(Image source from: Adam)
\r\n
Oleh: dr. Sutopo Widjaja, MS
\r\nArtikel bagian kedua dari HNP (Hernia Nukleus Pulposus). Pada bagian kedua ini dibahas mengenai apa komplikasi HNP, bagaimana cara mendiagnosis, pengeloloaan, pencegahan dan prognosis HNP. Jika ingin membaca mengenai apa itu HNP, bagaimana proses terjadinya HNP? Apa sih penyebab HNP itu dan apa faktor risikonya? Apa saja gejala-gejala HNP? Silakan baca artikel HNP bagian pertama disini.\r\n\r\nTn. NK, 38 tahun, pekerja bangunan, berobat ke Puskesmas dengan keluhan sudah 2 bulan pinggang kiri sakit, terutama kalau sedang bungkuk mengangkat bahan bangunan, nyeri sering merambat ke tungkai bawah. NK sudah berobat di tukang urut dan minum obat warung tetapi keluhan tidak mereda bahkan beberapa hari ini timbul rasa baal dan kesemutan di kaki kiri. Dokter menduga NK menderita HNP dan merujuk ke RSUD untuk pemeriksaan lebih lanjut.\r\n
Apakah Komplikasi HNP?
\r\nKomplikasi HNP yang perlu diwaspadai ialah :\r\n
- \r\n
- Sindroma Cauda equina, yaitu hernia cakram yang menekan ekor sumsum tulang belakang (cauda equina dan ditandai rasa baal di dubur dan sekitarnya , gangguan buang air besar dan berkemih).
- Cedera saraf permanen.
- Kelumpuhan.
- Disfungsi ereksi.
- Nyeri menahun.
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
Bagaimana Mendiagnosis HNP?
\r\nDiagnosis HNP selain mengacu pada riwayat penyakit, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi tes refleks, kekuatan otot, kemampuan jalan, fungsi sensasi. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain :\r\n
- \r\n
- Rofoto (Rontgen foto) tulang belakang.
- CT Scan dan MRI tulang belakang, untuk evaluasi letak dan ukuran cakram serta penekanan pada sumsum tulang belakang.
- Myelogram, untuk deteksi letak dan ukuran cakram serta penekanan pada sumsum tulang belakang.
- EMG (electromyografi), untuk deteksi lokasi akar saraf yang bermasalah.
- NCVT (nerve conduction velocity test), untuk evaluasi gangguan fungsi saraf.
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
Bagaimana Cara Pengelolaan HNP?
\r\nCara pengelolaannya tergantung pada kondisi cakram, keparahan gejala dan adanya komplikasi, pengelolaan HNP dapat secara konservatif atau operatif.\r\nTindakan konservatif meliputi :\r\n
- \r\n
- Istirahat, hindari posisi tubuh dan aktivitas yang memicu nyeri. Bila nyeri membaik, usahakan untuk secepat mungkin kembali ke aktivitas biasa.
- Kompres dingin dan/atau panas.
- Memakai korset.
- Fisioterapi
- Medikamentosa/obat-obatan :\r\n
- \r\n
- Penghilang rasa nyeri / analgesik
- Pelemas otot / muscle relaxan
- Kortiosteroid
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\nBila tidak berhasil dikelola secara konservatif, sering kambuh dan timbul komplikasi maka perlu pertimbangkan tindakan operatif berikut :\r\n
- \r\n
- Microdiskectomy, yaitu tindakan membuang bagian cakram yang rusak dan menonjol.
- Pada kasus yang lebih serius, Laminectomy, yaitu tindakan membuang seluruh cakram dan menyatukan kedua vertebra atau diganti dengan cakram artifisial perlu dipertimbangkan.
\r\n
\r\n
\r\n
Bagaimana Mencegah Terjadi HNP?
\r\nLangkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi HNP ialah :\r\n
- \r\n
- Olahraga teratur agar otot punggung, tungkai dan perut lebih kuat, antara lain: jalan, lari, berenang.
- Hindari angkat barang berat pada posisi bungkuk tetapi dengan posisi jongkok.
- Usahakan duduk dan berdiri pada posisi tegak.
- Hindari duduk terlalu lama, selingi dengan berdiri dan bergerak.
- Hindari kegemukan karena berat badan berlebih akan membebani cakram.
- Berhenti merokok.
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
Bagaimana Prognosis HNP?
\r\nPrognosis HNP umumnya baik. Dengan pengelolaan dini, gejala HNP umumnya akan sembuh dalam waktu 4 – 6 minggu.