Kontrol Emosi, No More Premenstrual Syndrome (PMS)

Kontrol Emosi, No More Premenstrual Syndrome (PMS)(Image courtesy of Ohmega 1982 / freedigitalphotos.net)

\r\nJangan bingung lagi jika pada periode tertentu kita bertemu dengan wanita yang emosinya tidak menentu dan sensitif sekali, bisa jadi dia sedang mengalami Premenstrual Syndrome (PMS).\r\n

Gejolak PMS

\r\nSindrom prahaid atau biasa disebut Premenstrual Syndrome (PMS) adalah gejala fisik, psikologis, dan emosi  yang terkait dengan siklus menstruasi wanita setiap bulannya. Sekitar 80 hingga 95 persen wanita pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Namun ada juga wanita yang jarang atau bahkan tidak pernah mengalami sindrom PMS ini.\r\n\r\nHingga saat ini belum diketahui apa penyebab pasti PMS, tetapi kemungkinan berkaitan erat dengan perubahan hormonal dalam tubuh.  Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid.\r\n\r\nAda beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS, yaitu:\r\n

    \r\n
  1. Wanita yang sudah pernah melahirkan biasanya mengalami sindrom PMS yang semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.
  2. \r\n

  3. Status perkawinan. Wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum menikah.
  4. \r\n

  5. PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 – 45 tahun.
  6. \r\n

  7. Faktor stres memicu sindrom PMS.
  8. \r\n

  9. Faktor kebiasaan konsumsi berlebihan gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS.
  10. \r\n

  11. Kekurangan vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat, kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.
  12. \r\n

  13. Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS.
  14. \r\n

\r\n

Bebas PMS

\r\n            Sindrom PMS bukan berarti kita hanya pasrah pada faktor hormon, karena setiap wanita bisa mengatasinya dengan trik-trik khusus yang lebih sehat. Catat jadwal siklus haid Anda, serta kenali gejala PMS berikut ini:\r\n

    \r\n
  1. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil, hingga depresi.  Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
  2. \r\n

  3. PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.
  4. \r\n

  5. PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan.
  6. \r\n

  7. PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A.
  8. \r\n

\r\nAda berbagai solusi untuk mengatasi sindrom PMS dan jika dilakukan secara konsisten, lambat laun bisa meningkatkan daya tahan kita terhadap serangan sindrom PMS.\r\n

    \r\n
  1. Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan, dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.  Selain itu kurangi juga makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat. Seminggu menjelang menstruasi perbanyak makanan yang mengandung kalsium, vitamin C dosis tinggi, dan makan makanan berserat, termasuk banyak minum air putih.
  2. \r\n

  3. Jika periode menstruasi cukup panjang dari biasanya, perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia.
  4. \r\n

  5. Berolahraga secara teratur, karena secara alamiah akan meningkatkan daya tahan tubuh dari stres-stres dan gangguan mood swing (emosi tidak menentu).
  6. \r\n

  7. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko mengalami sindrom PMS, alangkah baiknya jika kita bisa mengontrol berat badan, selain baik untuk penampilan, juga bisa membebaskan kita dari PMS.
  8. \r\n

\r\nNara Sumber: Dr. Gede Widi Mariada, SpOG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Medistra Hospital.

Komentar

  • (will not be published)