(Image courtesy of marin / freedigitalphotos.net)
Belajar untuk makan secara perlahan adalah langkah paling ampuh untuk meningkatkan kualitas kesehatan kita.
Makan Dengan Sadar
Konsep mindful eating telah dikaji ulang sebagai metode makan yang ideal untuk tubuh, yaitu fokus dan sadar pada momen yang kita alami, merasakan apa yang dialami oleh tubuh, dan menyadari apa rasa, aroma, tekstur, dan warna dari makanan. Kita juga bisa menghindari gangguan yang muncul saat makan, dan belajar untuk tidak lagi mengeluhkan apa yang kita makan. Dengan makan perlahan, kita memberi waktu kepada tubuh untuk memberi sinyal ketika kita sudah kenyang. Puas makan berbeda dengan sekadar kenyang makan tanpa mengingat rasa dari makanan itu.
Saat kita makan secara perlahan, pencernaan bekerja dengan lebih baik, sehingga berat badan terkendali juga, tidak perlu repot-repot lagi dengan program diet ketat kita. Manfaat lain adalah kita merasa puas dengan apa yang kita makan. Sebaliknya, jika kita makan dengan terburu-buru, pencernaan bekerja lebih berat, makanan tidak lagi terasa nikmat tetapi menjadi stress. Setiap kali makan kita terasa begitu cepat, padahal waktu ideal yang dibutuhkan tubuh adalah 20 menit. Kenyataannya, kesibukan jadwal dan juga tuntutan pekerjaan membuat kita seringkali makan bahkan kurang dari 10 menit.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Rhode Island menemukan adanya pengaruh kecepatan makan dengan proses pencernaan makanan. Mereka yang makan terburu-buru menelan sebelum selesai mengunyah dan makan 3,1 ons per menitnya, sedangkan mereka yang makan secara perlahan mengonsumsi 2 ons makan per menitnya. Studi lain dilakukan pada wanita yang makan dengan terburu-buru, yaitu 646 kalori dalam waktu 9 menit, wanita yang makan perlahan menghabiskan 579 kalori dalam waktu 29 menit. Ini berarti semakin cepat kita makan, semakin banyak kalori yang kita makan.
Selain pencernaan bekerja dengan lebih wajar, dengan makan perlahan, kita minum air lebih banyak dibandingkan makan dengan terburu-buru. Minum air putih saat makan bisa mengendalikan jumlah makanan yang kita konsumsi. Untuk itu perlambat kecepatan makan kita, nikmati apa yang sedang kita kunyah.
Kita memang hidup di situasi serba cepat, jam istirahat yang terbatas, tumpukan pekerjaan, membuat kita tidak bisa berkonsentrasi saat makan. Seringkali kita makan sambil melakukan banyak hal lain, tidak pernah benar-benar menikmati sepenuhnya apa yang masuk ke dalam tubuh. Untuk memulai pola makan yang lebih sehat dan lambat, kita bisa lakukan beberapa cara berikut ini:
- Duduklah di ruangan yang tenang dan tidak berisik. Jangan makan sambil mengendarai mobil, menonton televisi, apalagi memainkan gadget kita. Fokus saja pada makanan dan nikmati.
- Pilih makanan berserat tinggi yang harus dikunyah cukup lama, seperti buah-buahan dan sayuran.
- Beri jarak waktu antara suapan demi suapan, letakkan sendok/ garpu setelah memasukkan makanan ke mulut, lalu tarik nafas. Jika kita makan dengan teman atau rekan kerja, nikmati sejenak obrolan selama beberapa menit, lalu lanjutkan kembali makan.
- Gunakan wadah makan yang lebih kecil dan ganti garpu/ sendok dengan sumpit. Tujuannya, supaya kita bisa makan dengan porsi sedikit demi sedikit, tidak sekaligus banyak.
- Temukan teman makan yang terbiasa untuk makan pelan-pelan, seperti anak kecil yang tidak mudah makan dengan cepat atau teman yang hobi mengobrol banyak hal.
- Tentukan durasi makan selama 20-30 menit, anggap saja kita sedang mengisi bahan bakar untuk tubuh kita. Tidak ada salahnya bersantai dan menikmati waktu yang tersedia untuk makan.
- Makan dengan tangan yang jarang kita gunakan, supaya kita bisa makan secara perlahan. Teknik ini mungkin sulit untuk dipraktekkan saat kita berada di jamuan bersama orang lain, tetapi bisa dilakukan pada saat kita sendiri.
- Ambil makanan sedikit demi sedikit, lalu kunyah sampai benar-benar lumat, lalu telan. Pada awalnya, kita yang sudah terbiasa makan cepat akan membutuhkan waktu untuk disiplin dengan teknik mindful eating ini. Apapun pasti bisa dilakukan asal terbiasa. Demi kesehatan kita, latih diri kita untuk mulai mengubah kebiasaan yang kurang sehat (makan terburu-buru).
Referensi:
- Mindful Eating, Mindful Life, a 2010, Lilian Cheung
- The Center for Mindful Eating (an organization that offers classes, workshops, and retreats)
- Psychology Today “Mindful Eating: Rediscovering a Joyful Relationship with Food”