oleh: Dra. Lidwina Banowati M.Psi
Cita-cita orangtua mempunyai anak yang kelak menjadi orang yang berguna bagi keluarga dan masyarakat, sukses dalam pendidikan dan berkarya, berkepribadian dan berbudi yang luhur, yang semua itu perlu dipersiapkan sejak usia dini.
Yang dimaksud dengan “Tumbuh” adalah pertumbuhan badan sedangkan “berkembang” meliputi perkembangan kognitif, ketrampilan motorik, emosional, sosial, dan moral.
Agar tubuh anak dapat tumbuh dengan optimal, perlu asupan makanan yang cukup dan berimbang. Ia perlu dijauhkan dari penyakit melalui vaksinasi teratur dan terjadwal, serta terjaga kebersihan personal maupun kebersihan lingkungan.
Perkembangan kognitif anak dapat dirangsang melalui mainan dan permainan yang bersifat edukatif, dan pelajaran formal di sekolah mapun di luar sekolah.
Mainan edukatif dapat dibeli di toko mainan, biasanya tercantum tulisan educational toy dan untuk kelompok umurnya. Permainan yang bersifat edukatif misalnya catur, monopoli, teka teki silang, sodoku dan sebagainya.
Latihan ketrampilan dapat dilakukan dengan latihan, mulai dari memakai sepatu sendiri, mengancingkan baju sendiri, naik sepeda roda tiga, naik sepeda roda dua, mencuci piring makannya sendiri, membereskan tempat tidur sendiri, dan berbagai jenis olahraga.
Perkembangan emosional bisa terjadi bila ada kedekatan antara anak dan kedua orangtua-nya melalui komunikasi yang baik, sehingga bisa saling berempati (menghayati perasaan orang lain). Anak akan belajar mengendalikan emosinya dengan baik, dapat mengerti perasaan orang lain. Emosinya akan hidup: ia mampu bersedih, bergembira, marah, cemas sesuai dengan situasi.
Komunikasi yang baik dan penuh kehangatan dengan kedua orangtua merupakan modal untuk mengembangkan ketrampilan sosial. Hubungan dengan kedua orangtua merupakan awal perkembangan sosial seseorang. Bila orangtua selalu memberi dukungan dan pujian yang pantas kepada anak, tidak mengritik atau menghukum anak di depan orang lain, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri. Rasa percaya diri merupakan modal penting untuk menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain yang memuaskan bagi dirinya maupun orang lain.
Dalam beberapa puluh tahun terakhir pendidikan moral sangat diabaikan. Pendidikan budi pekerti di sekolah dtiadakan. Apa yang diberikan di sekolah lebih diutamakan pengajaran agar anak menjadi anak yang pandai dan terampil, kurang menekankan kepada pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma budi pekerti.
Pengembangan moral hanya akan berhasil melalui teladan dari orang yang lebih dewasa, baik dari orangtua anak sendiri, guru, dosen, pemuka agama, tokoh masyarakat, anggota DPR, serta media massa termasuk TV, radio, film dan sebagainya.