Keunggulan ASI Eksklusif

Keunggulan ASI Eksklusif(Image courtesy of Jomphong / freedigitalphotos.net)

\r\nMenyusui, terutama pada anak pertama, menjadi sebuah pengalaman yang juga menunjukkan bahwa wanita telah benar-benar menjadi seorang ibu.\r\n\r\nBagi bayi, ASI menjadi bahan makanan yang sangat penting. Laktosa dan protein dikantung pada foremilk, sedangkan lemak sebagai bahan baku cadangan energi dan pembentukan otak terdapat pada hindmilk. Kedua bentuk tersebut memang mengandung energi dan sejumlah manfaat lain, tetapi terdapat perbedaan proporsi. Laktase, enzim pemecah laktosa, turut terkandung di dalam ASI sehingga tidak perlu khawatir jika lactase di dalam tubuh bayi Anda kurang. Fermentasi laktosa oleh Lactobacillus sp turut serta membantu pembentukan suasana asam di usus besar sehingga kuman jahat mati dan peningkatan penyerapan kalsium serta fosfor dapat terjadi.\r\n\r\nNamun, sumber energi terbesar bagi bayi adalah lemak. Lemak pada ASI memiliki kandungan trigliserida sebagai komponen lemak terbesar. Itulah sumber energi utama bayi untuk menyesuaikan dengan ukuran saluran cerna bayi yang masih cukup kecil. Konsumsi foremilk yang terlampau banyak daripada hindmilk dapat berakibat pada rasa kembung, gangguan penyerapan, hingga terjadi gagal tumbuh pada bayi. Selain itu, lemak menjadi bahan penting pembentuk saraf-saraf, tentunya termasuk bagi otak bayi, sehingga tumbuh-kembangnya bayi menjadi hal yang dipengaruhi oleh ASI.\r\n\r\nEksklusifitas dari ASI menjadi penting mengingat manfaatnya akan menjadi besar jika hanya digunakan sendiri tanpa digabung dengan tambahan makanan lainnya. Seperti yang sudah disebutkan, hanya makanan cair yang mampu masuk ke dalam lambung bayi. Namun, faktor belum matangnya organ tubuh bayi, terutama saluran cerna, daya tahan tubuh, dan ginjal dalam mengolah zat-zat yang masuk ke dalam tubuh bayi, menjadikan ASI sebagai satu-satunya makanan yang cocok untuk bayi.\r\n

Cara Memberikan ASI

\r\nPosisi bayi saat hendak diberikan ASI perlu diperhatikan untuk memastikan ASI yang diberikan cukup serta tidak sampai melukai puting payudara ibu. Kepala dan leher bayi lurus terhadap badan bayi. Badan bayi menghadap ke payudara. dagu menempel pada payudara, badan belakang bayi ditopang, seluruh bibir menutupi permukaan putting dan daerah kehitaman payudara, terutama sisi bawah. Posisi sudah benar ketika bayi sudah mampu mengisap dengan cukup lama pada setiap hisapannya dalam keadaannya cukup rileks bagi bayi dan ibu. Jika ibu merasakan nyeri, patut dinilai ulang apakah cara menyusuinya sudah benar atau belum.\r\n\r\nPengolahan ASI dapat dilakukan dengan berbagai cara sekalipun Anda merupakan wanita karir. ASI dapat disimpan sesudah dipompa dalam sebuah botol steril. Penyimpanan dalam bentuk beku hanya diperbolehkan satu kali dan tidak diperkenankan memanas-bekukan berulangkali ASI yang sudah dipompa. Tindakan tersebut hanya merusak komposisi ASI, terutama protein. Padahal protein menjadi bahan penting pembentukan daya tahan tubuh anak terhadap berbagai penyakit. Jika hendak mencairkan ASI yang beku, cukup menyiram botolnya dengan air atau merendamnya dengan air hangat (bukan dipanaskan dengan oven).\r\n\r\nJadi, ASI menjadi sangat penting bagi seorang bayi dengan segala keterbatasan tubuhnya di usianya yang masih belia. Manfaat ASI akan maksimal ketika cara menyusui telah benar dan dilakukan setidaknya dalam waktu 6 bulan. Kesehatan dan masa depan anak Anda tentu akan lebih baik jika berhasil mengonsumsi ASI dalam waktu tersebut. Manfaat bagi ibu juga diberikan oleh ASI yang diminumkan pada bayinya. Oleh karena secara normal, ASI akan diproduksi menjelang bayi lahir, ASI memang sebaiknya diberikan pada bayi untuk meredakan ketegangan dan tersumbatnya payudara oleh ASI. Pencegahan infeksi payudara juga dapat dilakukan dengan cara menyusui dengan tepat. Peranan pemberian ASI dalam melaksanakan program Keluarga Berencana karena hormone prolaktin yang diproduksi, setidaknya setelah 30 menit menyusui dan terutama pada malam hari, turut serta menekan pematangan sel telur. Manfaat di luar itu juga ditunjukkan dengan dengan rendahnya angka absensi kerja ibu karena ibu akan jarang sakit. Hemat biaya dan meningkatkan kedekatan ibu dengan anak menjadi manfaat lain yang bisa diperoleh.\r\n\r\nSumber:\r\n

    \r\n
  1. Mexitalia M. Air susu ibu dan menyusui. Dalam: Sjarif DR, et al. Nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. 2011.
  2. \r\n

  3. Sjarif DR, Tanjung C. Susu formula bayi dan peraturan terkait. Dalam: Sjarif DR, et al. Nutrisi pediatric dan penyakit metabolik. 2011
  4. \r\n

\r\nTeks: Naldo Sofian

Komentar

  • (will not be published)