(Image courtesy of David Castillo / freedigitalphotos.net)
Bertemu dengan seorang rekan atau teman dengan mood yang cepat sekali berubah, tidak bisa diprediksi, tentunya sangat mengganggu proses bekerja. Namun ada faktor yang perlu kita telusuri untuk lebih memahami orang-orang khusus tersebut.
Moody Vs Mood Swing
Bipolar disorder, atau yang sebelumnya disebut manic depression, adalah penyakit berupa perubahan mood secara ekstrim, dimulai dari perasaan bahagia yang berlebihan hingga rasa sedih yang berlarut-larut, bahkan memiliki niat untuk bunuh diri.
Penderita bipolar disorder mengalami dua fase mood secara umumnya, yaitu manic (keadaan ketika penderita merasa sangat bahagia dan percaya diri, bahkan sampai memiliki ilusi mengenai hal-hal yang tidak nyata) dan depressive/depresi (keadaan ketika penderita merasa sangat sedih dan depresi). Kebanyakan dari penderita bipolar disorder lebih sering merasakan depresi daripada perasaan gembira yang berlebihan.
Hingga saat ini, belum ditemukan penyebab utama seseorang menderita bipolar disorder, meskipun beberapa meyakini bahwa penyakit ini didapatkan karena keturunan. Lingkungan tempat tinggal dan kerja juga diduga berperan penting terhadap berkembangnya bipolar disorder. Bipolar disorder juga mungkin disebabkan oleh masalah dari senyawa kimia otak yang disebut neurotransmitter.
Para peneliti belum menemukan ciri-ciri pasti untuk menentukan apakah seseorang benar-benar menderita bipolar disorder. Biasanya, seseorang akan ditanyakan beberapa pertanyaan detail oleh dokter mengenai keseharian mereka, riwayat penyakit yang diderita oleh diri sendiri/keluarga, dan cek kesehatan secara menyeluruh untuk mengetahui apakah dia benar menderita bipolar disorder. Namun, terdapat beberapa ciri-ciri umum pada gangguan jiwa ini.
Ciri-ciri fase manic:
- Perasaan bahagia yang berlebihan dan optimisme yang tinggi.
- Tiba-tiba merasa sangat marah dan terganggu.
- Merasa gelisah
- Cara bicara yang cepat dan konsentrasi yang buruk
- Tenaga yang berlebihan dan tidak membutuhkan tidur
- Nafsu seks yang tinggi
- Membuat rencana-rencana yang tidak realistis
- Menunjukkan penilaian yang buruk
- Ketergantungan terhadap obat-obatan dan alkohol
- Menjadi sangat impulsif
Ciri-ciri fase depressive:
- Kesedihan yang berlarut-larut
- Kehilangan tenaga
- Merasa putus harapan dan tidak berharga
- Tidak lagi menyukai hal-hal yang pernah disukai
- Susah berkonsentrasi
- Menangis secara berlebihan
- Kesulitan untuk membuat keputusan
- Cepat marah
- Membutuhkan lebih banyak tidur
- Insomnia
- Perubahan nafsu makan secara drastis
- Memiliki niat untuk bunuh diri
Penanganan Bipolar Disorder
Bipolar disorder dapat diobati dengan perawatan secara teratur dalam jangka panjang. Pengobatan yang utama adalah dengan mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter. Obat-obatan tersebut disebut penyeimbang mood dan harus dikonsumsi setiap hari, meskipun ketika penderita bipolar disorder merasa sehat dan baik-baik saja. Obat yang disebut antipsychotic membantu mengontrol fase manic penderita dan antidepressants bermanfaat untuk mengontrol fase depressive.
Psikoterapi juga biasanya disarankan untuk membantu kondisi psikis penderita bipolar disorder. Berkonsultasi tidak hanya dengan ahli psikis, namun dengan keluarga/teman terdekat sangat membantu penderita bipolar disorder untuk memperbaiki masalah dalam menjalin hubungan yang dialami.
Hal yang penting bagi penderita bipolar disorder adalah perawatan sehari-hari untuk mengontrol mood mereka, yaitu:
- Minum obat yang diberikan secara teratur dan tepat setiap hari.
- Berolahraga secara teratur, jika memungkinkan dalam sehari berolahraga selama 30 menit.
- Tidur yang cukup, membiasakan diri untuk tidur dalam waktu yang sama setiap harinya dengan lampu kamar dimatikan.
- Pola makan yang sehat.
- Tidak mengonsumsi minuman keras dan narkotika.
- Membatasi minum kopi/teh yang mengandung kafein.
Yang paling dibutuhkan oleh penderita bipolar disorder bukan hanya obat-obatan dan pengobatan yang intensif, namun juga dukungan moral dari keluarga. Maka, pastikan Anda tidak lantas menjauhi anggota keluarga Anda jika ada yang didiagnosa menderita bipolar disorder.
Teks: Silviani