(Image courtesy of Jomphong / freedigitalphotos.net)
\r\nBelum ada susu formula yang menyamai ASI, justru ada beberapa risikonya jika Anda tidak cermat memilihnya.\r\n
Kekayaan Protein Dalam ASI
\r\nProtein pada ASI terbagi menjadi dua jenis: whey dan kasein. Pada ASI, komposisi whey lebih besar daripada kasein, walau nanti akan menjadi seimbang ketika sudah mencapai bulan ke-8. Whey lebih mudah diserap dan tahan terhadap suasana asam sehingga mempercepat pengosongan lambung. Tidak hanya itu, komponen untuk daya tahan tubuh bayi jauh lebih banyak pada protein tersebut. Berbeda dengan protein kasein yang lebih banyak daripada whey pada susu sapi. Selain itu, tidak boleh Anda menggunakan susu sapi pada bayi baru lahir karena kemampuan ginjal bayi manusia tidak sanggup untuk mengendalikan kadar elektrolit berlebih di dalam tubuh, terutama jika susu tersebut terlalu kental. Komplikasi akan menanti anak Anda ketika gangguan elektrolit terjadi akibat konsumsi susu sapi pada usia sedemikian muda.\r\n\r\nPenggunaan susu formula diperbolehkan dengan sejumlah indikasi, seperti gangguan metabolisme zat tertentu, bayi prematur, dan bayi dengan risiko kekurangan gula di dalam darahnya. Kondisi sakit berat atau membutuhkan penghentian sementara ASI oleh karena kontraindikasi, susu formula dibenarkan untuk diberikan. Ada pun kontraindikasi dari ASI adalah infeksi HIV dan herpes simpleks tipe-1 di daerah payudara.\r\n\r\nIbu dengan pengobatan psikotropika, kemoterapi, opioid, dan iodium juga tidak diperbolehkan menyusui untuk sementara waktu. Tidak ada halangan bagi mereka dengan hepatitis B dan C serta untuk menyusui. Khusus mengenai HIV, penelitian masih kontroversial dalam penggunaan ASI bagi ibu yang memiliki HIV. Pada dasarnya, mereka dengan HIV tidak diperbolehkan memberikan ASI. Namun, pedoman saat ini menunjukkan bahwa ASI diperbolehkan jika susu formula tidak bisa didapatkan atau memiliki kontraindikasi tersendiri. ASI yang diberikan pun harus diberikan melalui botol (tidak disusukan langsung dari payudara). Kebijakan tersebut diambil mengingat tidak semua orang mampu membeli atau mendapatkan susu formula, tetapi penyebaran infeksi HIV juga perlu ditekan.\r\n
Pilihlah ASI
\r\nDiakui jumlah bayi yang mendapatkan ASI ekslusif tidaklah banyak. Meskipun 95% bayi pernah mendapatkan ASI, hanya 32% yang melanjutkannya hingga 6 bulan. Padahal, bayi baru lahir sudah kehilangan akses langsung zat makanan dari ibu padanya oleh karena sudah diputusnya tali pusat yang menghubungkan keduanya. Bertahan hidupnya bayi akan menjadi tergantung dari zat makanan yang sesuai kemampuannya seiring bertambahnya. Itulah tempat ASI berperan.\r\n\r\nAir susu ibu merupakan susu dari payudara ibu dengan kandungan zat yang disesuaikan dengan kondisi kebutuhan gizi serta kemampuan tubuh untuk mengolahnya. Bayi baru lahir hanya memiliki sejumlah reflex, terutama reflex menghisap ketika pipi bayi disentuhkan sesuatu. Itulah yang menjadi kemampuan dasar bayi untuk dapat menghisap ASI dari ibu. Refleks tersebut disertai dengan reflex menelan. Kemampuan tersebut penting adanya seiring komposisi ASI berbeda tergantung dari waktu pengisapannya. Pada dasarnya, ASI dibagi dalam 3 bentuk sesuai waktu pencapaiannya: kolostrum, ASI perlaihan, ASI matur. Komponen yang diminum ASI pada 20 menit pertama menyusui lebih banyak berupa air (foremilk), sedangkan lemak baru dikeluarkan pada komposisi selanjutnya (hindmilk). Selain itu, zat lain lebih banyak dikandung pada hindmilk daripada foremilk. Itulah sebabnya mengapa seorang bayi setidaknya menyusui dalam 30 menit. Tentu jika anaknya masih ingin menyusu, Anda tidak perlu menghentikan ASI bagi anak Anda. Sekalipun ASI seorang ibu habis pada satu payudara, tentu tidak ada larangan untuk melanjutkan konsumsi ASI pada payudara lain.\r\n\r\nKonsumsi ASI setidaknya diberikan selama 6 bulan sejak bayi tepat baru lahir dan masih diperbolehkan hingga 2 tahun. Pada dasarnya, kebutuhan energi yang dipenuhi dari ASI memang mencukupi tumbuh-kembang bayi. Namun, sesudah usia 6 bulan, kebutuhan energi bayi sudah melampaui yang dapat dipenuhi oleh ASI. Oleh karena itu, setidaknya bayi sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI. Perhatikan juga bahwa makanan tersebut diperbolehkan saat bayi sudah mulai bisa duduk, mencondongkan tubuh ke arah makanan saat lapar, dan tumbuh gigi. Perpanjangan durasi konsumsi ASI tetap diperlukan pada masa ini. Tujuan memperpanjang durasi tersebut adalah untuk menjamin daya tahan tubuh anak, sekaligus membantu ibu mempersiapkan kehamilan berikutnya dengan lebih matang.\r\n\r\nSumber:\r\n
- \r\n
- Mexitalia M. Air susu ibu dan menyusui. Dalam: Sjarif DR, et al. Nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. 2011.
- Sjarif DR, Tanjung C. Susu formula bayi dan peraturan terkait. Dalam: Sjarif DR, et al. Nutrisi pediatric dan penyakit metabolik. 2011.
\r\n
\r\n
\r\nTeks: Naldo Sofian