\r\nPenyebab irritable bowel syndrome (IBS) belum pasti diketahui. Namun para ahli kesehatan percaya yang menyebabkan gejala irritable bowel syndrome adalah gangguan komunikasi antara otak dan saluran usus.\r\n\r\nKombinasi kompleks dari berbagai elemen, seperti: stres psikologis, hormon, sistem kekebalan tubuh, dan bahan kimia yang disebut neurotransmiter, tampaknya mengganggu penyampaian pesan antara otak dan usus. Miskomunikasi ini menyebabkan kontraksi otot yang abnormal atau kejang, yang seringkali menimbulkan nyeri kram. Kejang ini dapat mempercepat tinja berlalu sehingga menyebabkan diare, atau memperlambatnya sehingga menyebabkan sembelit atau kembung.\r\n\r\nPenderita IBS sepertinya memiliki usus yang sangat sensitif. Belum diketahui mengapa usus penderita IBS lebih cenderung bereaksi kuat terhadap elemen-elemen penyebab irritable bowel syndrome. Penderita IBS mungkin mulai mengalami gejala karena salah satu atau lebih faktor berikut:\r\n
- \r\n
- Makan (meskipun belum ada makanan tertentu yang dikaitkan dengan IBS).
- Stres. Stres dapat mempengaruhi pergerakan usus dan juga cara seseorang merasakan nyeri. (Stress juga dapat memberikan dampak yang sama pada orang-orang yang tidak menderita IBS.)
- Gas yang terjebak sehingga menyebabkan kembung.
- Perubahan hormon, misalnya: selama siklus menstruasi.
- Beberapa obat-obatan, misalnya: antibiotik.
- Genetika. IBS lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga menderita IBS.
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\nSumber: WebMD