Mendiagnosis Epilepsi

Mengevaluasi pasien dengan epilepsi dilakukan dengan menentukan jenis kejang yang dimiliki pasien, apakah epileptik atau non epileptik serta penyebabnya. Hal ini karena beberapa jenis kejang dapat merespon baik dengan pengobatan tertentu. Untuk mendiagnosa epilepsi didasarkan pada:

1. Sejarah medis pasien, termasuk riwayat kejang anggota keluarga, kondisi medis yang terkait, dan pengobatan saat ini. Masukan informasi dari orang-orang yang telah menyaksikan kejang pasien, terutama jika ada kehilangan kesadaran akan sangat membantu dokter. Beberapa pertanyaan penting yang mungkin ditanyakan ke pasien meliputi:

  • Pada umur berapa kejang dimulai?
  • Apa keadaan di sekeliling Anda ketika kejang pertama?
  • Faktor-faktor apa saja yang tampaknya menyebabkan kejang?
  • Apa yang Anda rasakan sebelum, selama, dan setelah kejang?
  • Berapa lama terjadinya kejang?
  • Apakah Anda pernah menjalani perawatan epilepsi sebelumnya?
  • Apa obat yang diresepkan dan berapa dosisnya?
  • Apakah pengobatannya efektif?

2. Tes yang akan dilakukan meliputi:

  • Pemeriksaan fisik dan neurologis lengkap pada kekuatan otot, refleks, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan untuk mendeteksi berbagai sensasi
  • Tes Electroencephalogram (EEG) yang mengukur impuls listrik di otak *
  • Studi pencitraan otak, seperti yang disediakan oleh Magnetic Resonance Imaging (MRI)
  • Tes darah untuk mengukur jumlah sel darah merah dan putih, gula darah, kalsium darah, dan kadar elektrolit, dan untuk mengevaluasi fungsi hati dan ginjal. Tes darah membantu menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain.
  • Tes lain, dilakukan sesuai kebutuhan, termasuk spektroskopi resonansi magnetik (MRS), tomografi emisi positron (PET) dan perhitungan tomografi emisi foton tunggal (SPECT)

* Bagian penting dari proses diagnostik adalah Electroencephalogram (EEG), yang merupakan satu-satunya tes yang secara langsung mendeteksi aktivitas listrik di otak, dan kejang didefinisikan oleh aktivitas listrik abnormal di otak. Selama EEG, elektroda (disk logam kecil) melekat pada lokasi tertentu di kepala Anda. Elektroda dihubungkan ke monitor untuk merekam aktivitas listrik otak Anda. EEG berguna tidak hanya untuk mengkonfirmasi diagnosis epilepsi, tetapi juga untuk menentukan jenis epilepsi.

Rutinitas EEG mencatat hanya sekitar 20-30 menit elombang otak (Namun keseluruhan prosedur EEG memakan waktu sekitar 90 menit). Karena waktu 30 menit sangat singkat, hasil studi EEG rutin seringkali normal, bahkan pada orang yang diketahui memiliki epilepsi. Oleh karena itu, pemantauan EEG berkepanjangan mungkin diperlukan. Beberapa pemantauan memungkinkan pasien untuk tinggal di rumah dan melanjutkan kegiatan normal nya.

Pemantauan video EEG berkepanjangan merupakan metode diagnostik yang lain. Selama pematauan jenis ini, sebuah EEG memantau aktivitas otak dan kamera merekam gerakan tubuh dan perilaku selama kejang. Pemantauan berkepanjangan sering membutuhkan pasien untuk menghabiskan waktu di fasilitas rumah sakit khusus selama beberapa hari. Pemantauan video EEG berkepanjangan adalah satu-satunya cara definitif untuk mendiagnosis epilepsi.

Artikel terkait:
Memahami Kejang dan Epilepsi
Penyebab Umum Epilepsi dan Pemicu Kejang
Gejala Epilepsi Kejang
Jenis-Jenis Epilepsi

Sumber: WebMD

21 Komentar untuk “Mendiagnosis Epilepsi”

  1. bagus

    Malam dokter, umur saya 19 tahun dan saya sudah mengalami 2x kejang. pertama saya kejang saat di kolam renang, kedua saya kejang saat di kamar mandi, kedua tempat yg identik air, jarak kejang dari yg pertama ke yang kedua itu sekitar 2 minggu.
    saya pun sudah melakukan cek darah + gula darah, dan semuanya normal.
    saya punya riwayat cedera kepala pada saat saya berumur 13 tahun.
    saya mempunyai paman pengidap epilepsi.
    Apa diagosa dokter terhadap kejang saya ini, apa ini termasuk epilepsi ?
    besar harapan saya untuk di jawab oleh dokter. terima kasih banyak.

    Reply
    • admin

      Selamat Pagi,

      Terima kasih sudah mengunjungi blog Dokita.
      Dari data yang diberikan, sangat mungkin Anda menderita epilepsi dan mungkin ada kaitan dengan cedera kepala dulu. Pemeriksaan laboratorium tidak dapat memastikan/menyingkirkan epilepsi.
      Saran kami: sebaiknya temui dan konsultasi dengan dokter spesialis saraf untuk evaluasi. Kalau perlu lakukan EEG dan CT scan kepala.

      Salam Sehat Selalu
      Tim Dokita.

      Reply
        • admin

          Selamat Siang,

          Kami yakin Rumah Sakit di tempat Anda tinggal, pasti ada dokter spesialis saraf yang profesional.

          Salam Sehat Selalu
          Tim Dokita.

          Reply
          • anggara

            selamat sore dok,saya beberapa waktu lalu mengalami kejang dan d diagnosa mengalami epilepsi,saya d suruh untuk mlakukan EEG dan MRI ,stlah 2 x EEg dan MRI hasil ny normal mnurut dokter d rs dan saya hanya d suruh untuk mengkonsumsi obat saja,bagaimana kah mnurut dokter?

          • admin

            Selamat Pagi,

            Terima kasih sudah mengunjungi blog Dokita.
            Kalau EEG dan MRI normal maka perlu dievaluasi ulang apakah benar kejangnya akibat epilepsi yang bersumber di otak. Penyebab kejang lain mungkin kram otot akibat kelelahan, kurang kalsium atau hiperventilasi (reaksi histeris).

            Salam Sehat Selalu,
            Tim Dokita.

  2. repa rianto

    pagi dokter saya mau tanya saya punya anak perempuan umur 14 th mengalami kejang pertama pada waktu it di sekolah pas lagi istirat dgn tman2nya selang 1bln terjadi kejang kembali terus saya bwa ke dokter dan di sarankan utk tes EEG dari hasi tes itu dokter bilang ketelambatan oksigen ke otak dan disaran kan utk berobat jln selam 2 th dan skarang sudah berjalan 1th dan setiap 6bln di lakukan tes EEG dan dokter bilang eeg yg kmrn sudah bagus tp pengobat trs di lanjut dgn menurun dosis obatnya yang sy tanyakan anak saya sebenar nya epilepsi atau bukan dari keluarga tdak ada yg mengidap epileps mohon balasanya dok trimksh

    Reply
    • admin

      Selamat Siang,

      Terima kasih sudah mengunjungi Dokita.
      Dari data yang disampaikan, terkesan ada epilesi sehingga pengelolaan perlu waktu cukup lama. Sebagian pasien akhirnya dapat terkendali dan tidak perlu minum obat lagi. Namun tetap perlu pantau berkala. Untuk kepastian diagnosis, sebaiknya tanya ke dokter yang bersangkutan.

      Salam Sehat Selalu,

      Tim Dokita.

      Reply
  3. Talitha Shafa

    Dok saya Talitha Shafa 14 thn
    saya mau tanya dok, penyebaran epilepsi itu melalui apa??? dan apa benar itu penyakit turunan??

    Reply
  4. riar

    Selamat malam dok,
    Saya mempunyai keponakan laki2 berumur 5 th 2bln. Ketika berumur kurang dari 1 th pernah jatuh sampai benjol dahi sebelah kirinya dan normal kembali stlh > 1 bln. Mengalami kejang pertama kali umur kurang dari 2 thn. Sebelum kejang biasanya demam tinggi dan kembung. Setelah sadar biasanya buang angin, kencing dan BAB. Hingga saat ini mungkin sdh 5 kali kejang. Dua kejadian yg terakhir disertai mengeluarkan air liur yg seperti busa.
    Apa yg diderita keponakan saya?
    Terima kasih.

    Reply
  5. andrean.gita@yahoo.com

    Malam dok

    Spupu sy brumur 12thn tiba2 kejang dan hilang kesadaran ketika bermain komputer, sebelumny memang prnah bbrapa kali kejang ketika msh bayi dan itu pun disertai demam tinggi dok, _

    Yg sy tanyakan apa ad gejala epilepsi kah dok?apa ada pula korelasinya dengan bermain komputer?Tindakan lbh lanjut ap yg hrus dilakukan?

    Terimakasih dok

    Reply
  6. amala khusnia

    Selamat pagi dok…
    Saya mau tanya dok… saya punya keponakan usia nya 21 tahun. Dulu.. sebelum masuk sma, dia sama sekali belum pernah kejang. Setelah nya selama kurang lebih 4 th ini dia selalu kejang dan intensitas nya semakin bertambah. Kejang nya fi mulai pertama bagian dada nya sakit,kemudian dia sulit bicara tapi dalam keadaan sadar bagian punggung juga sakit. Wajah juga membiru,serta lemes. Dan begitu berulang”. Apakah ini epilepsi dok… dan pihak keluarga pun belum pernah melakukan pemekriksaan sama sekali. Terima kasih

    Reply
  7. ria mutiara sari

    Selamat malam dok,

    Saya mempunyai calon suami 2tahun belakangan ini calon saya mengalami kejang di awali tahun pertama kejang yg sirklus kejangnya agak berjauhan, dan di tahun ke dua ini sirklus kejangnya makin meningkat terkandang bisa hampir sebulan 2kali atau sekali, setelah di periksa EEG hasilnya normal dan sudah tes darah juga normal, apakah ada faktor lain yg bisa menyebabkan kejang tersebut ya dok?

    Mohon balasanya terima kasih atas perhatiannya selamat malam.

    Reply

Komentar

  • (will not be published)

3 items

Total Purchase: Rp 150.000