Waspadai Hipertensi

Waspadai Hipertensi\r\n

Apakah Kita Perlu Waspadai Hipertensi?

\r\nYa, kita perlu waspadai hipertensi. Fakta berbicara bahwa dua pertiga penderita hipertensi ada di negara miskin dan berkembang. Indonesia salah satunya. Ini saatnya kita menaklukkannya.\r\n\r\nMenurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Hal ini berarti, 1 dari 3 penduduk dewasa di negeri ini menderita hipertensi. Itulah sebabnya kita tak boleh memandang remeh persoalan ini.\r\n\r\nHipertensi itu sendiri merupakan kondisi dimana terdapat tekanan yang melebihi batas normal pada pembuluh darah arteri. Pembuluh darah arteri ini merupakan pembuluh darah yang mengandung oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh organ tubuh. Berdasarkan The Seventh Report of Joint National Committee, normalnya batasan tekanan darah adalah 120mmHg/80mmHg.\r\n

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

\r\n

\r\n
\r\n
\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

\r\n

 

\r\n

Kategori

\r\n

 

\r\n

\r\n

 

\r\n

Tekanan Darah Sistolik\r\n(angka atas)

\r\n

\r\n

 

\r\n

\r\n

 

\r\n

Tekanan Darah Diastolik (angka bawah)

\r\n

\r\n

Normal

\r\n

\r\n

120 mmHg

\r\n

\r\n

Dan

\r\n

\r\n

80 mmHg

\r\n

\r\n

Pre-Hipertensi

\r\n

\r\n

121 – 139 mmHg

\r\n

\r\n

Atau

\r\n

\r\n

80 – 89 mmHg

\r\n

\r\n

Hipertensi Ringan

\r\n

\r\n

140 – 159 mmHg

\r\n

\r\n

Atau

\r\n

\r\n

90 – 99 mmHg

\r\n

\r\n

Hipertensi Sedang

\r\n

\r\n

160 – 179 mmHg

\r\n

\r\n

Atau

\r\n

\r\n

100 – 110 mmHg

\r\n

\r\n

Hipertensi Berat

\r\n

\r\n

≥ 180 mmHg

\r\n

\r\n

Atau

\r\n

\r\n

≥ 111 mmHg

\r\n

\r\n

Jenis-Jenis Hipertensi

\r\nMelalui pencocokan dengan data di atas, kita bisa tahu posisi kita. Berangkat dari situ, mari kita pelajari lagi lebih jelas tentang posisi kita. Ada dua jenis hipertensi, yaitu:\r\n\r\nHipertensi primer (esensial).\r\n\r\nPenyebab yang paling umum antara lain karena faktor genetis, usia, lingkungan, dan pola hidup yang tidak sehat. Untuk faktor genetis, risiko Anda terkena hipertensi akan lebih besar dibanding mereka yang tak ada riwayat penderita hipertensi dalam keluarganya.\r\n\r\nSedangkan soal usia, menurut dr. Widodo Suprapto, Sp.PD-KGH, seorang spesialis ginjal dan hipertensi dari salah satu rumah sakit ternama di Jakarta, kita cenderung mengalami peningkatan tekanan darah saat usia bertambah. Menurut beliau, rata-rata usia dimana hipertensi terdeteksi adalah di usia antara 45 hingga 55 tahun. Dan ini sangat dipengaruhi oleh pola hidup di usia yang lebih muda. Misalnya pola makan (seperti konsumsi garam berlebih), kurang olahraga dan kebiasaan buruk (konsumsi alkohol, merokok, kafein). Hal-hal itu bisa membuat elastisitas pembuluh darah saat tekanan darah meninggi hilang.\r\n\r\nHipertensi sekunder.\r\n\r\nHipertensi ini disebabkan karena adanya kelainan atau penyakit lainnya. Seperti: gangguan ginjal, sleep apnea, gangguan tiroid dan stres. Salah satu gangguan ginjal yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi adalah penyempitan arteri ginjal. Pembuluh darah utama yang bekerja menyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan darah ke ginjal menurun maka tekanan darah akan meningkat.\r\n\r\nSleep apnea. Ini adalah gangguan tidur. Penderitanya berkali-kali berhenti bernafas selama tidur. Meski hanya 10-30 detik saja, tapi tetap saja hal ini berisiko terhadap timbulnya masalah lain. Para ahli yakin kalau sleep apnea memiliki hubungan yang erat dengan hipertensi.\r\n\r\nTiroid. Ada tiga gangguan yang dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi: hipertiroid, hipotiroid dan paratiroid. Hipertiroid dapat merangsang peningkatan aktivitas jantung, produksi darah serta meningkatkan tekanan pada pembuluh darah. Hipotiroid dapat membuat metabolisme tubuh menjadi lambat. Akibatnya pembuluh darah terhambat dan tekanan darahpun meningkat.\r\n

Cara Mengatasi Hipertensi

\r\nMengonsumsi makanan yang tepat dan berolahraga bisa membantu mengatasi hipertensi. Jika dilakukan dengan tepat, kita juga bisa terhindar dari kegemukan atau obesitas. Menurut dr. Widodo, olahraga non-kompetitif lebih cocok bagi penderita hipertensi. Ini akan mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah.\r\n\r\nKalau masalahnya sudah berat, kita memerlukan bantuan obat-obatan. Seperti Hydrochlorothiazide (HCT) dan Calcium channel blockers seperti Angiotensinconverting (ACE). Tapi tentu saja kita perlu untuk berkonsultasi dengan dokter dahulu.

Komentar

  • (will not be published)