(Image courtesy of David Castillo Dominici / freedigitalphotos.net)
\r\nMasalah yang sering berkaitan dengan keganasan tumor otak pada anak seringkali tidak disadari oleh para orang tua.\r\n
Gejala Kanker Otak
\r\nPrinsip dasar dari terbentuknya sebuah tumor, dimanapun letaknya, adalah kegagalan pengaturan keseimbangan tumbuh-kembang dan kematian dari sebuah sel. Pengaturan tersebut diatur secara genetik oleh tubuh kita. Oleh karenanya, semua penyebab dari kerusakan genetik tersebut berpotensi menimbulkan sebuah kanker.\r\n\r\nPada kanker otak anak, hubungan kandungan fisik dan kimia tertentu memang terbukti dapat menyebabkan kanker. Zat-zat tersebut mungkin didapat selama di dalam masa kehamilan, zat yang dikonsumsi ibu selama masa menyusui, atau dikonsumsi langsung oleh si anak. Riwayat keguguran yang dialami oleh ibu selama lebih dari dua kali pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu menjadi faktor risiko yang signifikan memicu kanker otak pada si anak. Temuan yang kini memiliki hubungan terkuat adalah pajanan pestisida dan bahan yang mengandung N-nitro (contoh: daging berpengawet) secara terus-menerus.\r\n\r\nMasalahnya, seringkali gejala gangguan pada otak anak tidak bisa dideteksi lebih awal dan dianggap gejala yang biasa. Misalnya jika si anak seringkali mengalami sakit kepala pagi hari yang disertai dengan muntah, kita menganggapnya sebagai gejala masuk angin atau demam biasa. Ada juga kasus yang dialami oleh seorang anak perempuan berusia 9 tahun, yang mengalami kemerosotan nilai di sekolahnya, karena seringkali sakit kepala. Guru dan orang tua menganggap si anak mengalami gangguan belajar dan kecemasan sekolah, lalu menambah les tambahan untuk membantu proses belajar si anak. Setelah setahun berlalu, barulah ditemukan bahwa ada tumor ganas di otak si anak, dan sudah berada di stadium akhir. Gejala lain seperti jika si anak sering mual, ada gangguan panca indera, gangguan keseimbangan saat berjalan walau dengan mata terbuka, mudahnya mengantuk, kejang, dan ukuran kepala yang membesar, terutama pada bayi sudah menjadi tanda awal yang mengarahkan kemungkinan adanya kanker otak pada anak.\r\n\r\nGejala “tekanan” tersebut dapat mengakibatkan nyeri, pusing, penurunan kesadaran (mengantuk hingga koma), gangguan penglihatan (penglihatan ganda, gerakan abnormal bola mata), dan pendengaran (berdenging, tuli), serta ketidakteraturan nafas dan denyut jantung. Lain halnya dengan masalah fungsi, kemampuan mengingat, belajar, berpikir, mengatur perilaku dan emosi, gangguan perkembangan, halusinasi, hingga menjadi seperti “kerasukan” menjadi tanda tambahan akan adanya suatu proses kelainan di otak anak.\r\n\r\nTantangan diagnostik dan perlunya kepekaan orang tua menjadi sangat tinggi ketika masalah tersebut, walaupun jarang, terjadi pada anak yang beranjak dewasa. Perubahan perilaku yang terjadi pada mereka lebih banyak dikaitkan dengan hal-hal normal pada masa akil baliq. Oleh karena cakupan gejala yang sangat luas dan tidak spesifik, keterlambatan diagnosis bukanlah hal yang jarang dijumpai. Petunjuk untuk meningkatkan kemungkinan deteksi kanker melalui gejala sangat memerlukan informasi mengenai durasi keluhan yang cukup lama dan apa saja yang terjadi tentang keluhan tersebut.\r\n\r\nKeluhan demam yang menyertai lebih banyak dikaitkan dengan infeksi, meskipun tahapan kanker tertentu dapat menimbulkannya pula. Apabila si anak tampak pucat dan tidak bersemangat, sebagai orang tua, perlu melakukan pendekatan dan komunikasi agar si anak bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya. Jangan anggap remeh keluhan sakit kepala dan mual pada si anak, karena risiko kanker otak bisa terjadi pada siapa saja. Pada umumnya, dokter akan memintakan anak Anda untuk diperiksakan kondisi kepala anak Anda dengan modalitas radiologi jika dokter menemukan tanda peningkatan tekanan di dalam otak, seperti sakit kepala yang disertai muntah, penurunan kesadaran, dan melemahnya denyut nadi maupun pernapasan.\r\n\r\nSumber:\r\n
- \r\n
- Viana-Perreira M, Jones C, Reis RM. Genetic instability in pediatric and adults brain tumours.
- Medline Plus. Childhood Brain Tumors.
- Environmental causes of brain cancer in children. 2003.
- Aydin D, et al. Mobile phone use and brain tumors in children and adolescents: a multicenter case-control study. 2011
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n(Teks: Naldo Sofian/ Maeya Zee)
Sesuai dgn uraian tentang gejala kanker otak pd anak, dgn melihat tanda2 pd anak sy ternyata tdk ada, seperti muntah di pagi hari, sakit kepala jg jarang, anak sy masih umur 2,7 tahun dok. Mohon penjelasan dok.
Selamat Siang,\n\nTerima kasih sudah mengunjungi Dokita.\nDari data yang disampaikan, memang terkesan lingkaran kepala agak besar. Namun bukan ciri utama tumor otak. Mohon maaf, tanpa observasi langsung pasien, sulit bagi kami untuk memastikan kelainannya. Untuk kepastian, kami sarankan sebaiknya segera periksa ke dokter untuk evaluasi dan kalau perlu CT scan atau MRI kepala.\n\nMaaf, untuk tanya jawab kesehatan Dokita selanjutnya, akan dijawab melalui aplikasi Android kami. Mohon dapat di unduh dan registrasi untuk mengirim pertanyaan di: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.andtechnology.dokterkita\nTerima kasih\n\nSalam Sehat Selalu,\n\nTim Dokita.\nJangan lupa untuk berbelanja sehat di store kami http://www.dokita.co/store