\r\nApakah Anda ingin berpuasa sebulan penuh tetapi memiliki riwayat penyakit hipertensi? Nah, berikut ini kiat praktis untuk Anda.\r\n
Kiat Berpuasa bagi Penderita Hipertensi
\r\nPada prinsipnya, tidak ada masalah bagi penderita hipertensi untuk berpuasa, selama tekanan darahnya terkendali dan penderita meminum obat secara teratur. Saat ini sudah banyak obat yang bisa diminum cukup satu kali dalam sehari, yang bisa diminum saat sahur atau berbuka. Kecuali bagi penderita yang mendapat dosis tiga kali per hari dan tekanan darah masih dalam tahap penyesuaian dengan dosis.\r\n\r\nSelain itu, penderita hipertensi juga harus tetap memperhatikan pola hidup yang sehat selama berpuasa. Kunci utama bagi penderita hipertensi dalam menjalankan puasa adalah mengatur tekanan darah agar tetap stabil.\r\n
- \r\n
- Hindari makanan yang mengandung banyak garam atau asin, makanan yang diawetkan, makanan kaleng, dan makanan cepat saji.
- Kurangi makanan yang mengandung lemak.
- Mengendalikan berat badan dengan konsumsi protein secukupnya.
- Banyak makan makanan yang mengandung kalsium karena kalsium bisa menurunkan tekanan darah. Kalsium banyak terdapat di sayuran dan buah-buahan.
- Olahraga teratur minimal 30 menit. Olahraga ringan selama bulan puasa seperti jalan kaki atau mengerjakan pekerjaan rumah.
- Jadi, bagi Anda penderita hipertensi Anda bisa tetap menjalankan ibadah puasa selama bulan ramadhan. Karena selain menjalankan perintah agama, berbagai penelitian medis membuktikan puasa juga baik bagi kesehatan.
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
\r\n
Apa sih Hipertensi itu?
\r\nHipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal dimana tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 90 mmHg.\r\n\r\nHipertensi tidak memiliki gejala yang khusus sehingga sering kali sulit disadari oleh penderitanya. Untuk itu setiap orang, terutama yang memiliki risiko hipertensi dan berusia diatas 30 tahun disarankan untuk memerikasakan darah secara rutin. Namun ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator hipertensi, yaitu pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdenggung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan, dan pandangan kabur\r\n\r\nBerbagai faktor memicu terjadinya hipertensi, mulai dari gaya hidup, faktor usia, kegemukan atau obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang berolaraga, terlalu banyak mengonsumsi garam, merokok, minum alkohol secara berlebihan, dan stres.\r\n\r\nPastikan Anda memiliki alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Alat ini perlu untuk mengukur peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik\r\n\r\nNara Sumber: dr.Tolhas Banjarnahor,Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Ciputa Hospital, Tangerang