Kanker Rahim Pada Wanita Sehat

Kanker Rahim Pada Wanita Sehat(Image courtesy of dream design / freedigitalphotos.net)

Pertanyaan kerap kali muncul mengapa seorang wanita yang menjalani pola hidup sehat, masih bisa menderita penyakit kanker rahim.

Kanker Rahim

Kanker rahim atau kanker endometrium merupakan kondisi bertumbuhnya sel abnormal berlebih yang berasal dari endometrium, lapisan terluar dari sisi dalam rahim. Endometrium mengalami perubahan struktur dan ketebalan seiring variasi siklus menstruasi. Struktur yang dimaksud meliputi sel dan pembuluh darah yang memperdarahinya. Perubahan tersebut berlangsung secara teratur untuk mempersiapkan tempat ideal penanaman hasil pembuahan sel telur oleh sperma. Kandungan zat yang berpotensi menimbulkan kanker serta kerentanan sel ditambah dengan sejumlah penyakit lain saling mendukung terbentuknya kanker. Faktor risiko utama adalah produksi berlebihan dari estrogen, baik estrogen dari luar maupun yang diproduksi oleh tubuh. Estrogen dari dalam dihasilkan oleh indung telur dan memang berpengaruh terhadap pertumbuhan dari sel dan pembuluh darah pada rahim. Struktur estrogen mengandung lemak agar dapat masuk dan bekerja pada sel tujuannya. Produksi estrogen sendiri dikendalikan oleh suatu kelenjar (disebut kelenjar hipofisis) yang ada di dalam otak. Namun, seiring kelenjar tersebut juga memproduksi hormon pengendali beberapa hormon, seperti prolaktin (untuk menyusui) dan tiroid (pengendali pemakaian energi tubuh), kelainan pada keduanya dapat turut mempengaruhi pengendalian kadar estrogen secara tidak langsung. Progesteron sebagai hormon seksual juga, berguna untuk mengendalikan peningkatan estrogen. Usia, riwayat keluarga, kebiasaan makan, obesitas (terkait dengan lemak sebagai bahan baku estrogen), diabetes, hipertensi, kanker payudara, infertilitas, maupun tidak pernahnya memiliki anak turut memainkan peranan. Ada pun faktor protektif yang diketahui adalah kontrasepsi (terutama progesteron), usia yang cukup dewasa saat terakhir kali melahirkan, olahraga, dan kebiasaan minum teh. Menstruasi terlalu dini atau waktu timbulnya menopause yang terlalu lama akan meningkatkan risiko timbulnya kanker endometrium. Melambatnya siklus hingga tidak lagi menstruasi, tentunya setelah seorang wanita terbukti tidak hamil, turut menjadi faktor risiko. Timbulnya perdarahan di luar siklus menstruasi pun menjadi perlu diketahui penyebabnya.

Berisiko Bagi Siapapun

Tidak adanya “bibit” yang dimiliki pasien sangat jarang menyebabkan terbentuknya kanker endometrium. Bibit tersebut berupa kelainan genetik, tetapi bukan berarti keturunan menjadi satu-satunya faktor risiko. Kerusakan genetik tersebut dapat diakibatkan adanya zat berbahaya dari lingkungan, seperti zat kimia industri dan pestisida. Seorang wanita yang tidak memiliki anak tanpa ada riwayat medis yang khas datang dengan perdarahan dari liang senggama yang tidak berhenti walau dengan menggunakan pil kontrasepsi. Kanker endometrium baru terdeteksi sesudah pemeriksaan ultrasonografi dilakukan. Jadi, keadaan sehat tetap perlu dijaga secara teratur meskipun tidak ada riwayat gangguan kesehatan tertentu sebelumnya. Kesadaran akan riwayat penyakit atau gejala terkait siklus haid terdahulu mungkin menjadi petunjuk untuk menemukan kemungkinan penyebabnya baik dari rahim, pemakaian obat, riwayat penyakit, diet, hingga faktor stress. Sumber:

  • Goodman A, Goff B. Endometrial cancer: screening, diagnosis, and surgical staging. 2009.
  • Obesity, endogenous hormones, and endometrial cancer risk – a synthetic review. 2002.
  • Aksglaede L, et al. The sensitivity of the child to sex steroids: possible impact of exogenous estrogen. 2006.
  • Plechner AJ. Cortisol abnormality as a cause of elevated estrogen and immune destabilization. 2003.
  • Maruyama K, et al. Exposure to exogenous estrogen through intake of commercial milk produced from pregnant cows. 2010

Teks: Naldo Sofian

Komentar

  • (will not be published)

1 item

Total Purchase: Rp 245.000