Panduan Memilih Camilan Sehat Untuk Anak

Panduan Memilih Camilan Sehat Untuk Anak(Image courtesy of stockimages / FreeDigitalPhotos.net)

Seiring masa pertumbuhan, anak membutuhkan cukup banyak energi yang jumlahnya  berkisar antara 1.000 -1.200 kalori per hari untuk mendukung masa eksplorasinya.

Memilih Cemilan Yang Tepat

Untuk memenuhi kebutuhan kalorinya anak membutuhkan tiga kali makanan utama yakni sarapan pagi, makan siang, dan makan malam. Namun sering kali timbul masalah anak  susah makan, maka untuk memenuhi kebutuhan kalori harian, anak membutuhkan makanan selingan atau camilan yang dimakan diantara waktu makan utama. Namun orang tua harus tahu bagaimana memberikan camilan yang tepat untuk anak.

Menurut Dr. Jenni, M.Gizi, Sp.GK, dokter Spesialis Gizi  Klinik dari Rumah Sakit Grha Kedoya, ada empat faktor yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam memberikan camilan untuk anak yakni kuantitas, kualitas,  bentuk, dan waktu.

  1. Kuantitas. Porsi camilan sekitar 10 persen dari total kebutuhan kalori anak,  yakni sekitar 100-200 kalori per hari. “Camilan harus porsi kecil dan tidak boleh mengenyangkan. Memberikan makanan camilan dalam porsi besar membuat anak merasa kenyang dan saat waktu makan tiba anak akan sulit makan,” ujar Dr. Jenni.
  2. Kualitas. Pilih camilan yang berkualitas baik, yang mengandung protein, vitamin, mineral, dan juga serat. Hindari camilan yang  mengandung  zat pewarna, pengawet, penyedap rasa, tinggi gula, tinggi kalori, dan tinggi lemak. Camilan jenis ini dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung pada anak.
  3. Bentuk. Pilih camilan yang aman untuk anak. Misalnya untuk anak dibawa usia 3 tahun  dimana  kemampuan untuk menelannya masih kurang maka hindari camilan yang berbentuk bulat, besar, dan keras seperti bakso dan kacang-kacangan.
  4. Jadwal. Camilan sebaiknya diberikan antara waktu makan pagi dan makan siang (jam 10.00), atau di sore hari antara waktu makan siang dan makan malam (jam 16.00).

Tips Memilih Camilan Sehat untuk Anak

  1. Kemasan.  Perhatikan kemasannya, apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Camilan yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan ditambah zat pewarna.
  2. Rasa. Makanan yang berasa tajam, sangat gurih, dan membuat lidah bergetar biasanya tak aman karena ditambah zat penyedap rasa. Ada baiknya sebelum diberikan kepada anak orang tua perlu mencobanya terlebih dahulu.
  3. Aroma. Kalau apek atau tengik berarti makanan itu sudah rusak atau terkontaminasi mikroorganisme.
  4. Tanggal kedaluwarsa. Perhatikan kualitas makanan tersebut apakah masih segar atau berjamur yang bisa dilihat dari tanggal kedaluwarsa.
  5. Kalau ingin membeli makanan import, usahakan produknya sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bisa dicermati dalam label kemasannya.
  6. Perhatikan zat kimia berbahaya dalam makanan tersebut (zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa). Beberapa contohnya adalah siklamat (pemanis buatan), sakarin (pemanis buatan), nitrosamin (aroma khas sosis, keju, kornet, ham, dan dendeng), MSG (penyedap rasa), rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas), formalin, serta boraks.
  7. Label nutrisi menjadi salah satu petunjuk apakah camilan itu sehat atau tidak.
  8. Hindari junk foodJunk food memang enak dan praktis, namun sangat berisiko bagi kesehatan anak.
  9. Camilan sehat. Hindari camilan yang tinggi gula, karbohidrat, garam, dan lemak. Berikan camilan yang kaya protein, vitamin, mineral dan serat. Pilih camilan sehat yang terbuat dari bahan biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran dan buah. Contohnya, puding buah, coktail buah, pie isi puding, pastel isi ayam,  kroket isi keju, sayuran, yogurt, dll.
  10. Beri contoh. Orang tua harus memberi contoh memilih camilan yang sehat kepada anak.

Nara Sumber: Dr. Jenni, M.Gizi, Sp.GK, dokter Spesialis Gizi  Klinik dari Rumah Sakit Grha Kedoya,

Komentar

  • (will not be published)

7 items

Total Purchase: Rp 1.730.000