Apa yang dimaksud dengan “kepadatan mineral tulang” (Bone Mineral Density)?
Tes Kepadatan Mineral Tulang (Bone Mineral Density) umumnya berkorelasi dengan kekuatan tulang dan digunakan untuk mendiagnosis osteoporosis. BMD diukur dengan tes x-ray absorptiometry energi ganda (disebut sebagai scan DXA). Dengan mengukur BMD, memungkinkan untuk memprediksi risiko patah tulang. Ini sama halnya dengan dengan mengukur tekanan darah untuk membantu memprediksi risiko stroke.
Penting untuk diingat bahwa tes BMD tidak dapat memprediksi dengan pasti kapan dimulainya proses patah tulang. Ini hanya dapat memprediksi risiko. Tes kepadatan tulang tidak sama dengan scan tulang, yang merupakan tes kedokteran yang digunakan untuk mendeteksi tumor, kanker, patah tulang, dan infeksi pada tulang.
Standar penilaian hasil tes BMD mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh WHO untuk osteoporosi (WHO Technical Report Series # 843, Jenewa 1994):
Hasil tes dinyatakan normal bila statistik BMD menunjukkan skor T antara 1 dan -1, dengan standar deviasi 1 dibanding rata-rata orang dewasa.
Massa tulang yang rendah (secara medis disebut osteopenia) bila nilai BMD yang lebih besar dari 1 deviasi standar tetapi kurang dari 2,5 standar deviasi terhadap rata-rata orang dewasa. Laporan ini menunjukkan skor T antara -1 dan -2,5, yang berarti meningkatkan risiko patah tulang tetapi tidak memenuhi kriteria untuk osteoporosis.
Osteoporosis: Sebuah nilai BMD 2,5 atau standar deviasi bawah lebih besar dari massa tulang puncak dewasa rata-rata muda. BMD dalam kisaran ini menandakan risiko patah tulang lebih tinggi daripada osteopenia. Laporan ini menunjukkan skor T -2,5 atau lebih rendah.
National Osteoporosis Foundation memperkirakan bahwa 10 juta orang di Amerika Serikat mengalami osteoporosis dan hampir 34 juta lebih memiliki osteopenia, yang menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk osteoporosis. Data penelitian dari Depkes Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang Indonesia rentan terkena penyakit osteoporosis.
Artikel terkait:
Sekilas Fakta Mengenai Osteoporosis
Osteoporosis
Penyebab Osteoporosis
Penyebab Fraktur Kompresi Tulang Belakang
Mengelola Osteoporosis dan Kesehatan Tulang
Sumber: WebMD