Muntah Darah Pada Anak

Muntah Darah Pada Anak(Image courtesy of / freedigitalphotos.net)

\r\nIbu pasti khawatir bila anaknya mengalami muntah darah. Memang benar, gejala muntah darah pada anak bisa terjadi karena adanya penyakit tertentu, yang mungkin kelainan ringan atau berat, atau bisa juga tidak ada masalah.\r\n\r\nPada bayi baru lahir sampai seminggu pertama, bisa terjadi muntah darah. Bila bayi tampak baik-baik saja, maka tidak perlu khawatir. Karena biasanya darah tersebut merupakan darah ibu yang tertelan oleh bayi selama proses persalinan. Dokter biasanya akan memeriksakan darah tersebut ke laboratorium untuk memastikan bahwa darah muntahan tersebut merupakan darah ibu atau tidak.\r\n\r\nBayi yang sakit berat karena infeksi (sepsis) bisa juga mengalami muntah darah. Hal ini disebabkan karena terjadi erosi pada mukosa lambung bayi akibat tingginya kadar hormon kortisol. Kadar hormon kortisol meningkat pada bayi yang mengalami stres fisik (infeksi berat), padahal tingginya kadar kortisol dapat mengurangi produksi mukus, lapisan lendir yang merupakan perisai mukosa lambung.\r\n\r\nMuntah darah juga bisa terjadi akibat mimisan. Darah yang keluar karena pecahnya pembuluh darah pada lapisan dalam hidung ini tertelan ke dalam lambung anak dan kemudian dimuntahkan. Jadi kalau anak mengalami muntah darah, jangan panik dulu dan coba periksa lubang hidung anak untuk melihat ada tidaknya mimisan.\r\n\r\nBatuk yang keras dan panjang juga dapat menyebabkan muntah darah. Akibat kerasnya batuk, pembuluh darah di pangkal mulut bisa pecah, sehingga darah tertelan dan kemudian dimuntahkan. Batuk atau muntah darah karena penyakit tuberkolosis, seperti yang terjadi pada orang dewasa, jarang terjadi pada anak-anak.\r\n\r\nGumoh, yang sering terjadi pada bayi, kadang-kadang bisa memberikan komplikasi. Satu dari sepuluh bayi yang mengalami gumoh bisa mendapatkan penyulit. Salah satu penyulitnya adalah muntah darah. Mengapa? Asam lambung yang naik ke atas, lama-kelamaan akan melukai mukosa esofagus (selaput lendir kerongkongan) dan terjadilah radang kerongkongan (esofagitis). Sebelum mengalami muntah darah, bayi sering tampak rewel, menolak minum, dan berat badannya sulit naik. Bila bayi atau anak mengalami hal ini, maka bawalah berkonsultasi ke dokter karena ada obat yang dapat menyembuhkannya.\r\n\r\nPenyebab kerongkongan lain yang menyebabkan muntah darah adalah pecahnya pembuluh darah di kerongkongan. Hal ini termasuk penyakit serius. Kelainan pada hati dan pembuluh darah dapat menimbulkan pelebaran pembuluh darah (varises) pada pembuluh darah vena di kerongkongan. Bila varises melebar, dindingnya makin tipis, dan gesekan dengan makanan dapat membuatnya pecah, sehingga darah tertelan dan kemudian dimuntahkan.\r\n\r\nPerdarahan pada mukosa lambung dapat pula menimbulkan muntah darah. Iritasi pada lambung dapat menyebabkan perlukaan pada mukosa lambung dan bila pembuluh darah di bawahnya terkikis, maka terjadilah pendarahan. Muntah darah pada kasus ini biasanya didahului oleh rasa mual, muntah dan sakit perut di ulu hati. Penyebabnya bisa makanan atau obat-obatan yang menyebabkan iritasi selaput lendir lambung.\r\n\r\nMuntah darah pada anak kadang-kadang dapat pula terjadi pada penyakit kelainan darah, seperti kelainan perdarahan dan pembekuan darah. Biasanya akan tampak gejala-gejala lain seperti: gusi yang mudah berdarah, pendarahan pada kulit yang tampak seperti bintik dan tanda kemerahan dan kebiruan pada kulit. Pemeriksaan darah yang sederhana sudah dapat mengarahkan diagnosa pada kelainan darah tersebut.\r\n\r\nKesimpulannya, bila bayi atau anak mengalami muntah darah, maka segera periksakan ke dokter, karena bisa saja anak mengalami penyakit yang serius dan memerlukan pengobatan yang memadai.\r\n\r\nSumber: Agus Firmansyah, Ikatan Dokter Anak Indoneisa, dari Kompas Klasika 13 Oktober 2013.

Komentar

  • (will not be published)