Apa Itu Endometriosis? (Bagian 2)

Apa Itu Endometriosis 2(Image source from: abc.net.au)

\r\n

Oleh: dr. Sutopo Widjaja, MS

\r\nArtikel Endometriosis bagian kedua, yang membahas membahas tentang cara diagnosis, komplikasi, pengelolaan dan pencegahan serta prognosis endometriosis. Sedangkan artikel bagian pertama dapat dibaca disini, membahas tentang: Apa itu endometriosis dan endometrium, proses terjadinya, faktor risiko, penyebab dan gejala endometriosis.\r\n\r\nNy. MM, 28 tahun, ibu rumah tangga, mengeluh nyeri perut dan pinggang saat haid. Nyeri juga terasa saat hubungan intim dan kadang disertai darah. Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 3-4 tahun yang lalu. MM sudah menikah 3 tahun, namun belum dikaruniakan anak. MM berobat ke Puskesmas, dokter menduga MM menderita endometriosis dan dirujuk ke RSUD untuk tindak lebih lanjut.\r\n

Apakah Komplikasi Endometriosis ?

\r\nKomplikasi endometriosis ialah :\r\n

    \r\n
  1. Terjadi peradangan dan perlengketan (adhesion) sehingga berdampak timbul penyumbatan saluran telur dan kerusakan ovarium dengan konsekuensi kemandulan.
  2. \r\n

  3. Endometriosis di ovarium juga berpotensi memicu terjadi kista di ovarium (endometrioma) yang kadang disertai perdarahan di dalam kista (chocolate cyst).
  4. \r\n

  5. Kanker ovarium, walaupun risikonya rendah.
  6. \r\n

\r\n

Ada Berapa Stadium Endometriosis ?

\r\nEndometrisos dibagi 4 stadium, namun keluhan tidak selalu berkaitan dengan stadium :\r\n

    \r\n
  1. Minimal. Hanya terdapat bercak endometrium di permukaan organ.
  2. \r\n

  3. Ringan. Kelainan di permukaan organ kurang dari 5 cm tanpa disertai perlengketan.
  4. \r\n

  5. Sedang. Kelainan meluas, ada perlengketan dan parut di tuba dan ovarium.
  6. \r\n

  7. Berat. Juga ditemukan endometrioma besar.
  8. \r\n

\r\n

Bagaimana Mendiagnosis Endometriosis ?

\r\nDiagnsosis endometriosis selain didasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, untuk memastikan diagnosis dokter akan menganjurkan pemeriksaan :\r\n

    \r\n
  1. Ultrasonografi.
  2. \r\n

  3. MRI.
  4. \r\n

  5. Laparoskopi dan biopsi : tindakan baku (gold standard) untuk memastikan endometriosis.
  6. \r\n

\r\n

Bagaimana Mengelola Endometriosis ?

\r\nEndometriosis tak dapat disembuhkan. Pengelolaannya bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan gejala, mengendalikan proses pertumbuhan endometriosis dan mengatasi masalah kemandulan. Adapun tindakan pengelolaan dapat berupa tindakan non operatif dan operatif.\r\n

    \r\n
  • Tindakan non operatif bertujuan untuk :\r\n
      \r\n
    • Menghilangkan keluhan nyeri dengan obat-obatan penghilang nyeri antara lain: ibuprofen dan lain-lain.
    • \r\n

    • Mengendalikan/memperlambat perkembangan kelainan dengan mengatur kadar hormon antara lain pil KB, Progestin dan GnRh analogs (Gonadotropin-Releasing hormone analogs).
    • \r\n

    \r\n

  • \r\n

  • Tindakan operatif dilakukan atas indikasi :\r\n
      \r\n
    • Bila dengan cara non operatif, keluhan tetap tak teratasi.
    • \r\n

    • Kasus keluhan berat.
    • \r\n

    • Mengatasi kemandulan.
    • \r\n

    \r\n

  • \r\n

\r\nJenis tindakan operatif tergantung apakah pasien masih ingin mempunyai anak dan dapat berupa :\r\n

    \r\n
  1. Bagi yang masih ingin mempunyai anak, maka dilakukan Operasi konservatif, untuk membuang endometrium abnormal dan memperbaiki saluran yang tersumbat.
  2. \r\n

  3. Bagi yang sudah tidak inigin mempunyai anak, maka dapat dilakukan Hysterektomi radikal dengan mengangkat endometrium abnormal, rahim, tuba dan ovarium.
  4. \r\n

\r\nTeknik operasi dapat dilakukan dengan cara laparoskopi atau operasi terbuka.\r\n

Bagaimana Mencegah Terjadi Endometriosis ?

\r\nBeberapa cara untuk pencegahannya yaitu:\r\n

    \r\n
  1. Upayakan cepat terjadi kehamilan.
  2. \r\n

  3. MemakaI Pil KB.
  4. \r\n

  5. Olahraga teratur.
  6. \r\n

\r\n

Bagaimana Prognosis Endometriosis ?

\r\nEndometriosis tak dapat disembuhkan total, namun gejala dapat dikendalikan dengan obat-obatan dan kemandulan sebagian besar dapat teratasi dengan tindakan operatif. Umumnya penyakit akan mereda setelah menopause. Angka kekambuhan dalam 5 tahun pasca operasi konservatif diperkirakan sekitar 20 – 40 %.

Komentar

  • (will not be published)