(Image courtesy of markuso / FreeDigitalPhotos.net)
\r\nSuatu saat apa yang harus kita lakukan jika kulit di telapak kaki terasa gatal dan tidak bisa hilang rasa tidak nyaman itu.\r\n
Telapak Kaki Atlet
\r\nKutu air merupakan nama yang diberikan masyarakat akan masalah kulit “kutu air” yang dulunya banyak didominasi oleh kaki atlet (Athlete’s Foot). Keluhan kulit yang gatal, tetapi malah memburuk dengan penggunaan salep juga merupakan salah satu karakter penyakit tersebut walaupun bukan ciri khasnya. Sebutan yang lebih tepat dan dipakai oleh para dokter bagi penyakit tersebut adalah tinea pedis (tinea = penyakit kurap; pedis = kaki). Tinea pedis secara khas diakibatkan oleh salah satu jenis jamur dari golongan dermatofita. Jamur jenis ini secara khas dapat menginfeksi akar rambut dan juga daerah sekitar kuku. Ada pun daerah yang paling sering menjadi sasaran jamur tersebut adalah telapak tangan dan telapak kaki karena lapisan keratin menjadi bahan makanannya. Permasalahan tidak hanya oleh infeksi jamur tersebut, tetapi bakteri penyerta dapat menembus masuk melalui kulit yang rusak oleh jamur tersebut sehingga dapat menyebabkan peradangan yang lebih hebat pada jaringan yang lebih dalam jika tidak diatasi.\r\n\r\nSeiring dengan jamur sebagai penyebabnya, hal-hal yang dapat menumbuhkan jamur tersebut menjadi pencetus perburukan dari kurap tersebut. Kelembapan tinggi pada kulit menjadi media yang baik bagi pertumbuhan jamur tersebut. Oleh karena itu, tidak heran jika penyakit tersebut dinamakan sebagai Athlete’s Foot, karena keringat berlebih tentu banyak dijumpai para atlet ditambah dengan penggunaan sepatu dan kaos kaki yang cukup ketat dalam waktu lama sehingga tidak ada pertukaran udara pada kulit kaki dan kelembapan pada kaki yang sangat tinggi. Karakteristik tersebut juga sebenarnya banyak ditemui pada masa lampau dimana tentara perang dunia juga banyak mengalaminya. Penularan dapat terjadi melalui berbagai benda yang saling dipakai bergantian (termasuk sabun batangan), daerah terkontaminasi (rumah, loker, toilet umum, dsb) dan binatang (kucing, anjing, dsb). Perburukan yang diakibatkan salep anti radang dapat terjadi karena salah satu cara kerja salep anti radang tersebut adalah menekan pertahanan tubuh. Padahal, daya tahan tubuh kita turut berperan membatasi aktivitas jamur. Tidak mengherankan pula jika pasien kencing manis dan HIV juga banyak mengalaminya karena gangguan daya tahan tubuhnya.\r\n
Deteksi Gatal-Gatal Sedini Mungkin
\r\nAda beberapa tanda yang patut dicurigai akan adanya penyakit tersebut pada diri Anda. Gatal yang memberat seiring dengan lembabnya kulit Anda oleh karena keringat atau pajanan air terus-menerus, seperti pada saat mencuci baju, menjadi petunjuk utama adanya infeksi jamur. Tinea pedis tidak dapat ditegakkan dengan rasa gatal itu saja oleh karena jenis jamur lain memberikan keluhan sama dengan pendekatan pengobatan yang berbeda. Dokter dapat membantu untuk membedakan kedua gambaran keluhan tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan kedua jenis jamur tersebut muncul bersamaan pada kasus tinea pedis. Kelompok jamur dermatofita secara khas menimbulkan gambaran kelainan kulit dengan tepi yang agak kasar, tebal, bersisik, tidak beraturan dengan perubahan warna kulit, bahkan dapat normal jika berlangsung lama, pada bagian tengahnya. Tanda lain yang dapat mendukung adalah eritema, sisik yang kering, tampak basah oleh cairan, dan dapat disertai timbulnya bisul kecil. Tanda-tanda tersebut perlu diperhatikan pada daerah sela jari oleh karena daerah lipatan tersebut menghimpit dan memiliki kelembapan cukup tinggi.\r\n\r\nSesuai penyebabnya, penggunaan antijamur menjadi tindakan utama untuk memberantas jamur tersebut. Namun, kebanyakan antijamur yang beredar dalam pengobatan kulit merupakan fungistatik, artinya jamur tidak dibunuh langsung, tetapi aktivitasnya dilemahkan. Obat tersebut berupa obat oles yang sebaiknya diberikan pula pada daerah sekitarnya yang masih sehat mengingat sebenarnya jamur juga sudah ada pada daerah sekitar kulit yang abnormal walau belum menunjukkan gejala. Obat minum hanya diperlukan pada kasus kelainan yang sangat luas atau gagal dengan obat oles tersebut. Pada golongan fungistatik, pengobatan dapat berlangsung cukup lama (sekitar 1 bulan) oleh karena pengobatan tersebut mengandalkan lepasnya keratin yang mengandung jamur melalui siklus normal pergantian kulit dalam 28 hari. Pemilihan jenis obat yang sesuai untuk Anda dapat dikonsultasikan pada dokter.\r\n\r\nTentunya wajar jika Anda mencoba mengobatinya sendiri dengan harapan sembuh tanpa perlu kunjungan ke dokter. Pemeriksaan lanjutan mungkin diperlukan jika tanda-tanda yang muncul tidak khas, tetapi masih dicurigai diakibatkan oleh jamur dan tidak ada perbaikan dengan pengobatan yang telah Anda lakukan. Pemeriksaannya dapat berupa pengambilan contoh kulit, kuku, atau rambut yang terinfeksi, lampu khusus (disebut Wood Lamp), atau kultur jamur. Jadi, kelembaban dan pertukaran udara sekitar kulit memainkan peranan penting akan kemunculan penyakit tersebut. Menjaga kulit cukup kering dan segera mengganti pakaian yang basah oleh keringat (dalam hal tinea pedis, berarti melepas sepatu atau kaos kaki seusai berkeringat) menjadi tindakan pencegahan yang mudah dilakukan.\r\n\r\nSumber:\r\n
- \r\n
- Fitzpatrick color Atlas & synopsis of clinical dermatology
- Buku ajar ilmu penyakit kulit & kelamin, FKUI-RSCM
\r\n
\r\n
\r\nTeks: Naldo Sofian