Cegah Osteoporosis Sejak Dini

Cegah Osteoporosis Sejak Dini(Image courtesy of cooldesign / freedigitalphotos.net)

\r\nSelama ini penyakit osteoporosis identik dengan orang tua, namun faktanya, pengeroposan tulang bisa menyerang siapa saja termasuk di usia muda.\r\n

Tipe-tipe Osteoporosis

\r\nMenurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan penurunan kualitas dan kepadatan massa tulang, sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh dan risiko patah tulang.\r\n\r\nOsteoporosis adalah salah satu penyakit yang digolongkan sebagai silent disease karena tidak menunjukkan gejala-gejala yang spesifik. Gejala dapat berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama sering terjadi pada punggung. Beberapa gejala umum osteoporosis, mulai dari patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk, menurunnya tinggi badan, dan nyeri punggung.\r\n\r\nBiasanya osteoporosis diderita pada orang dengan usia lebih dari 65 tahun, tetapi penyakit ini juga dapat datang lebih awal dan menyerang orang usia muda.  Selain  faktor genetis, gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi penyebab osteoporosis dini seperti mengkonsumsi alkohol dan minuman bersoda, merokok, kurang olahraga, tidak memperhatikan kesehatan tulang seperti membawa beban berat dalam tas atau menggunakan sepatu hak tinggi dalam waktu yang lama, dan kebiasaan sikap tubuh yang salah seperti duduk membungkuk atau bengkok.\r\n\r\nBerdasarkan penyebabnya, osteoporosis dibagi menjadi 2, yaitu: Osteoporosis Primer dan Osteoporosis Sekunder.\r\n

Osteoporosis Primer

\r\nTidak diketahui dengan jelas apa penyebab osteoporosis jenis ini. Osteoporosis primer dibagi menjadi osteoporosis pasca menopause (postmenopausal osteoporosis), yaitu kondisi di mana hormon estrogen menurun. Osteoporosis tipe ini terjadi pada wanita dalam beberapa tahun setelah menopause dan terutama melibatkan kehilangan jaringan tulang trabekular akibat terhentinya produksi estrogen. Osteoporosis tipe ini juga bisa terjadi pada laki-laki akibat penurunan produksi androgen yang signifikan, namun kasus ini jarang ditemukan. Tipe kedua yaitu osteoporosis senilis yang terjadi akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih sering menyerang wanita.\r\n

Osteoporosis Sekunder

\r\nOsteoporis tipe sekunder dialami kurang dari 5 persen penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh kondisi gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal), pemakaian  obat-obatan yang berlebihan, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok. Selain itu faktor genetika dan faktor keturunan juga memiliki pengaruh cukup signifikan, khususnya mereka yang terlahir dengan kerangka tubuh yang tipis dan kecil. Perempuan lebih berisiko mengalami osteoporosis dan suku bangsa Kaukasian (Asian) lebih sering menderita osteoporosis.\r\n

Pencegahan Osteoporosis

\r\nMencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum osteoporosis menyerang kita, lakukan beberapa kebiasaan sehat berikut ini:\r\n

    \r\n
  1. Rutin berolahraga supaya pergerakan tubuh selalu aktif, cek kesehatan, dan kontrol berat badan. Jangan mengonsumsi obat-obat secara berlebihan tanpa resep dari dokter.
  2. \r\n

  3. Hindari rokok dan alkohol berlebihan.
  4. \r\n

  5. Pastikan kandungan kalsium dan vitamin D tercukupi dalam menu-menu makanan kita. Setiap hari sebelum jam 9 pagi dan sesudah jam 4 sore, sinar matahari baik untuk kesehatan tulang, untuk itu sering-seringlah berada di area terbuka untuk kebaikan tulang kita.
  6. \r\n

  7. Kurangi konsumsi garam berlebihan.
  8. \r\n

  9. Hidup sehat dan atasi stress dengan baik, agar terhindar dari penyakit-penyakit kronis, seperti rheumatoid arthritis maupun penyakit hati kronis.
  10. \r\n

\r\nTeks: Paulus Florianus\r\n\r\nNara Sumber: dr. Hendradi Khumarga, SpOT,  Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi dari Rumah Sakit Royal Taruma

Komentar

  • (will not be published)