita.

]]>
http://dokita.co/blog/gangguan-irama-circadian/feed/ 0