(Image courtesy of ponsulak / FreeDigitalPhotos.net).
Kita sering mendengar beberapa mitos yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Namun apakah semuanya itu benar? Yuk kita simak mitos tentang gigi dan mulut dibawah ini:
Mitos: Jika tidak sakit gigi, tidak perlu ke dokter gigi.
Fakta: Kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali berguna untuk memeriksakan keadaan gigi dan mulut secara keseluruhan. Menemukan dan mengobati masalah gigi dan mulut sejak dini akan jauh lebih menyenangkan, lebih cepat, dan lebih murah daripada ketika telah sakit gigi. Sakit gigi menunjukkan bahwa lubang gigi telah cukup dalam dan bahkan mungkin telah mengenai saraf gigi.
Mitos: Sikatlah gigi sehabis makan manis atau asam.
Fakta: Menyikat gigi langsung sesaat sehabis makan manis atau asam malah akan merusak lapisan email gigi karena keadaan gigi yang asam membuat gigi melunak sehingga lebih mudah terkikis oleh sikat gigi. Sikatlah gigi minimal 30-60 menit setelah makan serta berkumurlah dengan air putih setiap habis makan makanan manis dan asam untuk menetralisir keadaan rongga mulut.
Mitos: Menyikat gigi semakin lama dan semakin keras lebih baik.
Fakta: Menyikat gigi dengan sikat berbulu keras, tekanan keras, dan durasi yang terlalu lama malah akan merusak gigi. Permukaan gigi akan terkikis dan menjadi aus, akibatnya email gigi menipis dan gigi dapat menjadi ngilu. Sikatlah gigi dengan sikat berbulu lembut, tekanan ringan namun merata pada seluruh permukaan gigi. Durasi yang ideal untuk menyikat gigi adalah 2-3 menit.
Mitos: Makanlah permen untuk menghilangkan bau mulut.
Fakta: Gula yang terkandung dalam permen merupakan makanan bakteri yang menyebabkan plak menempel dan gigi berlubang. Penyebab bau mulut adalah kondisi gigi dan rongga mulut yang kurang baik, yaitu banyak plak dan gigi berlubang. Bakteri yang berkembang biak di dalam mulut akan mengeluarkan gas berbau tidak sedap. Agar nafas senantiasa segar maka jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi 2x sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur) serta periksalah ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Mitos: Permen karet tidak baik untuk gigi.
Fakta: Mengunyah permen karet akan meningkatkan produksi air liur, yang mana merupakan hal yang baik karena air liur membersihkan gigi dan menetralisir asam. Kandungan gula yang terkandung di dalam permen karetlah yang berbahaya untuk gigi karena gula merupakan makanan bagi bakteri penyebab gigi berlubang. Jadi, apakah mengunyah permen karet itu baik atau buruk, tergantung dari jenis permen karet yang dikonsumsi. Permen karet bebas gula baik untuk kesehatan gigi, bahkan permen karet dengan bahan xylitol sangat baik dalam memberantas bakteri penyebab gigi berlubang.
Mitos: Semua gigi bungsu harus dicabut.
Fakta: Gigi bungsu harus dicabut jika ada masalah dengan gigi tersebut, biasanya karena ia tumbuh miring sehingga mendorong gigi sebelahnya dan menyebabkan sering tersangkutnya makanan. Selain itu gigi tersebut perlu dicabut jika berlubang besar dan tidak dapat dipertahankan atau karena gigi tersebut tumbuh dan terasa sakit namun tidak terdapat ruangan yang cukup pada rahang untuk tempat ia tumbuh. Seringkali gigi bungsu tidak dapat dicabut biasa, maka harus dilakukan odontektomi atau operasi pencabutan gigi bungsu.
Mitos: Gigi yang putih lebih sehat
Fakta: Masyarakat beranggapan gigi yang yang putih terlihat lebih cantik, namun tidak berarti harus benar-benar putih. Warna gigi dipengaruhi pula oleh ras dan warna kulit. Orang yang berkulit gelap atau ras Negroid memiliki warna gigi alami yang lebih cerah. Kita dapat menjaga gigi kita tetap terlihat putih dan bersih dengan cara menyikat gigi 2x sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur), flossing, serta menghindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan gigi kuning seperti teh, kopi dan red wine.
Mitos: Tidak perlu menyikat gigi susu.
Fakta: Meskipun seluruh gigi susu akan tanggal dan digantikan oleh gigi tetap, gigi susu tetap harus dijaga kebersihannya dengan menyikat gigi dan flossing. Kebiasaan menjaga kebersihan gigi sangat perlu dibangun sejak dini pada anak kecil. Dengan menyikat gigi setiap hari pada waktu dan cara yang benar berarti mencegah timbulnya gigi berlubang. Lubang pada gigi susu dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi tetapnya. Lubang pada gigi susu pun harus ditambal atau dirawat saluran akarnya jika diperlukan. Biasakan pula memeriksakan keadaan gigi anak ke dokter gigi secara rutin.
Nara Sumber: Drg. Lilis Iskandar, SKG (Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia).