(Image courtesy of David Castillo Dominici / freedigitalphotos.net)
\r\n\r\n
Antara Wasir dan Sembelit
\r\nSumbatan pencernaan kita menimbulkan rasa sakit yang mengganggu aktivitas harian. Sembelit menjadi nama populer dengan beragam penyebab yang juga dapat dikarenakan masalah di luar saluran cerna. Wasir dan usus buntu sering menjadi masalah yang tidak jarang, menurut pengalaman penulis, “gampang-gampang susah” untuk diagnosis dan diobati. Berbeda ketika keduanya terjadi pada satu waktu bersamaan. Mencari adanya hubungan tersebut atau tidak menjadikan edukasi dan izin tindakan menjadi lebih komprehensif.\r\n\r\nSembelit, dalam dunia medis disebut konstipasi, diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan tinja dari saluran cerna dalam waktu setidaknya 3 hari. Perhatikan bahwa definisi tersebut tidaklah bersifat kaku. Dalam artian, keluhan nyeri akibat sulitnya buang besar sudah boleh dianggap sebagai konstipasi sekalipun waktunya kurang dari 3 hari. Penyebabnya beragam, tetapi secara umum dapat dikarenakan adanya suatu sumbatan atau tidak mampunya saluran cerna untuk bergerak.\r\n\r\nWasir sendiri menunjukkan adanya pembesaran pembuluh darah balik (vena) pada daerah sekitar ujung usus besar, tepatnya di sekitar anus atau rektum. Sumbatan aliran darah vena menjadi dasar penyebab wasir. Pada prinsipnya, wasir identik dengan varises, tetapi hanya dibedakan berdasarkan lokasinya. Permasalahannya adalah ukuran pembuluh darah ini cukup besar dan mudah sobek sehingga perdarahan besar mungkin saja terjadi meskipun tentu perbedaan derajat keparahan tidak selalu menimbulkan masalah demikian. Selain itu, sembelit dan masalah saluran cerna lainnya dapat muncul sebagai komplikasinya. Nyeri dan takut untuk buang air besar menjadi masalah yang dapat dijumpai Anda sehari-hari pada penderita wasir.\r\n\r\nUsus buntu, dengan radang usus buntu (appendicitis) sebagai terminologi yang lebih tepat, juga dapat terjadi oleh karena adanya sumbatan dari daerah perut dengan tingginya tekanan di salah satu segmen usus besar sebagai salah satu penyebab appendicitis muncul. Infeksi dan peradangan juga turut menyumbang terbentuknya sumbatan tersebut dengan cara membuat bengkak kelenjar getah bening di sekitar usus besar. Nyeri perut kanan bawah sesudah terjadi nyeri di sekitar ulu hati menjadi ciri khasnya meski hal tersebut perlu dikonfirmasi lagi dengan informasi perjalanan penyakit dari Anda.\r\n\r\nOperasi menjadi cara mengatasi masalah tersebut sebaik mungkin jika terapi dengan obat tidak memberikan kesembuhan. Pada usus buntu, pembuangan usus buntu tersebut perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya peradangan pada bagian tubuh yang lain sekaligus menghilangkan sumber infeksi. Penelitian penggunaan antibiotik terhadap usus buntu sudah ada, tetapi kesembuhan yang muncul masih diragukan oleh kebanyakan ahli. Lain halnya pada wasir, pada wasir yang masih dini, obat oles pada wasir masih dapat diberikan. Tahap lanjut dari wasirlah yang membutuhkan tindakan operasi.\r\n
Hubungan Wasir, Sembelit, dan Usus Buntu
\r\nPerlu diperhatikan bahwa salah satu gejala penting dari sembelit oleh karena sumbatan adalah adanya rasa nyeri hilang-timbul secara teratur dengan selang waktu yang cukup lama. Bedakan hal tersebut dengan nyeri yang terkesan berdenyut, tertekan, atau begah. Nyeri hilang-timbul tersebut khas terjadi pada organ berongga, termasuk saluran cerna.\r\n\r\nRasa sembelit, salah satunya, menandai adanya kotoran di dalam usus yang telah mengeras sehingga sulit dikeluarkan. Mengejan memang menjadi refleks dari kita untuk mengeluarkannya, tetapi tindakan tersebut mengandung bahaya memunculkan wasir tersebut karena tekanan pada pembuluh darah oleh struktur usus besar dalam waktu lama, dan menjadi kebiasaan, akan memperlambat aliran darah di vena setempat. Tekanan darah di vena terus-menerus akan menimbulkan peninggian tekanan pada vena setempat hinga terbentuklah varises tersebut. Selain itu, peninggian tekanan darah vena lokal dapat dikarenakan kelainan pembekuan darah yang menimbulkan terbentuknya sumbatan.\r\n\r\nSecara logika, wasir dan usus buntu dapat saja saling berkaitan. Sumbatan pada daerah rektum akan mempersulit buang air besar dan akhirnya meningkatkan volume di usus besar. Seiring dengan peninggian volume tersebut, tekanan di dalam usus besar akan meningkat hingga akhirnya ada sisa makanan yang mungkin saja masuk ke dalam usus buntu. Tidak adanya pergerakkan untuk melepas sumbatan tersebut tentu menimbulkan reaksi peradangan di usus buntu. Permasalahannya adalah melambatnya gerakan usus besar oleh karena tinja yang tidak terbuang akan semakin meningkatkan penyerapan kandungan airnya. Tidaklah mengherankan jika tinja mengeras di dalam usus besar, meningginya tekanan di dalam usus, hingga mengunci sisa makanan dalam usus buntu. Tetap adanya tekanan dari dalam saluran cerna berpotensi merobek saluran cerna dan menimbulkan peradangan pada pelapis rongga perut. Bahaya dari robekan tersebut mencakup perdarahan dan melebarnya pembuluh darah di seluruh tubuh hingga kandungan airnya keluar dalam jumlah massif.\r\n\r\nPerbedaan mendasar menjadi kontradiksi dalam hubungan tersebut. Wasir menggambarkan sumbatan pada pembuluh vena, sedangkan komplikasinya memang berakibat pada saluran cerna. Ada pun pada usus buntu murni karena sumbatan saluran cerna. Sejauh yang diketahui penulis, ternasuk dari kepustakaan yang didapat, belum pernah dilaporkan adanya kedua kasus tersebut secara bersamaan dalam satu pasien oleh karena memang proses terjadi penyakitnya tidaklah dalam satu rangkaian yang sama.\r\n\r\nPencegahan kedua penyakit tersebut diawali dengan mengubah pola diet yang bersih dan sehat dan memperhatikan tingginya kadar serat untuk menjaga saluran cerna dari absorpsi lemak yang tidak perlu. Kecukupan minum juga penting agar bahan makanan yang dicerna tidak terlalu kering dan mengeras, sekaligus melancarkan aliran darah. Jangan pula membiasakan menahan keinginan untuk buang air besar mengingat peninggian tekanan di dalam usus berpotensi mengakibatkan kedua masalah tersebut. Tidak duduk terlampau lama juga turut membantu mencegah terjadinya wasir.\r\n\r\nJadi, belum ada hubungan meyakinkan antara wasir dan usus besar dalam kaitannya dengan sembelit. Hubungan yang cukup meyakinkan baru terbukti pada sembelit dengan kemunculan wasir. Diet tinggi serat tetap menjadi upaya pencegahan dan terapi non-obat yang berguna bagi tubuh.\r\n\r\nSumber:\r\n
- \r\n
- Al-Maqbali MA. Appendicitis: a case study. Nursing Standard [internet]. 2013.
- Lohsiriwat V. Hemorrhoids: from basic pathophysiology to clinical management. World Journal of Gastroenterology [Internet]. 2012.
- De Jong, et al. Buku Ajar Bedah. 2006.
- Hansson J. Antibiotic therapy as single treatment of acute appendicitis.2012.
- Fitzmaurice GJ, et al. Antibiotics versus appendectomy in the management of acute appendicitis: a review of the current evidence. 11 November 2011 [Diakses 5 November 2013].
- Varadhan KK, et al. Safety and efficacy of antibiotics compared with appendicectomy for treatment of uncomplicated acute appendicitis: meta-analysis of randomized controlled trials. BMJ [Internet]. 5 April 2012 [Diakses 5 November 2013].
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\nTeks: Naldo Sofian
be2rapa hri yg lalu sekitar 3-5 hri yg lalu, aku merasakan panas dri dlm di sekitar perut kanan bawah ketika mengejan saat b.a.b.,. dan td sekitar jam 10 mlm, aku jg merasakan hal yg sama tp dlmkeadaan aku tiduran.,. mohon penjelasannya.,.
Selamat Siang,\n\nTerima kasih sudah mengunjungi Dokita.\nNyeri sekitar perut kanan bawah dapat bersumber dari usus buntu, saluran kemih, indung telur dan saluran telur (pada wanita), serta pemicunya juga bervariasi, misalnya radang/infeksi, batu, tumor, tumpukan angin dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk memastikan, kami sarankan periksa ke dokter untuk evaluasi dan kalau perlu lakukan USG, CT scan dan cek laboratorium.\n\nSalam Sehat Selalu,\n\nTim Dokita.\nJangan lupa untuk berbelanja sehat di store kami http://www.dokita.co/store