Lawan Sariawan

Lawan Sariawan\r\nSariawan bisa membuat kenyamanan kita beraktivitas terganggu, apalagi bagi kita yang sedang menjalani ibadah puasa.\r\n\r\nSariawan atau dalam bahasa kedokteran disebut Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan salah satu penyakit umum yang biasanya menyerang daerah mukosa bibir, pipi, lidah, langit-langit lunak, dan dasar gusi. Munculnya sariawan ditandai dengan adanya luka berbentuk cekung, berwarna putih kekuningan, dan rasa perih seperti terbakar. Orang yang menderita sariawan biasanya kesulitan dalam berbicara dan mengunyah makanan, tetapi sariawan tergolong dalam penyakit yang bersifat Self Limiting Disease artinya dapat sembuh dengan sendirinya, dalam waktu 7 – 10 hari tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Ada berbagai penyebab munculnya sariawan dalam mulut kita:\r\n

Pasta Gigi yang Mengandung SLS

\r\nSLS atau Sodium Laureth Sulphate merupakan salah satu bahan kimia yang sering digunakan dalam membuat produk perawatan tubuh, seperti sabun, shampo, dan pasta gigi.  SLS terbukti efektif dalam menghasilkan busa dan membersihkan kotoran. Selain itu, bahan kimia ini juga relatif murah dan mudah didapat. Akan tetapi, berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, SLS ternyata dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit. Karena itulah, penggunaan pasta gigi yang mengandung SLS diperkirakan dapat meningkatkan resiko munculnya sariawan.\r\n

Alergi atau Hipersensitivitas

\r\nAlergi atau Hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh, di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif atau bereaksi secara berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya. Padahal bagi orang yang tidak mengidap alergi, bahan-bahan tersebut tidaklah berbahaya. Sariawan dapat terjadi karena sensitivitas jaringan mulut terhadap bahan-bahan yang terkandung dalam pasta gigi, obat kumur, lipstik, gigi palsu, makanan, dan lain-lain.\r\n

Keturunan atau Genetik

\r\nFaktor keturunan atau genetik mempunyai peranan yang cukup besar yaitu sekitar 30% dari total kasus yang ada. Apabila dalam satu keluarga ada yang menderita SAR, maka besar kemungkinan anggota lainnya juga terkena. Pasien dengan riwayat keluarga SAR akan menderita SAR sejak usia muda dan lebih berat kondisinya dibandingkan dengan pasien tanpa riwayat keluarga SAR.\r\n

Kekurangan Nutrisi

\r\nKekurangan beberapa nutrisi seperti asam folat, vitamin C, dan zat besi juga menjadi penyebab timbulnya sariawan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang cukup bagi tubuh. Kandungan asam folat dapat kita peroleh dari brokoli, bayam, telur, gandum, dan susu.  Untuk vitamin C bisa didapat dari buah-buahan seperti jeruk, strawberry, rasberry, kiwi, dan anggur. Sedangkan untuk zat besi terdapat pada daging sapi, ikan, sereal, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.\r\n

Trauma Pada Mulut

\r\nSariawan dapat terbentuk pada daerah bekas luka akibat trauma. Trauma biasanya terjadi karena bibir tergigit saat sedang berbicara, mengunyah, perawatan gigi, konsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, dan cara menyikat gigi yang salah.\r\n

Stres yang Berlebihan

\r\nStres merupakan bentuk respon tubuh dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang terjadi secara terus menerus, yang kemudian mempengaruhi kondisi fisik dan emosi kita. Oleh sebab itu, stres yang berlebihan diperkirakan sebagai salah satu factor yang berperan secara tidak langsung terhadap munculnya sariawan.\r\n

Kebersihan Mulut yang Kurang Terjaga

\r\nMulut yang tidak bersih merupakan sarang kuman dan bakteri. Tentunya hal ini juga dapat memicu terjadinya sariawan. Oleh karena itu, biasakanlah menyikat gigi dua kali sehari dan berkumur setiap habis makan supaya kebersihan mulut tetap terjaga dengan baik.\r\n\r\nSumber: Sariawan.org

1 Komentar untuk “Lawan Sariawan”

  1. Kurniarto Tedja

    Hati-hati apabila tidak sembuh dalam waktu 10 hari mungkin penyebabnya kelainan pada gigi ,infeksi atau pada pasien usia pertengahan atau lanjut karsinoma jadi perlu diperiksa dokter.

    Reply

Komentar

  • (will not be published)