Dokita - Dokter Kita » Autis http://dokita.co Portal Informasi dan Konsultasi Kesehatan Terbaik Mon, 01 Sep 2014 05:37:04 +0000 woocommerce-ic-en-GB hourly 1 Perawatan Rumahan Untuk Autisme http://dokita.co/blog/perawatan-rumahan-untuk-autisme/ http://dokita.co/blog/perawatan-rumahan-untuk-autisme/#comments Fri, 11 Jul 2014 07:01:08 +0000 http://dokita.co/?p=10589 Read more »]]> Perawatan Rumahan Untuk Autisme(Image courtesy of Jomphong / freedigitalphotos.net)

Memiliki anak dengan autisme membutuhkan pendekatan proaktif untuk belajar mengenai kondisi dan perawatan anak serta bekerja sama dengan orang lain yang terlibat dalam perawatan anak Anda. Anda juga perlu menjaga diri Anda sendiri sehingga Anda mampu menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul.

Cari Tahu Mengenai Autisme

Tanyakan kepada dokter atau hubungi kelompok autisme untuk menemukan pelatihan mengenai autisme dan bagaimana mengelola gejala-gejala autisme. Pendidikan orangtua dan keluarga dapat mengurangi stres serta meningkatkan fungsi anak Anda. Memahami kondisi dan mengetahui harapan yang mungkin dicapai merupakan bagian penting untuk membantu anak Anda mengembangkan kemandiriannya.

Sebagai contoh, di Amerika, Anda perlu mengetahui informasi mengenai hak-hak pendidikan anak Anda. Undang-undang federal menyatakan bahwa ada layanan untuk anak-anak cacat, termasuk anak-anak dengan autisme. Selain itu, mungkin juga ada undang-undang atau kebijakan negara bagian dan lokal untuk membantu anak-anak dengan autisme. Cari tahu layanan apa saja yang tersedia di wilayah Anda.

Belajar mengenai autisme juga membantu mempersiapkan diri Anda ketika anak Anda mencapai usia dewasa. Beberapa orang dewasa dengan autisme dapat hidup sendiri, bekerja, dan mandiri seperti orang lain seusianya. Namun beberapa yang lain membutuhkan dukungan yang berkelanjutan.

Kerja Sama dengan Orang Lain yang Mengasuh Anak Anda

Jalin komunikasi dengan orang lain yang terlibat dalam pendidikan dan perawatan anak Anda. Hal ini akan membantu semua pihak. Perawatan terbaik untuk anak-anak dengan autisme adalah pendekatan tim dan program terstruktur yang konsisten. Setiap orang yang terlibat harus bekerja sama untuk menetapkan tujuan untuk:

  • Pendidikan.
  • Mengidentifikasi dan mengelola gejala-gejala autisme dan kondisi yang terkait.
  • Perilaku dan interaksi dengan keluarga dan teman sebaya, penyesuaian terhadap lingkungan yang berbeda, serta keterampilan dan komunikasi sosial.

Jalin kerjasama juga dengan para profesional kesehatan yang terlibat dalam perawatan anak Anda. Hal ini penting agar mereka dapat meluangkan waktu untuk mendengarkan kekhawatiran Anda dan bersedia untuk bekerja sama dengan Anda.

Jaga Diri Anda Sendiri

Anda perlu mempelajari cara menangani emosi normal seperti ketakutan, dan kekhawatiran yang dapat muncul seiring Anda membesarkan anak dengan autisme. Tantangan harian dan jangka panjang dalam membesarkan anak dengan autisme dapat meningkatkan risiko depresi atau penyakit yang terkait dengan stres bagi Anda dan anak-anak yang lain. Cara Anda menangani masalah ini akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain.

  • Terlibat dalam hobi, jalan-jalan dengan teman-teman, dan mencari tahu cara untuk bersantai.
  • Mencari dan menerima dukungan dari orang lain. Pertimbangkan kelompok support untuk orang tua dan saudara kandung. Orang-orang yang berpartisipasi dalam kelompok support bisa mendapatkan keuntungan dari pengalaman orang lain.
  • Bicarakan dengan dokter mengenai apakah konseling akan membantu jika Anda atau salah satu dari anak-anak Anda mengalami kesulitan menangani beban akibat memiliki anggota keluarga dengan autisme.

Sumber: WebMD

]]>
http://dokita.co/blog/perawatan-rumahan-untuk-autisme/feed/ 0
Pengobatan Autisme http://dokita.co/blog/pengobatan-autisme/ http://dokita.co/blog/pengobatan-autisme/#comments Fri, 04 Jul 2014 02:00:48 +0000 http://dokita.co/?p=10588 Read more »]]> Pengobatan Autisme(Image courtesy of Praisaeng / freedigitalphotos.net)

Diagnosis dan pengobatan dini membantu anak-anak dengan autisme untuk mengembangkan potensi penuh mereka. Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk meningkatkan kemampuan keseluruhan anak agar anak dapat berfungsi.

Kombinasi gejala dan perilaku autisme sangat beragam dan tingkat keparahannya bervariasi. Selain itu, gejala dan perilaku individu sering berubah seiring berlalunya waktu. Oleh karena itu, strategi pengobatan disesuaikan dengan kebutuhan individu dan sumber daya keluarga yang tersedia. Secara umum, anak-anak dengan autisme memberikan respon sangat baik terhadapt pengobatan terstruktur dan khusus. Program pengobatan yang akan berhasil adalah program yang membantu orang tua serta meningkatkan komunikasi, sosial, perilaku, adaptif dan aspek belajar dari kehidupan anak.

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan strategi berikut untuk membantu anak meningkatkan fungsi keseluruhan dan mencapai potensi diri mereka, yaitu :

  • Pelatihan dan managemen perilaku. Pelatihan dan manajemen perilaku menggunakan penguatan positif, self-help, dan pelatihan keterampilan sosial untuk meningkatkan perilaku dan komunikasi. Banyak jenis pengobatan telah dikembangkan, antara lain: Applied Behavioral Analysis (ABA), Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped (TEACCH), dan integrasi sensorik.
  • Terapi khusus. Terapi ini termasuk terapi wicara, okupasi, dan fisik. Terapi ini merupakan komponen pengelolaan autisme yang penting dan perlu dimasukkan dalam berbagai aspek program pengobatan anak. Terapi wicara dapat membantu anak autis meningkatkan keterampilan bahasa dan sosial agar dapat berkomunikasi dengan lebih efektif. Terapi okupasi dan fisik dapat membantu meningkatkan koordinasi dan keterampilan motorik. Terapi okupasi juga dapat membantu anak autis untuk belajar memproses informasi dari panca indera (penglihatan, suara, pendengaran, sentuhan, dan bau) dengan cara yang lebih mudah.
  • Obat-obatan. Obat-obatan seringkali digunakan untuk mengobati kondisi dan masalah perilaku yang terkait dengan autisme, termasuk di antaranya: depresi, kecemasan, hiperaktif, dan perilaku obsesif-kompulsif.
  • Dukungan komunitas dan pelatihan orang tua. Bicaralah dengan dokter atau hubungi kelompok advokasi untuk dukungan dan pelatihan.

Banyak orang dengan autisme memiliki masalah tidur. Masalah tidur tersebut biasanya diobati dengan mengikuti rutinitas, termasuk waktu tidur dan waktu untuk bangun. Dokter Anda mungkin mencoba obat-obatan sebagai jalan pengobatan terakhir.

Mungkin Anda pernah mendengar cerita mengenai terapi alternatif dari media dan sumber informasi lainnya. Jika Anda mempertimbangkan jenis pengobatan ini, maka Anda perlu tahu sumber informasinya dan apakah terapi tersebut ada diteliti ilmiah atau tidak. Keberhasilan individu bukanlah bukti yang cukup untuk menggunakan pengobatan alternatif tersebut. Cari penelitian dalam skala besar dan terkontrol untuk memvalidasi klaim pengobatan.

Para ahli belum mengidentifikasi cara untuk mencegah autisme. Perhatian publik mengenai cerita yang menghubungkan autisme dengan vaksin pada masa kanak-kanak terus beredar. Namun, banyak penelitian telah gagal menunjukkan bukti adanya hubungan antara autisme dengan vaksin campak-gondong-rubela (MMR). Jika Anda menghindari imunisasi untuk anak Anda, maka Anda menempatkan anak dan orang lain terhadap risiko penyakit serius, dan hal ini dapat menyebabkan bahaya serius atau bahkan kematian.

Sumber: WebMD

]]>
http://dokita.co/blog/pengobatan-autisme/feed/ 0
Diagnosis Autisme http://dokita.co/blog/diagnosis-autisme/ http://dokita.co/blog/diagnosis-autisme/#comments Thu, 03 Jul 2014 03:00:45 +0000 http://dokita.co/?p=10587 Read more »]]> Diagnosis Autisme(Image courtesy of phasinphoto / freedigitalphotos.net)

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak-anak di-skrining untuk autisme pada saat pemeriksaan kesehatan rutin. Kebijakan ini membantu dokter untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal autisme lebih dini. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu anak mencapai potensi penuh diri mereka.

Ketika terlihat ada keterlambatan dalam perkembangan anak, maka pengujian lebih lanjut dapat membantu dokter untuk mengetahui apakah masalah tersebut terkait dengan autisme, atau pervasive developmental disorder lain (PDD), atau kondisi lain dengan gejala yang sama, seperti keterlambatan bicara atau avoidant personality disorder. Jika penyedia kesehatan Anda tidak memiliki pelatihan atau pengalaman khusus dalam masalah perkembangan anak, maka mereka dapat merujuk ke dokter spesialis, seperti dokter perkembangan anak, psikiater, ahli terapi bicara, psikolog, atau psikiater anak untuk pengujian tambahan.

  • Penilaian perilaku. Bermacam pedoman dan kuesioner digunakan untuk membantu dokter menentukan jenis spesifik dari keterlambatan perkembangan yang dialami oleh anak. Hal ini antara lain:
    • Sejarah medis. Selama wawancara riwayat kesehatan, dokter akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum mengenai perkembangan anak, seperti apakah anak menunjukkan benda-benda ke orang tua dengan menunjuk objeknya. Anak-anak dengan autisme sering menunjuk barang yang mereka inginkan, tetapi mereka tidak menunjuk benda tersebut ke orang tua dan memastikan apakah orangtua melihat barang yang ditunjuk tersebut.
    • Pedoman diagnostik untuk autisme. American Association of Childhood and Adolescent Psychiatry (AACAP) telah menetapkan pedoman diagnosis autisme. Kriteria ini dirancang agar dokter dapat menilai perilaku anak yang berkaitan dengan gejala inti autisme.
    • Pengamatan klinis. Dokter mungkin ingin mengamati keterlambatan perkembangan anak dalam situasi yang berbeda. Orang tua mungkin akan diminta untuk menafsirkan apakah perilaku tertentu umum bagi anak dalam situasi tersebut.
    • Tes perkembangan dan kecerdasan. AACAP juga merekomendasikan tes ini untuk mengevaluasi apakah keterlambatan perkembangan anak mempengaruhi kemampuannya untuk berpikir dan membuat keputusan.
  • Penilaian fisik dan tes laboratorium. Tes-tes lain dapat digunakan untuk menentukan apakah ada masalah fisik yang menyebabkan gejala anak. Tes ini antara lain:
    • Pemeriksaan fisik, termasuk lingkar kepala, berat badan, dan pengukuran tinggi badan, untuk menentukan apakah anak memiliki pola pertumbuhan normal.
    • Tes pendengaran, untuk menentukan apakah ada masalah pendengaran yang dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan anak, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan sosial dan penggunaan bahasa.
    • Pengujian untuk keracunan timbal, terutama jika ada kondisi yang disebut pica (dimana seseorang sangat menginginkan zat-zat yang bukan makanan, seperti kotoran atau flek dari cat lama). Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan biasanya terus memasukkan benda-benda ke dalam mulut mereka setelah tahap ini biasanya dilalui pada perkembangan normal anak. Tindakan anak yang memasukkan benda-benda ke dalam mulut itu dapat mengakibatkan keracunan timbal, sehingga harus segera diidentifikasi dan diobati secepat mungkin.

Tes laboratorium lain dapat dilakukan dalam keadaan tertentu. Tes ini meliputi:

  • Analisis kromosom. Analisis ini dapat dilakukan jika ada cacat intelektual atau ada riwayat cacat intelektual dalam keluarga. Sebagai contoh: fragile x syndrome, yang menyebabkan intelektual dibawah normal serta perilaku seperti autistik, dan hal ini dapat diidentifikasi dengan analisis kromosom.
  • Electroencephalograph (EEG). Tes ini dilakukan jika ada gejala kejang, seperti tatapan kosong atau jika seseorang kembali ke perilaku kurang matang (regresi perkembangan).
  • MRI. Tes ini dapat dilakukan jika ada tanda-tanda perbedaan dalam struktur otak.

Deteksi Dini

Semua dokter yang memeriksa bayi dan anak-anak pada pemeriksaan rutin anak, sebaiknya memperhatikan tanda-tanda awal gangguan perkembangan. Alat skrining perkembangan, seperti Ages and Stages Questionnaire atau Modified Checklist for Autism di Balita (M-CHAT) dapat membantu menilai perilaku anak.

Jika dokter menemukan tanda-tanda keterlambatan perkembangan yang jelas, maka anak harus segera dievaluasi, antara lain:

  • Tidak mengoceh, menunjuk, atau gerakan-gerakan lain hingga usia 12 bulan.
  • Tidak ada kata tunggal hingga usia 16 bulan
  • Tidak ada frase spontan dengan 2 kata hingga usia 24 bulan,  tidak termasuk frase yang diucapkan berulang-ulang (echolalia)
  • Hilangnya bahasa atau keterampilan sosial anak pada usia berapa pun

Jika tidak ada tanda-tanda keterlambatan perkembangan yang jelas atau indikasi yang tidak biasa dari tes skrining, maka sebagian besar bayi dan anak-anak tidak perlu evaluasi lebih lanjut hingga pemeriksaan rutin berikutnya.

Namun anak-anak yang memiliki saudara dengan autisme harus terus dipantau secara ketat, karena risiko mereka untuk autis dan masalah perkembangan lainnya meningkat.

Ketika ada berkembang masalah sosialisasi, pembelajaran, atau perilaku dalam diri seseorang pada usia berapa pun, maka dia harus dievaluasi juga.

Sumber: WebMD

]]>
http://dokita.co/blog/diagnosis-autisme/feed/ 0
Gejala Autisme http://dokita.co/blog/gejala-autisme/ http://dokita.co/blog/gejala-autisme/#comments Fri, 27 Jun 2014 06:49:37 +0000 http://dokita.co/?p=10574 Read more »]]> Gejala Autisme(Image courtesy of Sujin Jetkasettakorn / freedigitalphotos.net)

Gejala Inti

Tingkat keparahan gejala sangat bervariasi, tetapi semua orang dengan autisme memiliki beberapa gejala inti di area:

  • Interaksi dan hubungan sosial. Gejala-gejalanya antara lain:
    • Masalah berat dalam pengembangan keterampilan komunikasi nonverbal, seperti tatap mata, ekspresi wajah, dan postur tubuh.
    • Gagal untuk membangun pertemanan dengan anak-anak yang  seumuran.
    • Kurangnya minat untuk nerbagi kebahagiaan, minat, atau prestasi dengan orang lain.
    • Kurangnya empati. Orang dengan autisme mungkin memiliki kesulitan untuk memahami perasaan orang lain, seperti rasa sakit atau kesedihan.
  • Komunikasi verbal dan nonverbal. Gejala-gejalanya antara lain:
    • Keterlambatan, atau kurangnya, belajar untuk berbicara. Sebanyak 40% dari orang dengan autisme tidak pernah bicara.
    • Masalah untuk memulai percakapan. Selain itu, orang dengan autisme memiliki kesulitan untuk melanjutkan percakapan setelah percakapan dimulai.
    • Penggunaan bahasa secara stereotip dan berulang. Orang dengan autisme sering mengulang-ulang frase yang pernah mereka dengar sebelumnya (echolalia).
    • Kesulitan dalam memahami perspektif pendengar. Sebagai contoh, seseorang dengan autisme mungkin tidak mengerti bahwa seseorang bercanda. Mereka mungkin menafsirkan komunikasinya kata demi kata dan gagal untuk menangkap makna yang tersirat.
  • Minat yang terbatas dalam kegiatan atau bermain. Gejala-gejala antara lain:
    • Fokus yang tidak biasa pada bagian. Anak-anak muda dengan autisme sering fokus pada bagian-bagian mainan, seperti roda pada mobil, daripada bermain dengan keseluruhan mainan.
    • Keasyikan dengan topik-topik tertentu. Sebagai contoh, anak yang lebih tua dan orang dewasa mungkin terpesona oleh video game, trading card, atau plat nomor.
    • Kebutuhan untuk kesamaan dan rutinitas. Sebagai contoh, seorang anak dengan autisme mungkin selalu perlu makan roti sebelum salad dan bersikeras melalui rute yang sama setiap hari untuk pergi ke sekolah.
    • Perilaku stereotip. Hal ini mungkin termasuk menggoyangkan tubuh dan tangan melambai-lambai.

Gejala-Gejala Autisme Selama Masa Kanak-Kanak

Gejala autisme biasanya terlihat lebih dahulu oleh orang tua dan pengasuh lain, sekitar 3 tahun pertama anak. Meskipun autisme hadir pada saat kelahiran (kongenital), namun tanda-tanda gangguan bisa sulit untuk diidentifikasi atau didiagnosa selama masa bayi. Orang tua sering menjadi prihatin ketika:

  • balita mereka tidak suka digendong;
  • tampaknya tidak tertarik untuk bermain permainan tertentu, seperti ciluk ba;
  • dan tidak mulai bicara.

Kadang-kadang, anak autis akan mulai berbicara pada saat yang sama seperti anak-anak lain yang seumuran, namun kemudian kehilangan kemampuan bahasanya. Orang tua juga mungkin bingung mengenai kemampuan pendengaran anak mereka. Sering anak dengan autisme terlihat tidak dapat mendengar, namun pada saat lain, anak mungkin tampak mendengar suara latar belakang yang jauh, seperti peluit kereta api.

Dengan pengobatan dini dan intensif, sebagian besar anak-anak meningkatkan kemampuan mereka untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, serta membantu diri mereka sendiri seiring mereka tumbuh dewasa. Bertentangan dengan mitos populer tentang anak autis, sangat sedikit anak autis yang benar-benar terisolasi secara sosial atau “hidup di dunia mereka sendiri.”

Gejala Autisme Selama Masa Remaja

Selama masa remaja, pola perilaku sering berubah. Banyak remaja memperoleh keterampilan tetapi masih tertinggal dalam kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain dan memahami orang lain. Pubertas dan munculnya seksualitas mungkin lebih sulit bagi remaja yang memiliki autisme dibandingkan dengan yang lain. Masa Remaja ini memiliki peningkatan risiko dalam mengembangkan masalah yang berkaitan dengan depresi, kecemasan, dan epilepsi.

Gejala Autisme di Masa Dewasa

Beberapa orang dewasa dengan autisme dapat bekerja dan hidup sendiri. Sejauh mana orang dewasa dengan autisme dapat hidup mandiri ini tergantung pada kecerdasan dan kemampuan untuk berkomunikasi. Sedikitnya 33% mampu mencapai paling tidak kemandirian parsial.

Beberapa orang dewasa dengan autisme membutuhkan banyak bantuan, terutama mereka yang kecerdasannya rendah dan tidak mampu berbicara. Pengawasan parsial atau penuh dapat diberikan oleh program perawatan rumahan.

Pada sisi lain, orang dewasa dengan autisme yang memiliki fungsi tinggi, seringkali sukses dalam profesi mereka dan mampu hidup mandiri, meskipun mereka biasanya terus memiliki beberapa kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain. Orang-orang ini biasanya memiliki kecerdasan rata-rata hingga di atas rata-rata.

Gejala Autisme Lain

Banyak orang dengan autisme memiliki gejala yang mirip dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Tetapi gejala-gejala tersebut, terutama masalah hubungan sosial, akan lebih berat pada orang-orang dengan autisme.

Sekitar 10% dari orang dengan autisme memiliki beberapa bentuk keterampilan savant, bakat khusus yang terbatas seperti mengingat daftar, menghitung tanggal kalender, menggambar, atau kemampuan musikal.

Banyak orang dengan autisme memiliki persepsi sensorik yang tidak biasa. Sebagai contoh, mereka mungkin menggambarkan sentuhan ringan itu menyakitkan dan tekanan mendalam itu memberikan perasaan menenangkan. Sedangkan yang lain, mungkin tidak merasakan sakit sama sekali. Beberapa orang dengan autisme memiliki kesukaan dan ketidaksukaan makanan yang kuat serta kesibukan yang tidak biasa.

Masalah tidur terjadi pada sekitar 40% sampai 70% orang dengan autisme.

Hampir setengah dari anak-anak yang memiliki gangguan spektrum autisme cenderung untuk “berkeliaran” dari pengasuh, atau “lari diam-diam.” Bagi banyak pengasuh, anak-anak yang lari diam-diam ini merupakan salah satu perilaku anak yang paling membuat stres, sehingga mereka harus belajar untuk mengatasinya. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi penilaian perilaku, seperti analisis perilaku terapan, dapat mengurangi jumlah berkeliaran anak.

Kondisi Lain

Autisme merupakan salah satu dari beberapa jenis gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental Disorder / PDD), yang juga disebut gangguan spektrum autisme (Austism Spectrum Disorder / ASD). Tidak aneh jika ada kebingungan antara autisme dengan PDD lain, seperti sindrom Asperger, atau ada gejala yang tumpang tindih. Kondisi serupa disebut pervasie developmental disorder-not otherwise specified (PDD-NOS). PDD-NOS terjadi ketika anak menampilkan perilaku serupa tetapi tidak memenuhi kriteria autisme. Selain itu, kondisi lain dengan gejala yang sama juga mungkin memiliki kemiripan dengan atau terjadi dengan autisme.

Sumber: WebMD

]]>
http://dokita.co/blog/gejala-autisme/feed/ 0
Apa Itu Autisme? http://dokita.co/blog/apa-itu-autis/ http://dokita.co/blog/apa-itu-autis/#comments Mon, 23 Jun 2014 02:00:08 +0000 http://dokita.co/?p=10573 Read more »]]> Apa Itu Autisme(Image courtesy of Serge Bertasius / freedigitalphotos.net)

Autisme adalah gangguan otak yang sering membuat penderitanya sulit untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Pada autisme, bagian-bagian otak yang berbeda gagal untuk bekerja sama.

Kebanyakan orang dengan autisme akan selalu memiliki beberapa masalah untuk berhubungan dengan orang lain. Tapi diagnosis dan perawatan dini telah membantu banyak orang dengan autisme untuk mencapai potensi penuh mereka.

Autisme cenderung menurun dalam keluarga, sehingga para ilmuwan berpikir bahwa mungkin ini merupakan sesuatu yang Anda warisi. Para ilmuwan mencoba mencari tahu gen apa yang mungkin bertanggung jawab untuk penurunan autisme di dalam keluarga.

Penelitan lain sedang melihat apakah autisme dapat disebabkan oleh masalah medis lain atau karena sesuatu di lingkungan anak Anda.

Klaim palsu dalam berita telah membuat beberapa orang tua khawatir mengenai hubungan antara autisme dan vaksin. Tetapi penelitian tidak menemukan hubungan antara vaksin dan autisme. Pastikan anak Anda mendapatkan semua vaksin yang diperlukan. Vaksin membantu menjaga anak Anda dari terkena penyakit serius yang dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian.

Gejala-gejala autismen hampir selalu dimulai sebelum anak berusia 3 tahun. Biasanya, orang tua menyadari bahwa anak mereka belum mulai bicara dan tidak berperilaku seperti anak-anak seumuran yang lain. Tapi tidak aneh bagi seorang anak autis untuk mulai bicara pada saat yang sama seperti anak-anak seumuran lainnya, dan kemudian kehilangan kemampuan bicaranya.

Gejala-gejala autisme antara lain:

  • Terlambat dalam belajar bicara, atau tidak berbicara sama sekali. Anak mungkin tampak seperti tuli, meskipun tes pendengarannya normal.
  • Jenis perilaku, minat dan bermain yang berulang-ulang dan berlebihan. Sebagai contoh antara lain: mengoyangkan tubuh berulang, keterikatan yang tidak biasa pada benda, dan menjadi sangat marah ketika rutinitas berubah.

Tidak ada “ciri khas” orang dengan autisme. Mereka dapat memiliki beragam perilaku, dari ringan sampai parah. Orang tua sering mengatakan bahwa anak mereka yang menderita autisme, lebih suka bermain sendiri dan tidak melakukan kontak mata dengan orang lain.

Autisme juga mungkin mencakup masalah lain, seperti:

  • Banyak anak dengan autisme memiliki kecerdasan di bawah normal.
  • Remaja dengan autisme sering menjadi depresi dan memiliki banyak kecemasan, terutama jika mereka memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata.
  • Beberapa anak mendapatkan gangguan kejang seperti epilepsi pada masa remajanya.

Ada panduan yang akan digunakan dokter Anda untuk melihat apakah anak Anda memiliki gejala autisme. Panduan tersebut menggolongkan gejala menjadi tiga kategori yaitu:

  • Interaksi dan hubungan sosial. Sebagai contoh, seorang anak mungkin mengalami kesulitan untuk melakukan kontak mata. Orang dengan autisme mungkin memiliki kesulitan memahami perasaan orang lain, seperti sakit atau kesedihan.
  • Komunikasi verbal dan nonverbal. Sebagai contoh, seorang anak mungkin tidak akan pernah berbicara. Atau Dia mungkin sering mengulang kalimat tertentu terus menerus.
  • Minat yang terbatas dalam kegiatan atau bermain. Sebagai contoh, anak usia muda sering fokus pada bagian mainan daripada bermain dengan keseluruhan mainan. Anak yang lebih tua dan orang dewasa mungkin tertarik oleh topik-topik tertentu, seperti trading card atau plat nomor mobil.

Anak Anda juga mungkin melakukan tes pendengaran dan beberapa tes lainnya untuk memastikan bahwa masalah yang dialami tidak disebabkan oleh kondisi medis lain.

Pengobatan untuk autisme melibatkan pelatihan perilaku khusus. Pelatihan perilaku memberikan imbalan untuk perilaku yang baik (penguatan positif). sehingga anak belajar keterampilan sosial, cara berkomunikasi dan cara membantu diri mereka sendiri seiring mereka tumbuh dewasa.

Dengan pengobatan dini, sebagian besar anak-anak dengan autisme belajar untuk berinteraksi lebih baik dengan orang lain. Mereka belajar untuk berkomunikasi dan membantu diri mereka sendiri seiring mereka tumbuh dewasa.

Tergantung pada anaknya, pengobatan juga dapat mencakup hal-hal seperti terapi wicara atau terapi fisik. Pengobatan kadang-kadang digunakan untuk mengobati masalah seperti depresi atau perilaku obsesif-kompulsif.

Jenis pengobatan yang dibutuhkan anak Anda tergantung pada gejala, dimana gejala berbeda untuk masing-masing anak dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Karena orang dengan autisme berbeda antara satu dengan yang lain, maka pengobatan yang membantu satu orang mungkin tidak membantu bagi yang lain. Jadi pastikan agar Anda bekerja dengan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan dan perawatan anak Anda untuk menemukan cara mengelola gejala terbaik bagi anak Anda.

Bagian penting dari rencana perawatan anak Anda adalah memastikan bahwa anggota keluarga yang lain mendapatkan pelatihan mengenai autisme dan bagaimana mengelola gejalamua. Pelatihan dapat mengurangi stres keluarga dan membantu anak Anda berfungsi lebih baik. Beberapa keluarga mungkin membutuhkan lebih banyak bantuan daripada yang lain.

Gunakan setiap jenis bantuan yang dapat Anda peroleh. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai bantuan yang tersedia di tempat Anda tinggal. Keluarga, teman, lembaga-lembaga publik, dan organisasi autisme merupakan sumber yang memungkinkan.

Ingat beberapa tips berikut:

  • Waktu istirahat. Tuntutan harian dalam merawat anak dengan autisme dapat membebani Anda. Waktu istirahat ini dapat membantu seluruh keluarga.
  • Dapatkan bantuan tambahan ketika anak Anda bertambah dewasa. Masa remaja bisa menjadi waktu yang sangat sulit bagi anak dengan autisme.
  • Saling berhubungan dengan keluarga lain yang memiliki anak dengan autisme. Anda dapat berbicara tentang masalah Anda dan berbagi saran dengan orang lain yang mengerti kondisi Anda.

Membesarkan anak dengan autisme membutuhkan kerja keras. Tapi dengan dukungan dan pelatihan, keluarga Anda dapat belajar bagaimana mengatasi kondisi ini.

Sumber: WebMD

]]>
http://dokita.co/blog/apa-itu-autis/feed/ 0
Sindrom Rett http://dokita.co/blog/sindrom-rett/ http://dokita.co/blog/sindrom-rett/#comments Sat, 21 Jun 2014 05:32:07 +0000 http://dokita.co/?p=10569 Read more »]]> Sindrom Rett(Image courtesy of Jomphong / freedigitalphotos.net)

Sindrom Rett adalah bentuk autisme yang langka, parah, dan dialami “perempuan saja”. Biasanya diketahui dalam dua tahun pertama sejak lahir, dan anak yang diagnosis menderita sindrom ini dapat terasa membebani. Walaupun tidak ada obatnya, namun deteksi dini dan perawatan dapat membantu anak-anak dan keluarga yang terkena sindrom Rett.

Siapa Yang Terkena Sindrom Rett?

Sindrom Rett adalah gangguan spektrum autisme yang hampir secara eksklusif mempengaruhi perempuan. Sindrom ini sangat langka, yaitu hanya sekitar satu dari 10.000 sampai 15.000 anak perempuan akan mengembangkan kondisi ini.

Dalam kebanyakan kasus, seorang anak perempuan berkembang secara normal. Namun, antara usia 6 sampai 18 bulan, mulai terjadi perubahan dalam pola normal perkembangan mental dan sosial.

Apa Gejala Sindrom Rett?

Walaupun tidak selalu terdeteksi, namun perlambatan pertumbuhan kepala merupakan salah satu tanda pertama. Gejala awal lainnya adalah hilangnya tonus otot. Setelah itu, anak kehilangan penggunaan fungsi tangan sebagaimana mestinya. Sebaliknya, anak mengembangkan kebiasaan memijat atau menggosok kedua tangannya.

Sekitar usia 1 sampai 4 tahun, keterampilan sosial dan bahasa anak perempuan dengan sindrom Rett akan memburuk. Anak berhenti berbicara dan mengembangkan kecemasan sosial yang ekstrim dan tidak tertarik pada orang lain.

Sindrom Rett juga menyebabkan masalah dengan otot dan koordinasi. Cara berjalan anak menjadi canggung seiring anak mengembangkan langkah kaki yang kaku dan tersentak. Anak perempuan dengan sindrom ini juga mungkin memiliki pernapasan yang tidak terkoordinasi dan kejang-kejang.

Apa Penyebab Sindrom Rett?

Kebanyakan anak dengan sindrom Rett memiliki mutasi gen pada kromosom X. Kegunaan dari gen ini  atau bagaimana mutasi menyebabkan sindrom Rett, belum jelas diketahui. Namun, diyakini bahwa gen tunggal tersebut dapat mempengaruhi banyak gen lain yang terlibat dalam perkembengan.

Meskipun sindrom Rett tampaknya faktor genetik, namun gen yang rusak hampir tidak pernah diturunkan dari orang tua. Sebaliknya, ini adalah mutasi yang terjadi di DNA anak perempuan itu sendiri. Belum ada faktor risiko sindrom Rett yang telah diidentifikasi, selain terjadi pada anak perempuan. Belum ada diketahui metode pencegahan sindrom Rett.

Ketika anak laki-laki mengembangkan mutasi sindrom Rett, mereka segera meninggal setelah lahir. Hal ini karena anak laki-laki hanya memiliki satu kromosom X (sedangkan anak perempuan memiliki 2 kromosom X), sehingga penyakit ini lebih serius, dan cepat fatal.

Bagaimana Mendiagnosis Sindrom Rett?

Diagnosis sindrom Rett didasarkan pada pola gejala dan perilaku anak. Diagnosis dapat dibuat berdasarkan pengamatan tersebut. Diskusi antara dokter dan orang tua anak akan membantu menentukan rincian penting, misalnya kapan munculnya gejala.

Pengujian genetik dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis pada 80% perempuan yang dicurigai menderita sindrom Rett. Ada kemungkinan bahwa tes genetik dapat membantu memprediksi tingkat keparahan.

Perawatan Sindrom Rett

Terdapat perawatan untuk sindrom Rett yang berfokus untuk membantu anak perempuan menjalani kehidupan sebaik yang dia bisa dengan kondisi yang dimiliki.

  • Terapi fisik dapat membantu meningkatkan mobilitas,
  • Terapi wicara dapat sedikit membantu masalah bahasa, dan
  • Terapi okupasi membantu anak melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mandi dan berpakaian sendiri.

Para ahli percaya bahwa terapi dapat membantu anak-anak dengan sindrom Rett dan orang tua mereka. Meskipun kehidupan “normal” mungkin tidak tercapai, namun beberapa peningkatan dapat diharapkan dengan terapi. Berpartisipasi dalam kegiatan, termasuk sekolah dan interaksi sosial yang lebih baik kadang-kadang mungkin tercapai.

Obat-obatan dapat mengobati beberapa masalah pergerakan pada sindrom Rett. Obat juga dapat membantu mengendalikan kejang. Sayangnya, tidak ada obat untuk menyembuhkan sindrom Rett.

Apa Yang Dapat Diharapkan Dengan Sindrom Rett?

Banyak anak perempuan dengan sindrom Rett dapat diharapkan untuk hidup setidaknya sampai usia pertengahan. Para peneliti masih mengawasi perempuan dengan penyakit ini, yang baru diakui secara luas dalam 20 tahun terakhir.

Gejala sindrom Rett biasanya tidak membaik seiring waktu berlalu. Hal ini merupakan kondisi seumur hidup. Seringkali gejala memburuk dengan sangat lambat atau gejala tetap stabil. Penderita sindrom Rett jarang dapat hidup mandiri.

Sumber: WebMD

]]>
http://dokita.co/blog/sindrom-rett/feed/ 0
Apakah Asperger Syndrome dan apa saja gejalanya? http://dokita.co/blog/apakah-asperger-syndrome-dan-apa-saja-gejalanya/ http://dokita.co/blog/apakah-asperger-syndrome-dan-apa-saja-gejalanya/#comments Thu, 19 Sep 2013 07:42:32 +0000 http://205.186.146.45/?p=8620 Read more »]]> Apakah Asperger Syndrome dan apa saja gejalanya(Image courtesy of num_yam / freedigitalphotos.net)

Q: Apakah Asperger Syndrome dan apa saja gejalanya?

A: Asperger Syndrome adalah bentuk autis yang ringan. Apabila diterapi dengan tepat, dapat hilang. Gejalanya adalah: kontak mata sesaat, sulit sosialisasi dengan teman sebaya, ada perbuatan yang cenderung diulang-ulang, bila dipanggil namanya cuek, tetapi bila dengar iklan tv atau lagu yang disenangi akan didatangi dan lain-lain.

]]>
http://dokita.co/blog/apakah-asperger-syndrome-dan-apa-saja-gejalanya/feed/ 0
Kikis Autis http://dokita.co/blog/kikis-autis/ http://dokita.co/blog/kikis-autis/#comments Fri, 13 Sep 2013 04:15:18 +0000 http://dokita.co/?p=8234 Read more »]]> Kikis Autis(Image courtesy of Stuart Miles / freedigitalphotos.net)

Autisme bukanlah kondisi yang harus terus ditangisi, karena kesempatan tetap terbuka luas bagi mereka. Cintai dia, masa depan terbuka lebar.

Dunia Milik Sendiri

Secara umum, autisme (dari bahasa Yunani) diartikan sebagai sebuah penyakit yang menyebabkan seseorang tidak dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya. Anak yang menderita autisme seperti hidup dalam dunianya sendiri. Gejala autisme sudah dapat diidentifikasi sebelum anak genap berusia 3 tahun, tampak dari caranya bermain dan ekspresi wajahnya saat berkomunikasi.

Anak autisme jarang melakukan kontak mata dengan orang lain, mereka lebih tertarik melihat sinar atau benda-benda yang gemerlap. Dalam berkomunikasi, anak autisme tidak memiliki kemampuan untuk memahami bahasa tubuh atau bahasa non-verbal. Akibatnya, anak autisme kurang dapat memahami perasaan orang lain atau bisa dibilang kurang peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Pada beberapa kasus, anak autisme bahkan tidak pernah berbicara walaupun mereka dapat bersuara. Suara yang dikeluarkan biasanya berupa teriakan-teriakan yang tidak jelas. Mereka juga suka melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti melambaikan tangan, berjalan sambil berjingkat, atau menggoyangkan badan dengan ekspresi wajah yang tidak semestinya.

Dalam hal penginderaan, anak autisme menunjukkan perilaku yang tidak wajar, karena seringkali mereka terlihat seperti sedang mengamati sebuah benda atau mainan yang sama dalam waktu berjam-jam. Anak autis cenderung mengeksplorasi lingkungannya melalui indera peraba, pengecap, dan penciuman. Berbagai penelitian telah dilakukan, namun hingga saat ini faktor penyebab autisme belum dapat diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor yang diduga sebagai pemicu terjadinya autis :

Faktor Genetik

Faktor genetik diidentifikasi sebagai faktor terkuat terjadinya autisme pada anak. Apabila   seseorang memiliki riwayat keluarga autisme, maka peluang untuk mempunyai keturunan autisme lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki riwayat autisme. Para ahli menemukan adanya kelainan gen pada anak autisme yang berperan penting dalam perkembangan dan pembentukkan sel-sel pada otak.

Faktor Usia Orangtua

Semakin tinggi usia perempuan saat kehamilan, maka semakin tinggi juga resiko sang anak akan mengidap autisme. Sebuah penelitian memaparkan, perempuan yang berusia 40 tahun memiliki risiko 50% lebih besar dalam melahirkan anak autisme dibandingkan dengan perempuan yang usianya 20 – 29 tahun. Hal ini diduga karena telah terjadi mutasi gen dalam rahim sang ibu.

Faktor Obat-Obatan

Konsumsi obat-obatan untuk mengurangi gejala mual dan muntah pada ibu hamil dinilai dapat memicu terlahirnya anak autisme. Hal ini dikarenakan kandungan zat kimia pada obat tersebut    tidak baik bagi perkembangan janin. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengurangi konsumsi obat-obatan dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Faktor Makanan

Ibu hamil harus benar-benar memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsinya. Makanan dengan kandungan zat kimia berbahaya tentunya tidak baik untuk kesehatan dan berdampak   buruk bagi janin. Konsumsi sayuran atau buah yang mengandung pestisida dinilai dapat meningkatkan resiko anak terlahir autis. Menurut penelitian, pestisida mengandung zat yang dapat mengganggu fungsi gen pada sistem saraf pusat.

Faktor psikologis

Kondisi psikologis sang ibu saat hamil sangat berpengaruh terhadap perkembangan janinnya. Ibu hamil yang tinggal dalam lingkungan kurang baik dan penuh tekanan lebih berisiko melahirkan anak autisme. Oleh karena itu, buatlah suasana yang nyaman, tenang, dan menyenangkan bagi sang ibu agar psikologisnya tidak terganggu.

Teks: Megah Ria/ Maeya Zee.

]]>
http://dokita.co/blog/kikis-autis/feed/ 2
Bagaimana cara mengenali autis pada anak sejak dini? http://dokita.co/blog/bagaimana-cara-mengenali-autis-pada-anak-sejak-dini/ http://dokita.co/blog/bagaimana-cara-mengenali-autis-pada-anak-sejak-dini/#comments Wed, 23 Jan 2013 03:06:52 +0000 http://dokita.co/blog/?p=3474 Read more »]]> Q: Dear Dokter, Bagaimana caranya mengenali autis pada anak sejak dini?

A: Autisme adalah kondisi dimana seseorang tidak bisa berinteraksi sosial dan tidak bisa berkomunikasi dengan normal sejak lahir atau sejak balita. Ciri-cirinya misalnya adalah sebagai berikut: anak tidak mengeluarkan suara  (bergumam), tidak bisa menunjuk dan menggenggam sesuatu hingga usia 1 tahun, tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 1.5 tahun, tidak dapat menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 2 tahun, dan juga kehilangan kemampuan berbahasa dan berinteraksi social pada usia tertentu. Perlu diingat bahwa adanya ciri-ciri diatas tidak selalu berarti kalau anak tersebut terkena autisme. Sekarang banyak sekali jenis-jenis terapi dan program yang dapat dipilih orang tua yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak. Terapi harus dilakukan secara konsisten, jika dalam 3 bulan belum ada perubahan/ kemajuan, maka jenis terapi yang lain perlu dicoba. 

]]>
http://dokita.co/blog/bagaimana-cara-mengenali-autis-pada-anak-sejak-dini/feed/ 0
Apa Itu Autisme? http://dokita.co/blog/apa-itu-autisme/ http://dokita.co/blog/apa-itu-autisme/#comments Mon, 27 Aug 2012 09:05:11 +0000 http://dokita.co/blog/?p=926 Read more »]]> Autisme adalah gangguan otak yang sering membuat penderita sulit untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Pada autisme, beberapa wilayah otak gagal bekerja sama.

Kebanyakan penderita autisme akan selalu memiliki masalah untuk berhubungan dengan orang lain. Tetapi dengan diagnosis dan pengobatan dini,  penderita autisme akan sangat terbantu untuk mencapai potensi penuh mereka.

Apa yang Menyebabkan Autisme?

Autisme cenderung menurun di dalam keluarga. Para ilmuwan sedang mencoba untuk mencari tahu gen yang mungkin bertanggung jawab dalam mewariskan autisme. Studi-studi lain pun dilakukan untuk meneliti apakah autisme dapat disebabkan oleh masalah medis lainnya atau faktor lingkungan.

Beberapa orang berpikir bahwa vaksin pada masa kanak-kanak menyebabkan autisme, terutama vaksin campak-gondong-rubela, atau MMR. Tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan hal ini tidak benar. Sangat penting untuk memastikan bahwa anak Anda mendapatkan semua vaksin pada masa kanak-kanak. Vaksin tersebut membantu menjaga anak Anda dari terkena penyakit serius yang dapat menimbulkan bahaya atau bahkan kematian.

Apa Saja Gejala Autisme?

Gejala hampir selalu dimulai sebelum anak berusia 3 tahun. Biasanya, saat pertama kali orang tua menyadari bahwa anak mereka belum mulai bicara dan tidak bertingkah laku seperti anak-anak lain seusianya. Tetapi bukan hal yang aneh jika seorang anak mulai berbicara pada usia yang sama dengan anak-anak seusianya, kemudian kehilangan kemampuan bahasanya.

Gejala autisme meliputi:

  • Keterlambatan dalam belajar bicara, atau tidak berbicara sama sekali. Seorang anak mungkin tampak tuli, meskipun tes pendengaran normal.
  • Perilaku dan minat atas permainan yang berulang dan berlebihan. Contohnya termasuk: menggoyang tubuh berulang, keterikatan yang tidak biasa dengan obyek tertentu, dan dapat sangat marah ketika ada perubahan rutinitas.

Tidak ada “kekhasan” dari penderita autisme karena penderita dapat memiliki berbagai macam perilaku, mulai dari ringan sampai parah. Orang tua sering mengatakan bahwa anak dengan autisme, lebih suka bermain sendiri dan tidak membuat kontak mata dengan orang lain.

Autisme mungkin juga menimbulkan masalah lain seperti:

  • Anak memiliki kecerdasan di bawah normal.
  • Remaja sering menjadi tertekan dan cemas, terutama jika mereka memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata.
  • Beberapa anak mendapatkan gangguan kejang seperti epilepsi hingga masa remaja mereka.

Bagaimana Autisme Didiagnosis?

Ada pedoman yang digunakan oleh dokter untuk melihat apakah seorang anak memiliki gejala autisme. Pedoman tersebut membagi gejala ke dalam tiga kategori sebagai berikut:

  • Hubungan dan Interaksi sosial. Misalnya, anak mungkin memiliki kesulitan membuat kontak mata. Penderita autisme mungkin sulit memahami perasaan orang lain, seperti rasa sakit atau sedih.
  • Komunikasi verbal dan nonverbal. Misalnya, seorang anak mungkin tidak pernah berbicara. Atau dia mungkin sering mengulang kalimat tertentu terus menerus.
  • Minat terbatas dalam kegiatan atau bermain. Misalnya, anak yang lebih muda sering fokus pada bagian-bagian mainan daripada bermain dengan mainan secara keseluruhan. Anak yang lebih tua dan orang dewasa mungkin tertarik oleh topik tertentu, seperti permainan kartu atau pelat nomor.

Anak yang dicurigai menderita autisme juga mungkin harus melakukan tes pendengaran dan beberapa tes lain untuk memastikan penyebabnya bukan karena beberapa kondisi medis lain.

Bagaimana Autisme Diobati?

Pengobatan untuk autisme melibatkan pelatihan perilaku khusus. Latihan perilaku memberikan penghargaan untuk perilaku baik (penguatan positif) untuk mengajar anak keterampilan sosial dan untuk mengajar mereka bagaimana untuk berkomunikasi dan bagaimana membantu diri mereka ketika mereka tumbuh dewasa.

Dengan pengobatan dini, kebanyakan anak autisme belajar untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain. Mereka belajar untuk berkomunikasi dan membantu diri mereka sendiri ketika mereka tumbuh dewasa.

Tergantung dari sang anak, pengobatan juga dapat mencakup hal-hal seperti terapi bicara atau terapi fisik. Obat kadang-kadang digunakan untuk mengobati masalah seperti depresi atau perilaku obsesif-kompulsif.

Jenis pengobatan yang tepat bagi tiap anak bergantung pada gejala-gejalanya. Pengobatan berbeda untuk setiap anak dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Karena penderita autisme berbeda dari satu dengan yang lain, maka hal yang membantu pada satu orang, mungkin tidak dapat membantu bagi yang lain. Jadi pastikan untuk bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam pendidikan dan perawatan sang anak untuk menemukan cara terbaik dalam menangani gejala autisme.

Bagaimana Keluarga Anda Hidup bersama Anak dengan Autisme?

Bagian terpenting dari rencana perawatan sang anak adalah memastikan anggota keluarga lainnya mendapatkan pelatihan tentang autisme dan cara mengelola gejalanya. Pelatihan dapat mengurangi stres keluarga dan membantu anak Anda berfungsi lebih baik. Beberapa keluarga membutuhkan bantuan lebih banyak dari yang lain.

Ambil keuntungan dari setiap jenis bantuan yang Anda dapatkan. Konsultasi dengan dokter mengenai bantuan apa yang tersedia dekat dengan tempat tinggal Anda. Beberapa sumber yang mungkin yaitu keluarga, teman, lembaga-lembaga publik, dan organisasi autisme.

Ingat beberapa saran berikut ini:

  • Rencanakan istirahat. Tuntutan sehari-hari merawat anak dengan autisme dapat menyita waktu dan stres. Merencanakan Istirahat dapat membantu seluruh keluarga.
  • Dapatkan bantuan tambahan ketika anak Anda bertambah tua. Tahun-tahun remaja bisa menjadi waktu yang sangat sulit bagi anak autis.
  • Berkomunikasi dengan keluarga lain yang memiliki anak dengan autisme. Anda dapat berbicara mengenai masalah Anda dan berbagi saran dengan orang-orang yang memahami.

Membesarkan anak dengan autisme butuh kerja keras. Tetapi dengan dukungan dan pelatihan, keluarga Anda dapat belajar bagaimana mengatasinya.

Sumber: WebMD

]]>
http://dokita.co/blog/apa-itu-autisme/feed/ 0