Diperlukan proses yang kompleks untuk mencapai ereksi. Karena itu penyebab disfungsi ereksi sangat bervariasi, mulai dari masalah-masalah yang bersifat psikologis, fisik, atau kombinasi dari keduanya.
Penyebab fisik disfungsi ereksi terkait dengan gangguan atau kerusakan dari urutan proses ereksi. Urutan ini melibatkan impuls saraf di otak dan tulang belakang, penis serta respon yang dihasilkan pada otot, jaringan ikat, pembuluh darah dan arteri di dan dekat corpora cavernosa (bagian penis).
Sering kali gangguan atau kerusakan dalam urutan proses yang menyebabkan ereksi tersebut disebabkan oleh penyakit, antara lain:
- Diabetes. Diabetes dapat merusak saraf dan arteri sehingga sulit mencapai ereksi. Menurut Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health), antara 20% sampai 75% pria dengan diabetes mengalami disfungsi ereksi. Diabetes meningkatkan risiko mengalami disfungsi ereksi lebih dari dua kali lipat.
- Penyakit ginjal. Penyakit ginjal dapat menyebabkan perubahan kimia dalam tubuh sehingga mempengaruhi hormon, sirkulasi, fungsi saraf, dan tingkat energi. Sering kali perubahan ini akan menurunkan libido (dorongan seksual) atau kemampuan seksual seseorang. Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ginjal juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Diperkirakan lebih dari 50% pria dengan gagal ginjal menderita disfungsi ereksi, penurunan gairah seks, dan penurunan kehidupan seks secara signifikan.
- Penyakit neurologis (saraf dan otak). Sistem saraf berperan penting dalam mencapai dan mempertahankan ereksi, sehingga pria dengan penyakit seperti stroke, multiple sclerosis (MS), penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, cedera tulang belakang umumnya mengalami disfungsi ereksi. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan dalam transmisi impuls saraf antara otak dan penis.
- Penyakit pembuluh darah (Vascular disesase). Contoh penyakit ini antara lain: aterosklerosis (yaitu pengerasan pembuluh darah), hipertensi, dan kolesterol tinggi. Penyakit ini membatasi aliran darah ke jantung, otak dan penis dan merupakan 70% penyebab fisik disfungsi ereksi.
- Kanker prostat. Kanker prostat tidak menyebabkan disfungsi ereksi. Tetapi pengobatan yang dilakukan seperti : radiasi, manipulasi hormonal, atau pembedahan untuk mengangkat kanker, dapat menyebabkan masalah ereksi.
Penyebab fisik disfungsi ereksi tidak hanya berhubungan dengan penyakit. Ada juga penyebab potensial lainnya, antara lain:
- Operasi. Tindakan operasi yang dilakukan untuk mengobati penyakit seperti kanker prostat dan kanker kandung kemih, seringkali disertai pengangkatan saraf dan jaringan di sekitar daerah yang sakit. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Beberapa hasil operasi tersebut hanya mengakibatkan masalah ereksi sementara, berlangsung antara 6-18 bulan. Sedangkan yang lain mengakibatkan kerusakan permanen pada saraf dan jaringan di sekitar penis sehingga memerlukan pengobatan agar ereksi dapat dicapai.
- Cedera. Cedera panggul, kandung kemih, saraf tulang belakang, dan penis yang membutuhkan operasi juga sering menyebabkan disfungsi ereksi.
- Ketidakseimbangan hormon. Ketidakseimbangan hormon, seperti hormon tiroid, prolaktin, dan testosteron, dapat mempengaruhi respon seseorang terhadap rangsangan seksual. Ketidakseimbangan ini bisa akibat tumor pada kelenjar hipofisis, penyakit ginjal, penyakit hati, atau pengobatan hormon kanker prostat.
- Kebocoran Vena (pembuluh darah balik). Jika vena di penis tidak bisa menahan darah di penis selama ereksi, maka ereksi tidak bisa dipertahankan. Hal ini dikenal sebagai kebocoran vena, dan dapat diakibatkan cedera atau penyakit.
- Konsumsi tembakau, alkohol atau narkoba. Ketiga zat tersebut dapat merusak pembuluh darah dan / atau membatasi aliran darah ke penis sehingga menyebabkan disfungsi ereksi. Merokok merupakan penyebab utama disfungsi ereksi pada penderita arteriosklerosis.
- Obat-obatan. Terdapat lebih dari 200 jenis obat yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
- Pembesaran prostat. Pembesaran prostat baru-baru ini dikaitkan dengan berbagai tingkat disfungsi ereksi.
Sumber: WebMD